Dunkin dan Biddle dalam Pintrich Schunk, 1996 berpendapat bahwa iklim kelas mengarah pada atmosfer dalam kelas yang memiliki karakteristik
sosial, psikologis dan emosional. Hal terpenting dari iklim kelas adalah hubungannya dengan motivasi yang bersumber dari gagasan bahwa mengajar
adalah kepemimpinan yang bertujuan untuk mempengaruhi tingkah laku kelas. Iklim kelas sering digambarkan dengan menggunakan istilah seperti ”kehangatan”,
”kedinginankekakuan”, ”permisif”, ”demokratis”, ”otoriter” atau ”berpusat pada siswa”. Jadi, iklim dalam kelas lebih banyak ditentukan oleh bentuk interaksi
antara guru dengan siswa yang berlangsung terus menerus dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas mengenai iklim kelas peneliti menyimpulkan bahwa persepsi iklim kelas adalah kemampuan seseorang untuk
menginterpretasikan kondisi psikologis yang tercermin dalam suatu lingkungan kelas pada proses belajar mengajar.
2.2.2 Dimensi-dimensi iklim kelas
Darkenwald dan Valentine dalam Fathaigh, 1997 mengembangkan skala untuk mengukur karakteristik psikososial lingkungan kelas yang disebut Adult Classroom
Environment Scale ACES. Mengemukakan ada tujuh dimensi dalam mengukur iklim kelas, sebagai berikut:
a. Afiliasi Affiliation Dimensi ini mencerminkan seberapa jauh derajat atau tingkat keintiman
hubungan antara individu. Hubungan yang dibangun mencakup kesenangan siswa dalam berinteraksi secara positif dengan siswa lainnya. Selain itu, dimensi ini pun
menjelaskan bahwa dukungan teman sebaya dan aktivitas belajar bersama sangat ditekankan oleh para pengajar sebagai unsur penting dalam proses pembelajaran
dan akan memunculkan anggapan para siswa bahwa aspek-aspek yang terdapat pada iklim kelas sebagai fitur pembelajaran mereka.
b. Dukungan dari guru teacher’s support
Dimensi ini mengukur seberapa jauh guru memberikan dukungan atau bantuan terhadap siswa, atau perhatian serta keterlibatan emosi guru dengan siswa.
Dukungan guru mencakup bantuan, mendorong semangat, penuh perhatian, dan sikap guru yang bersahabat terhadap siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Fathaigh bahwa dukungan dari guru ini merupakan dimensi yang merupakan unsur dominan dalam iklim pembelajaran di kelas.
c. Orientasi terhadap tugas task orientation Dimensi ini menekankan seberapa pentingnya penyelesaian aktivitas-
aktivitas yang telah direncanakan. Orientasi terhadap tugas mencakup bagaimana siswa dan guru secara bersama menjaga pemusatan terhadap tugas dan nilai suatu
prestasi. Dalam dimensi ini pun menjelaskan bahwa peran penting guru yang terampil dalam menjaga fokus kegiatan dan tujuan pembelajaran serta dapat
memfasilitasi diskusi di dalam kelas. d. Pencapaian tujuan pribadi personal goal attainment
Dimensi ini menekankan aktivitas-aktivitas kelas secara keseluruhan dan mencakup pada kejelasan dan pengorganisasian tugas-tugas. Sehingga pada
prinsipnya dimensi ini mengukur bagaimana sistem administratif suatu lingkungan kelas, dan bagaimana kondisi tersebut akan mempengaruhi iklim kelas yang ada.
e. Pengorganisasian dan kejelasan organization and clarity Dimensi ini mencakup sejauhmana pengorganisasian dan kejelasan
terhadap aturan dalam kelas. Dimensi ini menekankan pada unsur-unsur seperti persiapan tutor, penggambaran tujuan pembelajaran di kelas, organisasi kelas, arah
tujuan, dan urutan kegiatan belajar. Selain itu pula, akan memunculkan suatu aspek motivasi yang signifikan dalam proses pembelajaran, terutama karena program
yang di buat yaitu dirancang untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. f. Pengaruh yang diberikan siswa student influence
Dimensi ini mencakup bagaimana guru berpusat pada siswa dan melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan di dalam lingkungan kelas.
g. Keterlibatan involvement Dimensi ini menggambarkan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar dan
mencakup pada kepuasan siswa terhadap keadaan kelas sehingga dapat berpartisipasi aktif. Dalam dimensi keteribatan ini dibuktikan dengan partisipasi
siswa dalam diskusi di kelas, tingkat kesenangan peserta didik, sejauhmana peserta mengajukan pertanyaan ketika di dalam kelas, dan derajat kebosenan siswa di
kelas. selain itu, pentingnya secara aktif melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dan bila memungkinkan membuat iklim pembelajaran yang terbuka
dan partisipatif. Ketujuh dimensi ini tidak terpisahkan namun saling berinteraksi
merefleksikan iklim psikologis dalam lingkungan kelas sebagaimana yang dipersepsikan oleh siswa anak jalanan. Selanjutnya iklim psikologis yang ada
tersebut mempengaruhi motivasi individu, proses belajar atau kegiatan belajar
mengajar secara umum. Disamping itu, ketujuh dimensi di lingkungan kelas tersebut juga mencerminkan iklim emosi dan sosial suatu lingkungan.
2.2.3 Karakteristik lingkungan kelas