Pencegahan Kanker Serviks Kanker Serviks

d. Hindari merokok Tidak merokok dapat mengurangi kemungkinan terkena kanker serviks. Orang yang merokok kurang mampu untuk menyingkirkan infeksi HPV dari tubuh yang dapat berkembang menjadi kanker Subagja, 2014.

C. Papanicolaou Smear atau Pap Smear

1. Definisi Pap Smear

Pap smear atau Papanicolaou smear adalah mengambil atau mengelupas sel di endoserviks dan portio untuk mendeteksi adanya lesi preinvasif serta lesi invasif Watson et. al, 2012. Pap smear merupakan skrining kanker serviks. Sel serviks dikerok dari serviks, kamudian di poles di slide dan dianalisis menggunakan mikroskop untuk mendeteksi perubahan prakanker atau kanker pada serviks Jhpiego, 2005. Pap smear dapat mendeteksi adanya sel abnormal sebelum menjadi lesi prakanker atau kanker serviks sedini mungkin, terutama pada wanita yang telah aktif secara seksual ataupun yang telah divaksinasi. Dasarnya tes Pap smear ini mengambil sediaan dari epitel permukaan serviks yang mengelupas atau eksfoliasi dimana epitel permukaan serviks selalu mengalami regenerasi dan digantikan oleh lapisan epitel di bwahnya. Epitel yang eksfoliasi ini merupakan gambaran keadaan epitel dibawahnya. Sediaan ini kemudian diwarnai secara khusus dan dilihat di bawah mikroskop untuk diinterpretasi lebih lanjut dan dibedakan derajat lesi kankernya Sarjidi, 2010. Pemeriksaan Pap smear merupakan pemeriksaan tersimpel untuk mendeteksi kanker serviks secara dini. Pap smear juga merupakan pemeriksaan termurah dan paling banyak digunakan Soemardji, Wagey, Laihad, 2012. Pap smear pertama kali diperkenalkan oleh Dr. George Nicholas Papanicolaou pada tahun 1940-an Shepard, 2011. Adanya pengenalan skrining secara rutin dengan Pap smear membuat angka kejadian dan kematian untuk kanker serviks telah menurun 70-80 dan 90, masing-masing, di sebagian besar negara berkembang Soemardji, Wagey, Laihad, 2012. Masih banyak kendala membuat program skrining dengan menggunakan metode dasar Pap smear di negara-negara berkembang seperti Indonesia, terutama keterbatasan dari ahli patologi yang sangat penting untuk melakukan diagnosis Nuranna, et al., 2012. Hanya ada 292 patolog data dari IAPI 2010 di Indonesia yang harus melayani penduduk Indonesia yang berjumlah 237 juta orang Badan Pusat Statistik BPS, 2010. Panduan terbaru menganjurkan perempuan dengan usia 21 sampai 29 tahun untuk melakukan skrining setiap 2 tahun dan bukan setiap tahun, yaitu dengan menggunakan uji Pap smear standar atau sitologi berbasis cairan. Perempuan berusia 30 tahun atau lebih yang melakukan uji sitologi servikal tiga kali berturut-turut dengan hasil negatif dan tidak mempunyai riwayat neoplasia intraepitel serviks dua atau tiga ataupun kanker, tidak terinfeksi HIV atau mempunyai gangguan imunologik, serta tidak terpapar oleh DES in utero, maka mereka dapat memperpanjang pemeriksaan sitologi servikalnya setiap tiga tahun American College of Obstetricians and Gynecologist ACOG, 2009.

2. Manfaat Pap Smear

Pemeriksaan Pap smear berguna sebagai pemeriksaan skrining dan pelacak adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih mudah dan murah Hillegas dalam Octavia, 2009. Manuaba dalam Octavia 2009 menyebutkan manfaat Pap smear dapat dijabarkan secara rinci sebagai berikut : a. Diagnosis dini keganasan Pap smear berguna dalam mendeteksi kanker serviks, kanker korpus endometrium, keganasan tuba Falopii, dan mungkin keganasan ovarium. b. Perawatan kolaborasi dari keganasan Pap smear berguna sebagai perawatan kolaborasi setelah operasi dan setelah mendapatkan kemoterapi dan radiasi. c. Interpretasi hormonal wanita Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas kehamilan, dan menentukan kemungkinan keguguran pada usia kehamilan awal. d. Menentukan proses peradangan Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan pada berbagai infeksi bakteri atau jamur. Tes Pap smear memiliki tingkat sensitivitas 90 apabila dilakukan setiap tahun, 87 jika dilakukan setiap dua tahun, 78 setiap tiga tahun, dan 68 jika dilakukan setiap lima tahun Sarjidi, 2010.

3. Prosedur Pap smear

Hawkins, Roberto-Nicols Stanley-Haney 2012 menyatakan bahwa prosedur untuk melakukan Pap smear adalah sebagai berikut : a. Sebelum melakukan Pap smear, sebelumnya harus dilakukan pemeriksaan bimanual pelvis menggunakan spekulum yang tidak mengandung pelumas. Spekulum dapat dihangatkan dengan menggunakan air hangat. b. Lakukan palpasi pada vagina dan serviks untuk mencari lokasi serviks dan mengidentifikasi posisi dari tulang. c. Serviks dan vagina harus terlihat seluruhnya ketika melakukan smear untuk dapat melihat seluruh percabangan skuamokolumnar. d. Jika terdapat pengeluaran vagina yang banyak, maka harus dibersihkan dengan sekali usap untuk memperoleh smear. Tidak boleh terdapat darah sedikit pun pada sampel sitologi. e. Pengelupasan sel dilakukan pada zona transformasi serviks, kemudian diletakkan langsung pada slide kaca, ditutup, di beri label identitas pasien, dan dikirim ke laboratorium.

D. Perempuan Usia Reproduktif

Menurut WHO 2013 perempuan usia reproduktif adalah perempuan yang berusia 15 sampai 49 tahun. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN 2014 menyebutkan bahwa perempuan usia reproduktif atau wanita usia subur WUS adalah perempuan yang berumur 15 sampai 49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan dan Tradisi Wanita Usia Subur (WUS) terhadap Pemeriksaan Pap Smear dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

4 70 88

Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita tentang Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Pap Smear di Kelurahan Gedung Johor

0 68 75

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Serviks dengan Perilaku Ibu dalam Melakukan Tes Pap Smear Di Kelurahan Tugu Utara Pada Tahun 2013

0 9 79

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG IVA DAN PAP-SMEAR Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesm

0 2 18

SKRIPSI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta.

0 6 15

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesmas Manahan Kota Surakarta.

0 2 8

PEMERIKSAAN PAP SMEAR SEBAGAI UPAYA UNTUK DETEKSI DINI KANKER RAHIM.

0 0 11

Interpretasi Pap Smear Sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks Di Rumah Sakit Immanuel Tahun 2009.

0 0 16

2017 02 16 KR CARA UTAMA CEGAH KANKER SERVIKS DETEKSI DINI DENGAN PAP SMEAR

0 0 1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU USIA 21 - 60 TAHUN TERHADAP UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE PAP SMEAR DI DUSUN KARANG TENGAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA

0 0 11