13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asupan Energi dan Protein
Makanan adalah hal yang terpenting dalam kehidupan terutama untuk pertumbuhan. Tanpa asupan makanan dan nutrisi yang cukup, suatu organisme
tidak bisa tumbuh dan berkembang secara normal Robert, 1999 dalam Lupiana, 2010.
Makronutrien atau yang disebut sebagai zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak adalah jenis zat gizi yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan anak. Energi diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, utilisasi bahan makanan, dan aktivitas. Kebutuhan energi di suplai terutama oleh karbohidrat
dan lemak. Walaupun protein dalam diet dapat memberikan energi untuk keperluan tersebut, fungsi utamanya yaitu untuk menyediakan asam amino bagi sintesa protein
sel, dan hormone maupun enzim untuk mengatur metabolisme Pudjiadi, 2005. Tingkat kesehatan biasanya dipengaruhi oleh asupan makanan yang masuk ke
dalam tubuh seseorang, jika asupan gizi yang masuk dalam komposisi yang baik maka gizi seseorang juga akan baik. Namun jika yang terjadi adalah yang
sebaliknya maka tubuh akan kekurangan zat gizi atau biasa disebut malnutrition. Masalah tersebut disebabkan oleh kekurangan atau ketidakseimbangan antara energi
dan protein yang masuk dalam tubuh Notoatmodjo, 1996. Kebutuhan nutrient tertinggi per kg berat badan dalam sikulus daur kehidupan
adalah pada masa bayi dimana kecepatan tertinggi dalam pertumbuhan dan metabolism terjadi pada masa ini Kusharisupeni, 2007. Seorang anak yang sehat
dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetic yang dimilikinya. Akan tetapi asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan akan mempengaruhi
pertumbuhan anak. Kekurangan asupan makanan akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari standar khomsan,2004.
Asupan makanan terkait dengan ketersediaan pangan namun tidak berarti jika tersedia pangan kemudian akan secara pasti setiap orang akan tercukupi konsumsi
makanan yang dikonsumsinya. Apabila anak balita asupan makanannya tidak cukup maka daya tahan tubuhnya akan menurun sehingga akan mengalami kurang gizi dan
mudah terserang penyakit infeksi, maka anak akan kehilangan nafsu makan sehingga intake makanan menjadi kurang. Dua hal inilah yang menjadi penyebab
gizi kurang. Selama masa pertumbuhan anak balita memerlukan asupan energi dan protein. Protein diperlukan oleh anak balita untuk pemeliharaan jaringan, perubahan
komposisi tubuh dan pertumbuhan jaringan baru Robberts,et,al. 2000 dalam nuraeni, 2008. Menurut Arisman 2004, jika asupan protein kurang pada balita
maka dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan jaringan dan organ, berat badan dan tinggi badan, serta lingkar kepala. Dan menurut Unicef 1998, anak yang tidak
cukup menerima asupan makan maka daya tahan tubuh imunitas melemah, sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang.
Balita dikatakan kekurangan asupan zat gizi energi dan protein apabila tingkat konsumsi energi ≤ 70 AKG dan protein ≤ 80 AKG Depkes, 2005.
Kecukupan energi dan protein untuk balita perorang perhari menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata Yang DianjurkanPer Orang Per Hari
Golongan umur Energi Kkal
Protein gr
12-47 bulan 1000
25 48-60 bulan
1550 39
Sumber : Depkes RI, 2005
Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan,
pengaturan suhu, kegiatan fisik. Setiap orang membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup guna menunjang proses pertumbuhan dan melakukan
aktivitas harian. Energi yang masuk melalui makanan harus seimbang dengan kebutuhannya, bila hal tersebut tidak tercapai akan terjadi pergeseran keseimbangan
kearah negative atau positif. Keadaan berat badan seseorang dapat digunakan sebagai satu petunjuk apakah seseorang dalam keadaan seimbang, kelebihan atau
kekurangan energi Sayogo, 2006. Sedangkan protein merupakan bagian dari semua sel-sel hidup, seperlima dari
berat tubuh orang dewasa merupakan protein Yuniastuti, 2008. Protein sebagai pembentuk energi, angka energi yang diperoleh akan tergantung dari macam jumlah
bahan makanan nabati dan hewani yang dikonsumsi manusia setiap harinya. Protein dalam tubuh berfungsi untuk menyediakan energi apabila kebutuhan energi tidak
tercukupi dari konsumsi karbohidrat dan lemak Martaliza, 2010. Energi yang diperlukan tubuh hendaknya 10-15 didapat dari protein. Bahan makanan hewani
merupakan sumber protein yang baik dalam jumlah maupun mutu seperti: telur,
susu, daging, unggas, ikan dan kerang. Sumber nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan lain Almatsier, 2002.
Menurut Depkes RI 2002, kekurangan energi dan protein pada masa anak- anak akan berdampak secara langsung terhadap gangguan pertumbuhan,
perkembangan dan produktifitas. Proses pertumbuhan yang terganggu tersebut akibat dari penggunaan protein tubuh sebagai sumber energi bukan pada fungsi
sebagai sumber zat pembangun. Menurut Sediaoetama 1996. Konsumsi energi dan protein lebih banyak
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam
bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas
dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Berdasarkan hasil Penelitian Riyadi,dkk 2011 di wilayah Nusa Tenggara
Timur, pada pembuatan makanan untuk anak-anak, ibu cenderung memberikan nasi jagung tanpa lauk pauk. Hal ini akan menyebabkan anak-anak kekurangan
konsumsi protein dengan mutu baik karena konsumsi protein hanya bertumpu pada protein nabati beras yang kekurangan asam amino lysine.
2.2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Asupan Energi dan Protein pada Balita.