c. Hubungan Multiple Intelligences dengan Perkembangan Otak
Berdasarkan hukum perkembangan otak, diketahui bahwa “apabila otak diberi rangsangan melalui stimulus yang masuk melalui
panca indra maka otak itu akan terus bekerja dan sebaliknya apabila otak tidak dirangsang maka akan dimusnahkan. Berkaitan dengan hal
tersebut stimulasi otak dapat mengacu pada proses kerja otak, yaitu mengindra segala sesuatu yang ada di lingkungan melalui seluruh alat-
alat indra kemudian melalui serabut-serabut otak menjadi gelombang listrik dan disimpan dalam otak menjadi memori atau ingatan yang
kem udian dapat dimunculkan kembali” Sujiono Sujiono, 2010,
hlm. 50. Menurut Semiawan dalam Sujiono dan Sujiono, 2010, hlm. 50 berpendapat bahwa
“otak yang selalu diberi stimulus akan semakin memperbanyak dan memperkaya jaringan sel neuronnya dan
sebaliknya apabila tidak mendapat stimulus maka pertumbuhan otak akan berhenti sama sekali
”.Chatib 2011 mengungkapkan bahwa: “…Tiga hal penting yang disebutkan Gardner sangat berkaitan
dengan dunia pendidikan. Setiap area otak yang disebut “lobus of brain” ternyata punya komponen inti berupa potensi kepekaan yang
akan muncul dari setiap area otak apabila diberi stimulus yang tepat. Akibat adanya stimulus yang tepat, kepekaan inilah yang
akan menghasilkan kompetensi. Apabila kompetensi tersebut dilatih terus menerus dalam jenjang silabus yang tepat, dari
kompetensi akan muncul kondisi akhir terbaik seseorang. Kondisi
akhir terbaik inilah yang disebut kebanyakan orang”profesi”. Namun, jika stimulus yang diberikan tidak tepat, kompetensi
tersebut tidak akan muncul menonjol atau hanya biasa-biasa saja.
”hlm. 135. Berikut hubungan kompetensi dengan multiple intelligences yang
dipaparkan oleh Chatib 2011:
Tabel 2.1 Hubungan Kompetensi dan Stimulus dengan Multiple
Intelligences No. Kompetensi Inti
Kompetensi Kecerdasan
Area Otak
1. Kepekaan pada
bunyi, struktur, makna, fungsi,
Kemampuan membaca,
menulis, Linguistik
Lobus- temporal kiri
Lobus
kata, dan bahasa. berdiskusi, berargumentasi,
berdebat. frontal-
Bronca dan Wenicke
2. Kepekaan
memahami pola- pola logis atau
numerik dankemampuan
mengolah alur pemikiran yang
panjang. Kemampuan
berhitung, bernalar, dan
berpikir logis, memecahkan
masalah. Matematis-
Logis Lobus
frontal-kiri Pariental-
kanan
3. Kepekaan
merasakan dan membayangkan
dunia gambar dan ruang secara
akurat. Kemempuan
menggambar, memotret,
membuat patung,mendesain.
Visual- Spasial
Bagian- belakang-
hemisfer- kanan
4. Kepekaan
menciptakan dan mengapresiasi
irama, pola titi- nada, dan warna
nada, serta apresiasi bentuk-
bentuk ekspresi emosi musikal.
Kemampuan menciptakan lagu,
membentuk irama, mendengar nada
dari sumber bunyi atau alat-alat
musik. Musikal
Lobus- temporal-
kanan
5. Kepekaan
megkontrol gerak tubuh dan
kemahiran Kemampuan
gerak motorik dan keseimbangan.
Body- Kinestetis
Serebelum Basal
ganglia Motor
mengelola objek, respons, dan
refleks, korteks
6. Kepekaan
mencerna dan merespons secara
tepat suasana hati,
temperamen, motivasi, dan
keinginan orang lain.
Kemampuan bergaul dengan
orang lain, memimpin,
kepekaan sosial yang tinggi,
negosiasi, bekerja sama, punya
empati yang tinggi.
Interpersonal Lobus
frontal Lobus-
temporal Hemisfer-
kanan Sistem
limbik
7. Kepekaan
memahami perasaan sendiri
dan kemampuan membedakan
emosi, pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan
diri. Kemampuan
mengenali diri sendiri secara
mendalam, kemampuan
intuitif dan motivasi diri,
penyendiri, sensitif terhadap
nilai diri dan tujuan hidup.
Intrapersonal Lobus
frontal Lobus -
pariental Sistem
limbik
8. Kepekaan
membedakan spesies,
mengenali eksistensi spesies
lain, dan Kemampuan
meneliti gejala- gejala alam,
mengklasifikasi, identifikasi.
Naturalis Lobus-
pariental kiri
memetakan hubungan
antarbeberapa spesies.
Contoh: area otak lobus temporal kiri dan lobus depan terdapat kepekaan terhadap bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa.
Apabila pada area ini deberikan stimulus yang sesuai, akan muncul kompetensi membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat
yang baik. hlm. 136-137 Poin-poin kunci dalam multiple intelligences yang dikemukakan
oleh Armstrong 2003 adalah: a
Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan Teori kecerdasan majemuk bukanlah teori “teori jenis” untuk
menentukan satu kecerdasan yang sesuai.Teori ini adalah teori fungsi kognitif, yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki
kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut. Tentu saja, kedelapan kecerdasan tersebut berfungsi berbarengan dengan cara
yang berbeda-beda pada diri setiap orang.
b Orang pada umumnya dapat mengembangkan setiap kecerdasan
sampai pada tingkat penguasaan yang memadai Gardner berpendapat bahwa setiap orang sebenarnya memiliki
kemampuan mengembangkan kedelapan kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi yang memadai apabila ia memperoleh cukup
dukungan, pengayaan, dan pengajaran.
c Kecerdasan-kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara
yang kompleks Gardner menunjukkan bahwa setiap kecerdasan sebenarnya adalah
“rekaan”; yakni, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan selalu berinteraksi satu sama
lain. Contohnya, untuk memasak makanan, orang harus membaca resep linguistik, mungkin perlu membaginya menjadi setengah
resep matematis-logis, membuat menu yang dapat memuaskan seluruh anggota keluarga interpersonal, dan juga memenuhi
selera dirinya sendiri intrapersonal.
d Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori
Tidak ada rangkaian atribut standar yang harus dimiliki seseorang untuk dapat disebut cerdas dalam wilayah tertentu. Oleh karena itu,
orang mungkin saja tidak dapat membaca, tetapi memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi karena ia dapat menyampaikan
cerita yang memukau atau memiliki kosakata lisan yang luas. Teori kecerdasan majemuk menekankan keanekaragaman cara yang
menunjukkan bakat, baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun antarkecerdasan. hlm 16-18
2. Project Based Learning