Gambaran Wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat

60

BAB V HASIL

5.1 Gambaran Wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 pulau besar dan kecil dengan sekitar 6.000 pulau dari jumlah tersebut tidak berpenghuni. Lima pulau besar di Indonesia adalah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Berdasarkan GBHN 1993, wilayah Indonesia dibagi menjadi dua kawasan pembangunan yaitu Wilayah Indonesia Timur yang terdiri dari Sulawesi, Maluku, IrianPapua, Nusa tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dan Wilayah Indonesia Barat yang terdiri dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Pembangunan dikawasan barat Indonesia jauh lebih maju dibandingkan di kawasan timur Indonesia. Hal ini disebabkan konfigurasi geografis wilayah kawasan timur Indonesia yang menjadi salah satu faktor pembatas pelaksanaan pembangunan. Perbedaan kemajuan pembangunan antara Indonesia Timur dan Barat selain terjadi dalam bidang pembangunan fisik dan ekonomi, juga terjadi dalam pembangunan kualitas sumber daya manusia yang dapat diketahui dari adanya perbedaan tingkat pencapaian MDGs. Berdasarkan penelitian Priatmodjo 2011, didapatkan bahwa pencapaian MDGs dikawasan barat Indonesia lebih baik dibandingkan kawasan timur Indonesia. Sebagian besar provinsi dikawasan barat Indonesia memiliki pencapaian MDGs yang tergolong dalam klasifikasi sedang dan tidak ada satupun yang memiliki pencapaian MDGs rendah. Sedangkan sebagian besar provinsi dikawasan timur Indonesia memiliki pencapaian MDGs rendah. Penduduk Indonesia dapat dibagi secara garis besar dalam dua kelompok. Di bagian barat Indonesia penduduknya kebanyakan adalah suku Melayu, sementara di timur adalah suku papua yang mempunyai akar di kepulauan Melanesia. Banyak penduduk Indonesia yang menyatakan dirinya sebagai bagian dari kelompok suku yang lebih spesifik, yang dibagi menurut bahasa dan asal daerah, misalnya Jawa, Sunda atau Batak.

5.2 Analisis Univariat

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Energi pada Ibu Hamil di Indonesia Tahun 2010 (Analisis Data Riskesdas Tahun 2010)

0 7 95

Gambaran Faktor-Faktor Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2010 (Analisis Data Sekunder Riskesdas 2010)

19 95 155

DETERMINAN STUNTING ANAK BADUTA: ANALISIS DATA RISKESDAS 2010

0 12 49

ANALISIS PERMINTAAN DAN EFISIENSI ENERGI LISTRIK DI INDONESIA TAHUN 1990- 2010 ANALISIS PERMINTAAN DAN EFISIENSI ENERGI LISTRIK DI INDONESIA TAHUN 1990-2010.

0 3 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Ka

0 4 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolal

0 2 17

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH TIMUR INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010)

0 0 9

PERKAWINAN DINI DAN DAMPAK STATUS GIZI PADA ANAK (ANALISIS DATA RISKESDAS 2010)

0 0 11

DETERMINAN STATUS GIZI PENDEK ANAK BALITA DENGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI INDONESIA (ANALISIS DATA RISKESDAS 2007-2010)

0 0 11

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL DEMOGRAFI DAN KEGEMUKAN PADA PENDUDUK DEWASA DI INDONESIA TAHUN 2007 DAN 2010 (ANALISIS DATA RISKESDAS 2007 DAN 2010)

0 0 12