Tabel 2.5 Perbedaan Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob No. Sol Hidrofil
Sol Hidrofob 1.
Mendispersi mediumnya Tidak mendispersi mediumnya
2.
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar
Hanya stabil pada konsentrasi kecil
3.
Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
Mudah digumpalkan pada penambahan elektrolit
4.
Viskositas lebih besar daripada mediumnya
Viskositas hampir sama dengan mediumnya
5. Bersifat reversibel
Tidak reversibel
6.
Efek Tyndall lemah Efek Tyndall lebih jelas
g. Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan agregasi partikel larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam
bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium pendispersi. Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua
disebut cara dispersi.
1. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati molekul atau ion bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat
dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian
pelarut.
2. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi,
atau dengan loncatan bunga listrik cara busur Bredig.
B. Penelitian Relevan
Penelitian relevan yang berkaitan dengan penelitian ini diantaranya adalah: 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Bas dan Beyhan 2010, hlm. 335 dengan judul
“Effects of Multiple Intelliegences Supported Project Based Learning on Student’s Achievement Levels and Attitudes
Towards English Lesson” pada Juli 2010 terhadap 50 siswa kelas V
SD di Turki. Mereka menyebutkan bahwa hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu antara skor sikap
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Selain itu penelitian ini menemukan
bahwa pendekatan
kecerdasan ganda
multiple intelligences lebih efektif dalam perkembangan positif dari sikap
siswa. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa siswa yang dididik oleh kecerdasan ganda multiple intelligences didukung pembelajaran
berbasis proyek project based learning lebih sukses dan memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi daripada siswa yang dididik oleh
metode pembelajaran tradisional. 2.
Selain itu penelitian serupa didukung oleh Xie dan Lin 2009, hlm. 106 yang berjudul Research on Multiple Intelligences Teaching and
Assessment menunjukkan bahwa hasil evaluasi pada kelas yang menerapkan multiple intelligences lebih unggul dibandingkan
menggunakan pembelajaran tradisional dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan proyek-proyek desain.
3. Penelitian berikutnya “Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning pada Materi Larutan Asam dan Basa di Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Karanganyar Tahun Ajaran 20132014
”. Hasilnya adalah pembelajaran dengan model project based learning ditinjau dari
kualitas proses dan kognitif siswa mendapatkan hasil yang tinggi dibandingkan dengan metode belajar tradisional. Untuk itu dibutuhkan
kajian lebih lanjut mengenai efektifitas kecerdasan majemuk siswa jika diterapkan model project based learning Addiin, Redjeki Ariani,
2014, hlm. 7.