Pertimbangan Hukum Majelis Hakim
dialihkan untuk ditanggung oleh Penanggung, berakibat batalnya perjanjian juga dengan segala resikonya;
2. Menimbang, bahwa telah ternyata sewaktu Tertanggung mengisi Surat
Pengajuan Asuransi Jiwa tertanggal 25 Agustus 2008 Bukti P-1=bukti T- 1 tentang data kesehatan, atas pertanyaan apakah Calon Tertanggung
pernah mengalami gejala-gejala diperiksa menderita, didiagnosis, mendapat pengobatan, disarankan untuk menjalani rawat inap, menjalani
operasi dianjurkan untuk mendapat nasihat medis atau dirujuk ke dokter specialis untuk kelainan yang disebut mulai dari a. darah tinggi sd
o.kelainan psikologis, dalam kolom jawaban dijawabdiisi TIDAK. Terlepas dari si Tertanggung mengisi sendiri ataukah diisikan oleh
agennya Penanggung, tetapi Tertannggung menandatanganinya, sehingga dipandang memahami isinya dengan segala hak dan kewajiban yang
menyertainya. Padahal berdasarkan bukti T-4 Surat Keterangan dokter ahli Penyakit Dalam, sejak bulan Mei 2007 atau setidak-tidaknya pada
tahun 2007 Si Tertanggung didiagnosa mengidap penyakit Endocarditis AR, MSMR Radang katup jantung katup yang bocor. Sedangkan
penyakit yang diderita oleh Tertanggung aquo sedemikian besar dan tinggi resikonya dan sekiranya diinformasikan secara benar sehingga
Tertanggung mengetahuinya dapat saja Tertanggung tidak akan menutup perjanjian pertanggungan dengan mengeluarkan polis Asuransi Jiwa
No.31494813 an. Eva Pasaribu incasu bukti T-2, atau sekiranya menutup
perjanjian pertanggungan ditentukan dengan syarat-syarat yang berbeda dengan yang ada pada polis aquo. Dengan demikian calon Tertanggung
pada waktu mengisi SPAJ tentang kesehatan dan riwayat sakitnya telah tidak jujur, atau tidak lengkap dan jelas, sehingga dapat dinilai sebagai
telah beritikad buruk yang dapat merugikan Penanggung; 3.
Menimbang, bahwa tidak bisa ditampikkan lagi dan bukan lagi sebagai rahasia umum bahwa dalam praktek tata cara kerja bagian
pemasaranAgen Perusahaan Asuransi selalu berusaha sedemikian rupa dengan semangat tinggi tanpa mengenal lelah dan putus asa dalam
menjaring client agar menjadi calon Tertanggung untuk perusahaan dimana dirinya sebagai agennya. Segala cara dan usaha dicoba untuk
mempengaruhi agar seseorang menjadi calon Tertanggung dan bahkan tidak jarang terjadi yang diutamakan adalah mendapat nasabah dengan
mengabaikan kewajibannya memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya;
4. Menimbang, bahwa telah ternyata Surat Pengajuan Asuransi Jiwa SPAJ
Nomor SPAIProposal 63933854 tertanggal 25 Agustus 2008 diisi oleh Agen Berto Sinaga dan bila fakta ini dihubungkan dengan fakta bahwa
pola kerja Agen Asuransi umumnya tanpa kecuali agen Tergugat incasu seperti dipertimbangkan diatas, maka Majelis menilai Agenpun telah
tidak melaksanakan kewajibannya sepenuhnya yaitu tidak memberikan penerangan dan penjelasan secara sempurna terutama perihal akibat dari
sekiranya pengisian SPAJ tidak diisi lengkap dan ada hal-hal yang disembunyikan yang bersangkutan dengan resiko yang dialihkan untuk
ditanggung oleh Tergugat selaku Penanggung; 5.
Bahwa oleh karena itu Tergugat selaku Penanggung yang diwakili Agennya juga telah mengabaikan kewajibannya sehingga dirinya harus
dinilai sebagai telah beritikad buruk mementingkan dapat nasabah tetapi dapat merugikan nasabah dimaksud Tertanggung;
6. Menimbang, bahwa sekiranya yang beritikad buruk adalah Tertanggung
saja maka perjanjian antara Tertanggung yang mengisi SPAJ dengan Penanggung yang mengeluarkan Polis an Tertanggung menjadi batal
sebagaimana Pasal 251 KUHD Jo. Ketentuan umum Polis Bukti T-2 pasal 2.2 huruf I dengan akibat Tertanggung tidak berhak menuntut uang
pertanggungan santunan, akan tetapi hanya berhak atas pengembalian uang premi yang telah dibayarkan, akan tetapi pihak Penanggung
Tergugat juga beritikad buruk, maka adilnya adalah perjanjian benefit mana tetap sah berlaku dengan resiko kerugian dipikul oleh kedua pihak;
7. Menimbang, bahwa oleh karena perjanjian pertanggungan asuransi jiwa
mana dipandang sah berlaku, maka dengan meningggalnya Tertanggung seharusnya Tertanggung membayar uang santunanuang pertanggungan
sebesar Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, akan tetapi karena Penanggung juga dalam posisi beritikad buruk sehingga kedua
belah pihak harus menanggung resiko kerugian, maka Majelis menilai
adalah adil jika baik Penanggung maupun Tertanggung menanggung kerugian masing-masing separo dari jumlah uang pertanggungan. Artinya
penggugat yang memperoleh manfaat dari Tertanggung tidak memperoleh benefit penuh Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta
rupiah akan tetapi hanya separohnya, yaitu Rp.75.000.000,- tujuh puluh lima juta rupiah, sebaliknya Penanggung tidak berkewajiban membayar
uang pertanggungan penuh sebesar Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, akan tetapi hanya separohnya yaitu Rp.75.000.000,- tujuh
puluh lima juta rupiah. Dengan demikian kedua belah pihak dibebani menanggung
resiko kerugian
masing-masing separohnya
uang pertanggungan;
8. Menimbang, bahwa atas dasar uraian pertimbangan tersebut maka sikap
Tergugat selaku Penanggung yang menolak sama sekali untuk membayar uang pertanggungan kepada Penggugat yang memperoleh manfaat dari
perjanjian asuransi jiwa aquo adalah suatu perbuatan wanprestasi dan dirinya haruslah memenuhi membayar prestasi dimaksud yang besarnya
seperti ditentukan Majelis diatas; 9.
Menimbang, bahwa karena kewajiban yang dibebankan kepada Tergugat adalah membayar sejumlah uang, sedangkan tidak diperjanjikan
mengenai bunga atas uang tersebut jika tidak segera dibayarkan, maka tuntutan bunga sebesar 10 tiap bulan tidak diluluskan akan tetapi hanya
akan diberikan bunga yang ditentukan menurut undang-undang sebesar
6 setahun terhitung gugatan ini didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;
10. Menimbang, bahwa tentang gugatan immaterial karena tidak disertai
alasan-alasan serta tidak didukung perincian akan kerugian dimaksud, maka tuntutan kerugian immaterial tidak dikabulkan;
11. Menimbang, bahwa oleh karena kewajiban yang dibebankan kepada
Tergugat adalah membayar sejumlah uang, maka tuntutan uang dwangsom atau uang paksa tidak dapat diberikan sehingga tuntutan mana
ditolak; 12.
Menimbang, bahwa oleh karena tidak ternyata Tergugat akan mengalihkan dan mengasingkan asset-asetnya, maka tidak ada alasan
untuk menyita harta kekayaan Tergugat, sehingga tuntutan penyitaan ditolak oleh Majelis;
13. Menimbang, bahwa oleh karena tidak ternyata terdapat alasan yang
sangat eksepsional dan mendesak uit voerbaar bij vooraad, maka tuntutan agar putusan ini dinyatakan dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun
ada verzet atau banding ditolak; 14.
Menimbang, bahwa oleh karena pada dasarnya tuntutan pokok dari Penggugat dikabulkan, maka Tergugat adalah dikalahkan dan karenanya
harus dihukum untuk membayar biaya perkara; 15.
Menimbang, bahwa atas dasar tuntutan-tuntutan yang dikabulkan maka gugatan Penggugat dikabulkan untuk sebagian;