F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan library research, yang bersifat yuridis normative,
yaitu penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang ada dalam peraturan perundang-undangan, literature, pendapat ahli, makalah-makalah
dan hasil penelitian yang berkaitan kasus klaim asuransi jiwa.
2. Pendekatan Masalah
Pendekatan dalam skripsi ini dengan tipe yang digunakan adalah yuridis normative.
3. Bahan Hukum
Bahan Hukum yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu: a.
Bahan Hukum Primer Bahan hukum Primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan mempunyai kekuasaan hukum yang mengikat
10
. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1 Undang-undang nomor 2 Tahun 1992
10
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, cet.3, Jakarta :Penerbit Universitas Indonesia,1986, h.52.
2 Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 251 tentang asas
utmost good faith dalam asuransi b.
Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari
penelusuran buku-buku dan artikel-artikel yang berkaitan dengan penelitian ini, yang memberikan penjelasan mendalam mengenai
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah buku-buku, skripsi, tesis, dan
disertasi mengenai hukum persaingan usaha serta artikel ilmiah dan tulisan di internet.
c. Bahan non-hukum
Merupakan bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti Kamus
Hukum, Ensiklopedia, Kamus Besar Bahasa Indonesia dan lain-lain.
4. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum
Adapun bahan hukum, baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan non-hukum diuraikan dan dihubungkan sedemikian rupa,
sehingga ditampilkan dalam penulisan yang lebih sistematis untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Selanjutnya setelah bahan hukum
diolah, dilakukan analisis terhadap bahan hukum tersebut yang akhirnya akan diketahui bagaimana eksistensi asas utmost good faith pada pasal 251 KUHD
dalam melindungi semua pihak yang berkepentingan.