Secara rinci, dasar informasi bagi persetujuan kedua belah pihak, dalam hal ini peneliti dan partisipan, adalah sebagai berikut :
a. Jujur dalam menjelaskan judul penelitian, tujuan penelitian, dan
manfaat penelitian yang sedang dilaksanakan. b.
Mendeskripsikan proses penelitian dari awal hingga akhir, bagaimana setting penelitian yang akan dilakukan, dan risiko-risiko
yang mungkin akan terjadi. c.
Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk bertanya mengenai prosedur yang telah dijelaskan.
d. Memberikan kesempatan kepada partisipan untuk berpikir apakah
akan ikut serta dalam penelitian yang dilakukan atau tidak. e.
Tidak melakukan pemaksaan, tekanan atau ancaman kepada partisipan dalam waktu sebelum, saat, dan setelah penelitian
berlangsung. 2.
Confidentiality Peneliti wajib merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkan.
Kerahasiaan ini bukan tanpa alasan. Seringkali partisipan menghendaki agar dirinya tidak diekspos kepada publik. Oleh karena itu, peneliti
akan menulis jawaban tanpa nama partisipan yang bersangkutan dan tidak akan menyebutkan identitas partisipan. Apabila dalam
perjalanannya peneliti memerlukan data pribadi partisipan, maka peneliti harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada partisipan
yang bersangkutan. 3.
Veracity
Penelitian yang dilakukan hendaknya dijelaskan secara rinci mengenai, manfaat, risiko, dan apa yang akan didapatkan oleh partisipan yang
terlibat dalam penelitian tersebut. Hal ini dilakukan karena partisipan berhak untuk mengetahui segala informasi mengenai penelitian yang
sedang dilakukan. 4.
Justice Dalam hal ini peneliti harus memperlakukan semua partisipan
penelitian dan semua pihak yang terlibat dalam penelitian dengan adil tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan.
44
BAB 4 HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Partisipan
Partisipan 1 P1 44 tahun, memiliki 3 orang anak, Islam, Sunda, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai pegawai rumah sakit, suami wiraswasta,
pendidikan terakhir suami SMA. Partisipan 2 P2 43 tahun, memiliki 1 orang anak, Islam, Jawa, pendidikan
terakhir S1, bekerja sebagai guru TK dan guru les privat SD, suami pegawai swasta, pendidikan terakhir suami SMA.
Partisipan 3 P3 43 tahun, memiliki 3 orang anak, Kristen Protestan, Batak, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai ibu rumah tangga, suami
wiraswasta, pendidikan terakhir suami S1. Partisipan 4 P4 47 tahun, memiliki 4 orang anak, Islam, Betawi,
pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai guru ngaji TPA dan juga seorang kader, suami pegawai swasta, pendidikan terakhir suami SMA.
Partisipan 5 P5 29 tahun, memiliki 1 orang anak, Kristen Protestan, Chinese, pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai ibu rumah tangga,
suami pegawai swasta, pendidikan terakhir suami S1. Partisipan 6 P6 49 tahun, memiliki 3 orang anak, Islam, Betawi,
pendidikan terakhir SMA, bekerja sebagai guru les piano, suami wiraswasta, pendidikan terakhir suami SMA.
B. Hasil Analisis Tematik
Hasil analisis tematik ini menjelaskan tujuh tema yang ditemukan pada penelitian ini. Tema-tema tersebut adalah sebagai berikut : 1Persepsi
perempuan usia reproduktif mengenai Pap smear; 2Persepsi perempuan usia reproduktif mengenai kanker serviks; 3Sumber informasi yang
didapatkan perempuan usia reproduktif mengenai Pap smear; 4Hambatan perempuan usia reproduktif untuk melakukan Pap smear; 5Pendukung
perempuan usia reproduktif dalam melakukan Pap smear, 6Perasaan perempuan usia reproduktif ketika Pap smear; dan 7Harapan perempuan
terhadap pelayanan Pap smear.
Tema 1. Persepsi Perempuan Usia Reproduktif Mengenai Pap Smear
Persepsi yang dimiliki oleh perempuan usia reproduktif mengenai Pap smear meliputi usia tua tidak perlu Pap smear, jadi sakit ketika tidak Pap
smear, lingkungan sekitar masih awan dan tidak mengerti mengenai kesehatan.
a. Usia tua tidak perlu Pap smear
Partisipan yang berusia 29 tahun, memiliki 1 orang anak, pendidikan terakhir SMA, dan bekerja sebagai ibu rumah tangga menganggap
bahwa semakin tua usia seseorang, maka tidak perlu melakukan pemeriksaan Pap smear. Berikut ungkapannya:
“...ah enggak. Ibu mah udah tua, 65 tahun...” P5 b.
Jadi sakit ketika tidak Pap smear