Hambatan-hambatan Yang dihadapi Serta Solusinya

2. Metode dakwah berdasarkan bentuk-bentuk aktivitasnya terdiri dari tiga metode, yaitu metode dakwah bil Lisan, bil Hal, dan bil Qolam. a. Metode Dakwah bil Lisan KH. Mahrus Amin menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, metode halaqoh atau membaca Al- Qur’an bersama. b. Metode Dakwah bil Hal KH. Mahrus Amin mengaplikasikannya dalam berbagai bidang diantaranya adalah : bidang keagamaan dan pendidikan, bidang layanan sosial kemasyarakatan. c. Metode Dakwah bil Qalam KH. Mahrus Amin menggunakan media tulisan seperti menulis buku agar bermanfaat untuk orang banyak. 3. Hambatan-hambatan yang dialami KH. Mahrus Amin diantaranya: Tingkat pemahaman mad’u yang berbeda-beda. Dalam menyampaikan dakwahnya beliau mengalami komunikasi yang kurang terjalin dengan baik. Biasanya sering kali ditemui mad’u yang tidak memperhatikan atau tidak menyimak. Biasanya seorang mad’u sulit untuk mengerti atau menyimpulkan seluruh isi m ateri pembicaraan seorang da’i sulit untuk mengetahui pemahaman audiens terhadap materi yang disampaikan. Untuk menangani hal itu KH. Mahrus Amin mempunyai solusi diantaranya : Penyampaian materi disampaikan dengan baik, audiens mad’u akan dapat mempelajari kandungan serta menghayati materi yang telah diceramahkan. Mensiasati isi pesan yang disampaikan beliau dengan Cerita-cerita inspiratif yang pas sehingga madu tidak merasa bosan. Untuk mad’u yang kurang memahami biasanya dibuka tanya jawab. Menjelaskan isi materi yang kurang dipahami dengan cara mempraktekkan materi yang d isampaikan sehingga mad’u merasa jelas. Penyampaian materi dibawakan dengan gaya bahasa yang sopan, santun, dan lemah lembut.

A. Saran

Peneliti mengemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan metode dakde dakwah KH. Mahrus Amin, diantarnya : 1. Terus semangat dalam berdakwah untuk kemajuan umat dan bangsa. beliau adalah da’i sekaligus pendidik yang kredibilitasnya sudah tidak diragukan lagi dalam dunia dakwah. 2. Sosok KH. Mahrus Amin yang merupakan uswah keluarga dan santri, maka lebih baik jika kesibukan beliau di luar pesantren dikurangi dan fokusnya mengurus untuk kemajuan para santri di Pondok Pesantren Darunnajah. 3. Di umur KH. Mahrus Amin yang sudah tidak muda lagi, agar menjaga kondisi dan kesehatan. Agar bisa terus mendidik santri-santri di Darunnajah. 4. Terus berjuang untuk memajukan umat dan Kader umat islam dan juga konsep-konsep dan program-program yang belum terlaksana oleh KH. Mahrus Amin agar secepatnya diwujudkan, hal ini demi kemajuan dakwah yang beliau bangun. 78 DAFTAR PUSTAKA Amin, Samsul Munir, Rekontruksi Dakwah Islam, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008. Amin, Mahrus, Dakwah Melalui Pondok Pesantren, Jakarta: Grup Dana Jakarta, 2008. Aziz, Moh Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta : Prenada Media 2004. Al-Fatah, Muhammad Abu Al-Bayanuni, Ilmu Dakwah Prinsip Dan Kode Etik, Jakarta : Akademika Presindo, 2010. Ardani, Moh, Memahami Permasalahan Fiqh Dakwah, Jakarta: PT. Mitra Cahaya Utama, 2006. Arif, Burhan, Pengantar Metode Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional, 1992. Bahtiar, Wardi, Metedologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997. Bahri, Fathul An-Nabiry, Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da’i, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008. Hasanuddin, Manajemen Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press, 1996. Hasanuddin, Hukum Dakwah, Tinjauan Aspek Hukum dan Berdakwah di Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Hafidhuddin, Didin, Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Hamka, TafsirAl-Azhar, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983. Husain, Fadhullah Muhammad, Methologi Dakwah Al- Qur’an, Jakarta: Penerbit Lentera, 1997. Husein, As-segaf, Pembangunan dan DakwahBil-Haal, Jakarta: Mimbar Ulama, 1991. Islahi, Amir Ihsab, Serba-serbi Dakwah, Bandung: Pustaka, 1989.