d Koloid Pelindung
Pada beberapa
proses, suatu
koloid harus
dipecahkan. Misalnya, koagulasi lateks. Dilain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat
distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus
partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
Contoh: 1
Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan kristal besar es atau gula.
2 Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan
suatu koloid pelindung. 3
Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloid pelindung.
e Dialisis
Pada pembuatan suatu koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kestabilan koloid tersebut.
Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem koloid
dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air
mengalir. Kantong
koloid terbuat
dari selaput
semipermiabel, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul
sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion- ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.
f. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid disebut koloid
liofilapabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara
zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan Yunani: lio = cairan, philia = suka. Sebaliknya, suatu koloid
disebut koloid liofobjika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak suka cairan Yunani: lio =
cairan, phobia = takut atau benci. Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-masing
disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob. Contoh:
1 Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan
gelatin. 2
Koloid hidrofob: sol belerang, sol FeOH
3
, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.
Koloid liofilhidrofil lebih mantap dan lebih kental daripada koloid
liofobhidrofob. Butir-butir
koloid liofilhidrofil
membungkus diri dengan cairanair mediumnya. Hal ini disebut solvatasihidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut
terhindar dari agregasi pengelompokan. Hal demikian tidak terjadi pada koloid liofobhidrofob. Koloid liofobhidrofob
mendapat kestabilan karena mengadsorpsi ion atau muatan listrik. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa muatan koloid menstabilkan
sistem koloid. Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan
sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut
dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk kembali sol hidrofil. Dengan perkataan lain, sol hidrofil bersifat reversibel.
Sebaliknya, sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi telah
dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali dengan air. Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob disimpulkan
sebagai berikut Utami, dkk. 2009, hlm. 229:
Tabel 2.5 Perbedaan Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob No. Sol Hidrofil
Sol Hidrofob 1.
Mendispersi mediumnya Tidak mendispersi mediumnya
2.
Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar
Hanya stabil pada konsentrasi kecil
3.
Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
Mudah digumpalkan pada penambahan elektrolit
4.
Viskositas lebih besar daripada mediumnya
Viskositas hampir sama dengan mediumnya
5. Bersifat reversibel