Tanda dan Gejala Kanker Serviks

dan pengikatan ini mengganggu hubungan anatara PRB Dan faktor transkripsi seluler E2F-1 yang mana akan mengakibatkan pembebasan E2F-1, yang memungkinkan transkripsi gen yang produknya dibutuhkan agar sel dapat memasuki fase S dari siklus sel. Produk gen E7 dapat berikatan dengan protein seluler mitotik interaktif lainnya seperti cyclin E. Hasilnya adalah stimulasi seluler sintesis DNA dan proliferasi sel. Protein E7 dari tipe HPV risiko rendah mengikat PRB dengan penurunan afinitas. Selanjutnya, produk gen E5 menginduksi peningkatan aktifitas protein kinase mitogen yang telah teraktivasi, sehingga meningkatkan respon seluler terhadap faktor pertumbuhan dan diferensiasi. Hal ini menyebabkan proliferasi terus menerus dan menunda diferensiasi pada sel inang. Inaktifasi protein p53 dan PRB dapat menimbulkan tingkat proliferasi meningkat dan ketidakstabilan genomik. Akibatnya, didalam sel inang semakin banyak terakumulasi kerusakan DNA yang tidak bisa diperbaiki, menyebabkan sel-sel kanker berubah. Selain efek onkogen diaktifkan dan ketidakstabilan kromosom, mekanisme potensial berkontribusi terhadap transformasi termasuk metilasi dari virus dan DNA seluler, aktivasi telomerase, dan faktor hormonal dan imunogenetik. 2. Riwayat alami kanker serviks Patogenesis kanker serviks dimulai dengan infeksi HPV dari epitel serviks selama hubungan seksual. Riwayat alami kanker serviks adalah proses penyakit yang berkesinambungan berkembang secara bertahap dari neoplasia intraepitel serviks CIN ringan ke derajat yang lebih parah dari neoplasia CIN 2 dan CIN 3 dan akhirnya menjadi kanker invasif. Perkembangan lesi tingkat tinggi CIN 2 atau 3 dan kanker invasif biasanya berhubungan dengan konversi genom virus dari bentuk episom menjadi bentuk yang terintegrasi, berasam dengan inaktivasi atau penghapusan daerah E2 dan ekspresi produk gen E6 atau E7. Beberapa peneliti telah membandingkan tipe HPV dengan derajat berbeda dari CIN dan telah mengambil kesimpulan bahwa CIN I dan CIN 2 atau CIN 3 adalah proses yang berbeda, dengan mengindikasikan CIN I adalah terbatas pada infeksi HPV yang ditularkan melalui seksual dan CIN 2 atau CIN 3 menjadi satu- satunya prekursor kanker serviks. Perkembangan kanker umumnya terjadi selama periode 10 sampai 20 tahun. Beberapa lesi menjadi kanker lebih cepat, kadang-kadang dalam waktu dua tahun.

6. Stadium Kanker Serviks

Stadium adalah derajat keparahan penyakit didalam tubuh. Dokter menggunakan stadium untuk menilai risiko dan prognosis dengan sejauh mana karakteristik spesifik dari kanker pasien dan untuk menentukan bagaimana pengobatan yang tepat. Penilaian dilakukan dua kali, pertama sebelum pengobatan, menggunakan pemeriksaan pencitraan medis dan klinis, sehingga dapat menentukan pengobatan terbaik, yang kedua, jika pengobatan dengan cara pembedahan pengangkatan jaringan, maka diperlukan penilaian untuk memverifikasi keberhasilan pembedahan Gomez Santos, 2007. Sistem yang umumnya digunakan untuk pembagian stadium kanker serviks adalah sistem yang diperkenalkan oleh International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO. Pada sistem ini, angka romawi O sampai IV menggambarkan stadium kanker Subagja, 2014. Penyakit pra kanker, setiap tahap kanker utama dari I sampai IV, dan subdivisi dari setiap stadium dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.1 Stadium Kanker Serviks menurut FIGO 2000 Stadium Definisi Stadium O Ini adalah stadium penyakit pra kanker, yaitu lesi kecil terbatas pada lapisan superficial epitel dari leher rahim yang menyerupai kulit. Lesi tersebut juga disebut karsinoma in situ atau neoplasia intraepitel serviks CIN. CIN grade 1 sampai 3 dibedakan dari apakah lesi terbatas pada lapisan basal dari epitel permukaan serviks CIN1, mencapai ke dalam lapisan tengah CIN2 atau meluas ke lapisan di atasnya CIN3. Stadium I Merupakan tahap pertama dari kanker invasif, bahkan ketika belum terlihat makroskopik tetapi terbukti dengan pemeriksaan laboratorium biopsi mikroskopik yang terlihat bahwa sel kanker tumbuh hingga stroma, yaitu jaringan dibawah lapisan superfisial serviks. Pelebaran lesi tidak melampaui serviks, yaitu tidak melibatkan vagina atau parametria. Tergantung pada dimensi lesi dan visibilitas makroskopik yaitu visibilitas setelah pemeriksan dengan mata telanjang, salah satu hal yang membedakan dengan sub stadium yang lain. Stadium IA Kanker invasif mikroskopik yang mana tidak terlihat makroskopik dan telah tumbuh kurang dari 5 mm ke dalam stroma dan lebarnya kurang dari 7 mm. Stadium IA1 Invasi stroma yang kedalamannya kurang dari 3 mm dan penyebaran lateral kurang dari 7 mm. Stadium IA2 Invasi stroma dengan kedalaman antara 3 sampai 5 dan penyebaran

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

4 70 88

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Gedung Johor

0 68 75

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear Di Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013

0 9 79

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG IVA DAN PAP-SMEAR Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesm

0 2 18

SKRIPSI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta.

0 6 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta.

0 2 8

PEMERIKSAAN PAP SMEAR SEBAGAI UPAYA UNTUK DETEKSI DINI KANKER RAHIM.

0 0 11

Interpretasi Pap Smear Sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks Di Rumah Sakit Immanuel Tahun 2009.

0 0 16

2017 02 16 KR CARA UTAMA CEGAH KANKER SERVIKS DETEKSI DINI DENGAN PAP SMEAR

0 0 1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 21 - 60 TAHUN TERHADAP UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR DI DUSUN KARANG TENGAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA

0 0 11