17
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN ASURANSI JIWA DAN ASAS
UTMOST GOOD FAITH A.
Pengertian Asuransi Jiwa
Kata asuransi berasal dari bahasa inggris, insurance. Insurance mempunyai pengertian: a asuransi, dan b jaminan.
1
Kata asuransi dalam bahasa Indonesia telah diadopsi ke dalam kamus besar bahasa Indonesia dengan padanan kata
pertanggungan
2
. Asuransi dimaksud menurut Wirjono Prodjodikoro adalah suatu persetujuan pihak yang menjamin dan berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk
menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas.
3
Pengertian asuransi di atas, akan lebih jelas bila dihubungkan dengan pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD yang menjelaskan bahwa
asuransi adalah “suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tak tertentu” namun definisi tersebut merupakan definisi
1
Lihat, Jhon M.Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia Jakarta: Gramedia, 1990, h.326.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :Balai Pustaka, 1996, h.63.
3
Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia Jakarta: Intermassa, 1987, h.1.
asuransi kerugian dan untuk saat ini sudah tidak sesuai lagi bagi definisi asuransi jiwa, maka ada beberapa sarjana yang mendefinisikan asuransi jiwa secara
sistematis, salah satunya adalah H.M.N Purwosutjipto. Definisi pertanggungan jiwa menurut purwosutjipto H.M.N Purwosutjipto,
yaitu bahwa: “Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup
pengambil asuransi dengan penanggung, dengan mana penutup asuransi mengikatkan diri selama jalannya pertanggungan, sebagai akibat langsung dari
meninggalnya orang yang jiwanya di pertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waktu yang di perjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah
uang tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi sebagai
penikmat”
4
Asuransi jiwa merupakan bentuk konkrit dari asuransi sejumlah uang, yang artinya si penjamin berjanji memberikan uang yang jumlahnya sudah di tentukan
sebelumnya, dengan tidak disandarkan pada suatu kerugian tertentu. Sedangkan arti kata asuransi atau dalam bahasa belanda disebut “Verzekering” yang berarti
pertanggungan. Dalam suatu pertanggungan jiwa terdapat 2 dua pihak, yaitu pihak penanggung yang bersedia membayar uang jaminan uang pertanggungan
apabila sampai habis masa pertanggungan perjanjian asuransi jiwa tertanggung tidak meninggal duniasakit. Sedangkan pihak lainnya, yaitu pihak pemegang
pengambil asuransi yang berkewajiban untuk membayar sejumlah uang premi kepada pihak penanggung.
5
4
H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, jilid 6,cet.III, Jakarta: Djambatan, 1990, h.141.
5
Maryadi Kusdian, “Peranan asuransi jiwa bersama bumiputera 1912 cianjur terhadap
pemegang polis dan permasalahannya, ” Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Pakuan Bogor,
2003, h.18.