Sebaliknya menurut Church dan kawan-kawan 2001 persepsi yang baik terhadap pengajaran ini tidak berkaitan dengan orientasi tujuan performa karena
dalam orientasi tujuan performa yang dipentingkan adalah mendapatkan nilai yang baik dan performa yang lebih baik daripada orang lain, dan bukanlah penguasaan
dan keterlibatan yang mendalam terhadap materi. Persepsi yang positif terhadap pengajaran juga tidak berkaitan dengan orientasi penghindaran tugas, karena siswa
dengan orientasi ini tidak memperdulikan hal-hal yang terjadi di kelas, termasuk pengajaran yang diberikan guru.
Selanjutnya faktor evaluasi sangat menentukan perilaku belajar siswa, karena pandangan mengenai evaluasi yang diberikan oleh guru akan
mempengaruhi pendekatan belajar yang dipilih melalui tujuan yang diadopsi. Jika siswa menganggap evaluasi yang akan diberikan hanya menuntut pendekatan
belajar permukaan seperti soal-soal yang bersifat hafalan saja, hal ini akan mendorong pengadopsian orientasi tujuan performa, terutama performa
penghindaran. Sebaliknya jika siswa menganggap evaluasi yang akan diberikan menuntut pemahaman yang mendalam dan memerlukan pendekatan belajar
mendalam, hal ini akan mendorong pengadopsian orientasi tujuan penguasaan Church, Elliot Gable, 2001.
2.1.6 Macam-macam motivasi belajar
Motivasi dapat timbul dari dua faktor yaitu faktor dalam diri individu dan faktor luar diri individu, keduanya sangat berperan dalam berperilaku, faktor tersebut
lebih dikenal dengan faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik yaitu: 1. Motivasi instrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang
telah memiliki motivasi instrnsik dalam dirinya maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
Dalam aktivitas belajar, motivasi instrinsik sangat diperlukan terutama belajar sendiri. Seseorang tidak memiliki motivasi instrinsik sulit sekali melakukan ativitas
belajar terus menerus. Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin maju dalam belajar. Keinginan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran yang positif,
bahwa semua mata pelajaran yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan sangat berguna kini dan di masa yang akan datang. Selain itu, motivasi instrinsik muncul
berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial Djamarah, 2008.
Wigfield dan Eccle, Hennesey dan Amabile dalam Santrock, 2007 menyatakan bahwa motivasi instrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan
susuatu demi sesuatu itu sendiri tujuan itu sendiri. Misalnya, murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
Sumber motivasi instrinsik sendiri adalah berasal dari faktor-faktor internal atau personal, seperti minat interest, kebutuhan needs, kenikmatan enjoyment
dan rasa ingin tahu curiosity. Bila kita termotivasi secara instrinsik, kita tidak membutuhkan insentif atau hukuman, karena kegiatan itu sendiri. Woolfolk,
2009. 2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik
menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar resides in some
factors outside the learning situation. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya Djamarah, 2008.
Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Selain itu, motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi ekstrinsik
sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang tua. Baik motivasi ekstrinsik yang
positif maupun motivasi ekstrinsik yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik Djamarah, 2008.
Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain cara untuk mencapai tujuan. Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi
oleh ensentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik Santrock,
2004. Bukti terbaru mendukung pembentukan iklim kelas di mana murid bisa termotivasi secara instrinsik untuk belajar Stipek dalam Santrock, 2007
menyatakan bahwa hadiah yang mengandung informasi tentang kemampuan murid dapat meningkatkan motivasi instrinsik dengan cara meningkatkan perasaan bahwa
diri mereka kompeten. Namun, umpan balik negatif, seperti kritik yang mengandung informasi bahwa murid tidak pandai, dapat melemahkan motivasi
instrinsik terutama apabila murid meragukan kemampuan mereka untuk menjadi kompeten. Selain itu, Schunk dalam Santrock, 2007 menyatakan pula bahwa
ketika hadiah dikaitkan dengan kompetensi, maka hadiah bisa menaikan motivasi dan minat. Jika tidak, hadiah tidak akan menaikkan motivasi atau mungkin justru
melemahkan motivasi ketika hadiah tidak diberikan lagi.
Lepper, Greene dan Nisbettr dalam sebuah studinya menjelaskan bahwa murid yang sudah tertarik dengan seni dan tidak tahu akan ada imbalan atau hadiah
menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggambar ketimbang murid yang juga tertarik dengan seni tetapi tahu akan ada hadiah dalam Santrock, 2007
Individu dengan motivasi belajar ekstrinsik, tidak terlalu tertarik pada aktivitas itu sendiri, melainkan hanya peduli pada apa yang dapat diperoleh
imbalankeuntungan dari aktivitas itu. Individu termotivasi melakukan suatu aktivitas demi alasan tertentu, karena motivasi ekstrinsik ini bersumber pada
faktor-faktor eksternal, seperti imbalan atau pujian reward, tekanan sosial social pressure atau penghindaran diri dari hukuman punishment. Bila kita melakukan
sesuatu untuk mendapatkan nilai, menghindari hukuman, membuat guru senang, atau alasan lain yang hanya sedikit sekali hubungannya dengan tugas itu sendiri,
berarti kita mengalami motivasi ekstrinsik. Woolfolk, 2009.
2.1.7 Bentuk-bentuk Pemberian Motivasi Belajar