49
BAB IV ANALISIS PUTUSAN PN JAKARTA SELATAN
NOMOR 407Pdt.G2011PN.Jkt. Sel TENTANG SENGKETA KLAIM ASURANSI JIWA
Sebagaimana diketahui, pada umumnya cara penyelesaian sengketa perdata dalam kegiatan bisnis dilakukan dengan cara damai amicable solution,
di mana kedua belah pihak memusyawarahkan jalan keluar bagi sengketa mereka.
1
Dalam persengketaan klaim asuransi jiwa tahapan pertama yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik ialah melalui prinsip kekeluargaan.
Diupayakan masalah terselesaikan dengan adanya dua pihak yang bersengketa ini melalui perdamaian. Hal ini sesuai dengan Pasal 130 HIR yang mengatur upaya
perdamaian masih dapat diintensifkan.
2
Namun bila tak juga selesai maka para pihak bisa meminta bantuan pihak ketiga untuk menyelesaikan masalah ini melalui jalur mediasi, yaitu upaya
penyelesaian sengketa dengan melibatkan pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan, yang membantu pihak-pihak yang
1
Gatot Soemartono, ARBITRASE dan MEDIASI di Indonesia Jakarta: Gramedia, 2006, h.9-10.
2
Prof. DR. Krisna Harahap, SH.,MH. Hukum Acara Perdata class action, arbitrase alternative serta mediasi Bandung: Grafitri. 2007, h.62.
bersengketa mencapai solusi yang diterima oleh kedua belah pihak.
3
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mediasi diberi arti sebagai proses
pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai penasihat.
4
Pihak ketiga yang dimaksud ialah Mediator. Mediator adalah pihak ketiga yang membantu penyelesaian sengketa para pihak, yang mana tidak melakukan
intervensi terhadap pengambilan keputusan.
5
Apabila dalam mediasi hasil yang didapatkan juga belum memenuhi kepuasan bagi para pihak persengketaan pun
dilayangkan ke Pengadilan Negeri. Apabila pemeriksaan perkara selesai, Majelis Hakim karena jabatannya
melakukan musyawarah untuk mengambil putusan yang akan dijatuhkan. Proses pemeriksaan dianggap selesai, apabila telah menempuh tahap jawaban dari
tergugat. Jika semua tahap ini telah tuntas diselesaikan. Majelis menyatakan pemeriksaan ditutup dan proses selanjutnya adalah menjatuhkan atau pengucapan
putusan.
6
3
Gatot Soemartono, ARBITRASE dan MEDIASI di Indonesia Jakarta: Gramedia, 2006, h.2.
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, h.569.
5
Prof.Dr.Syahrizal Abbas, MEDIASI dalam Perspektif Hukum syariah, Hukum adat, dan Hukum Nasional, Cet.I, Jakarta: Kencana, 2009, h.59.
6
M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 797.
Putusan Majelis
Hakim PN
Jakarta Selatan
Perkara No.
407Pdt.G2011PN.Jkt.Sel. yang didaftarkan pada tanggal 22 Juli 2011 akan penulis analisis apakah pertimbangan majelis hakim sudah sesuai dengan pasal
251 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Sebelum menganalisis, penulis terlebih dahulu membahas duduk perkara, pertimbangan hukum majelis hakim,
serta amar putusan.
A. Duduk Perkara
1. Kronologis Fundamentum Petendi atau Posita
Penggugat adalah Penerima Manfaat beneficiary danatau Ahli Waris dari Eva Pasaribu isteri Penggugat selaku Tertanggung danatau Pemegang Hak
Polis Asuransi Jiwa No.31494813 yang dikeluarkan oleh PT.Prudential Life Assurance dan Tergugat adalah pihak PT.Prudential Life Assurance selaku
penanggung asuransi jiwa. Sebagaimana tertuang dalam Polis tertanggal 01 September 2008, dengan
Uang Pertanggungan Asuransi Dasar Prulink Assurance Account sejumlah Rp.150.000.000,- seratus lima puluh juta rupiah, Uang Pertanggungan Kondisi
Kritis Pru Crisis Over 34 sejumlah Rp.75.000.000,- tujuh puluh lima juta rupiah dan pertanggungan Tambahan Santunan Meninggal dan Cacat Tetap
Karena Kecelakaan Accidental Death And Disablement Rider, dengan uang pertanggungan sejumlah Rp.100.000.000,- seratus juta rupiah;
Bahwa Eva Pasaribu isteri Penggugat sebelumnya telah mengisi dokumen-dokumen persyaratan yang disyaratkan Tergugat yaitu diantaranya
Surat Pengajuan Asuransi Jiwa yang ditandatangani oleh Eva Pasaribu isteri Penggugat tertanggal 25 Agustus 2008, serta dokumen lain sebagai syarat
penerbit Polis dan setelah semua persyaratan dipenuhi, selanjutnya Eva Pasaribu isteri Penggugat menyerahkan dokumen persyaratan tersebut kepada Tergugat
untuk dianalisa. Kemudian Tergugat menyetujui Pengajuan Asuransi Jiwa Isteri
Penggugat, hal mana terbukti dengan diterbitkannya Polis Asuransi Jiwa No.31494813 atas nama Eva Pasaribu isteri Penggugat, oleh karenanya dengan
telah diterbitkannya Polis tersebut maka segala dokumen dan persyaratan yang harus dipenuhi isteri Penggugat adalah telah sah dan lengkap.
Bahwa karena antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi kesepakatan tentang Asuransi Pertanggungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 246
KUHD Jo. Pasal 247 KUHD yang tertuang dalam Polis No.31494813 dan Pertanggungan Tambahan Santunan Meninggal Dan Cacat Tetap Karena
Kecelakaan Accidental Death And Disablement Rider, Kesepakatan mana telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 1320 KUHPerdata
sehingga sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata, Perjanjian, antara Penggugat dan Tergugat berlaku sebagai Undang-Undang bagi para pihak dan
perjanjian tersebut harus dilaksanakan dengan itikad baik;