Pengertian Perjanjian Perjanjian Asuransi Jiwa

perjanjian yang mengikat akan timbul setelah sebuah penawaran diterima. 11 Definisi Penerimaan acceptance dan tuntutan atas keberadaan tujuannya memunculkan dua prinsip. Pertama, pernyataan tujuan untuk menerima penawaran offer harus merupakan tanggapan atas suatu penawaran dan menyamai match penawaran sepenuhnya. Oleh karena itu, penerimaan harus nyata unequivocal dan tidak bersyarat. Kedua, sekadar pengakuan terhadap penawaran saja tidak mencukupi dan harus ada komunikasi penerimaan kepada pihak yang menawarkan. 12 Penerimaan harus dikomunikasikan dan, kecuali ditentukan lain, harus sesuai dengan syarat-syarat penawaran. Pemberi penawaran, kecuali telah ditentukan lain, tidak dapat berasumsi atas keberadaan suatu perjanjian tidak adanya penolakan yang diberitahukan oleh penerima dalam jangka waktu tertentu. Keperluan terhadap pemberitahuan tunduk pada 2 dua pengecualian, yaitu penerimaan berdasarkan aturan pos dan penerimaan atas dasar tindakan. 13 11 Paul Richards, Law of Contract, Longman, 5 th Edition, 2002, h.14. 12 Ibid, h.24. 13 Judge, Stephen, Business Law, MacMillan Law Masters, ed. 2, T.tp, 1999, h.61. Dalam bisnis asuransi, acceptance timbul pada saat pertanggungan dimulai atau polis diterbitkan, mana saja yang lebih dahulu, tetapi proses offer dan acceptance akan tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dari polis asuransi yang diterbitkan kemudian. Dengan demikian, tertanggung terikat dengan semua informasi yang diberikan yang menjadi dasar bagi penanggung untuk melakukan penutupan asuransi. b. Cakap untuk membuat perikatan, yaitu bahwa para pihak adalah pihak yang kompeten untuk membuat perikatan dalam elemen competent parties, yaitu mereka yang telah dewasa, waras, tidak dalam paksaan ataupun dalam pengampunan. c. Suatu hal tertentu yang dimaksud dalam Pasal 1320 KUH Perdata adalah objek yang menjadi dasar lahirnya perjanjian, dalam hal ini janji dari penanggung untuk memberikan jaminan kepada tertanggung atas imbalan sejumlah premi yang dianggap seimbang atas risiko yang akan dijamin. Consideration dalam hal ini adalah premi yang merupakan salah satu elemen sahnya sebuah perjanjian asuransi dan memberikan kekuatan hukum lahirnya perjanjian asuransi. Pasal 1314 KUH Perdata mengatur tentang perjanjian atas beban yang bersifat timbal balik. Penggolongan perjanjian asuransi sebagai perjanjian dengan beban atau bersifat timbal balik