Makanan dan Gizi pada Saat Darurat

2.3. Makanan dan Gizi pada Saat Darurat

Upaya penanganan gizi dalam situasi rangkaian kegiatan dimulai sejak sebelum terjadi bencana yang dilakukan melalui pembekalan tentang penanganan gizi dalam situasi darurat kepada tenaga gizi Depkes,2010. Kekurangan makanan pada kondisi pasca bencana umumnya terjadi akibat dua sebab. Pertama adalah kerusakan persediaan makanan di daerah yang tertimpa bencana, disertai dengan kehilangan persediaan makanan pribadi sehingga menggurangi ketersediaan atau keterjangkauan makanan secara langsung. Kedua adalah sistim distribusi yang tidak teratur, ikut berperan dalam kekurangan makanan walau sebenarnya kelangkaan total tidak benar benar terjadi. Setelah gempa bumi, kasus kekurangan makanan jarang mencapai tingkatan yang cukup parah yang dapat mengakibatkan malnutrisi. Meluapnya sungai dan gelombang pasang luar biasa yang menyebabkan banjir di pesisir pantai dapat mempengaruhi persediaan makanan dan merusak panen, selain mengganggu distribusinya. Distribusi makanan yang efisien mungkin menjadi kebutuhan kunci dalam jangka pendek tetapi skala besar atau sumbangan makanan jarang dibutuhkan World Health Organization, 2006 Ketika beberapa indikator bencana diidentifikasi, perlu langkah-langkah kesiapsiagaan dan darurat, seperti persedian makanan darurat dan staf terlatih untuk mengurangi tingkat kematian, karena kematian pada populasi pengungsi dapat meningkat sepuluh kali lebih tinggi jika dibandingkan pada tingkat kematian untuk populasi yang sama dalam keadaan non-darurat Johshopkins,2013. Universitas Sumatera Utara Tujuan dari bantuan makanan pada tanggap darurat adalah untuk memberikan makanan tepat waktu dalam jumlah yang cukup dengan kualitas makanan yang baik kepada penduduk yang terkena bencana untuk mengurangi risiko kekurangan gizi akut dan mencegah kematian pada kelompok rawan dan pengungsi, sehingga masyarakat, rumah tangga dan individu dapat bertahan dan pulih dari keadaan darurat. Menerapkan bantuan pangan yang memadai pada tahap awal merupakan kombinasi tindakan dengan kesehatan masyarakat sehingga akan mempertahankan status gizi penduduk yang terkena bencana Johshopkins,2013.

2.4. Sumber Daya Manusia