28
d Kurangnya kesinambungan Bila seorang anggota kemitraan meninggal, keruwetan
muncul. Saham anggota sering kali tidak dapat dialihkan kepada ahli warisnya, karena anggota lain mungkin tidak
menginginkan bermitra dengan orang yang mewarisi saham anggota kemitraan yang meninggal.
e Potensi konflik pribadi dan wewenang Tidak peduli bagaimana cocoknya mitra, ketidakcocokan
dalam kerja sama tidak dapat dihindari. Kuncinya adalah adanya mekanisme seperti perjanjian kerja sama dan
komunikasi terbuka untuk mengendalikan hal itu.
3. Kemitraan Usaha sebagai Strategi Bisnis
Menurut Marzuki dalam Saparuddin Basri, agar kemitraan antara usaha besar dengan usaha kecil dan dapat berlangsung secara alamiah dan
langgeng, maka dalam menjalin hubungan bisnis didasarkan pada kaidah- kaidah bisnis sebagai berikut:
6
1. Saling menguntungkan, dan saling membutuhkan 2. Berorientasi pada peningkatan daya saing
3. Memenuhi aspek:
6
Saparuddin M Basri Badodo, “Pengaruh Kemitraan Usaha Terhadap Kinerja Usaha Pada UKM dan Koperasi di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan,
” Jurnal Econosains, Volume IX, Nomor 2, Agustus 2011, h. 167
29
a Harga yang bersaing dibandingkan dengan harga yang ditawarkan pihak lain
b Kualitas atau mutu yang baik sesuai dengan yang diperjanjikan
c Kuantitas, yaitu dapat memenuhi jumlah yang ditentukan d Delivery, yaitu pemenuhan penyerahan barangjasa tepat
waktu sesuai yang disepakati. 4. Ada kesediaan dari pihak usaha besar untuk melakukan
pembinaan terhadap usaha kecil sebagai mitra usahanya. Karena kemitraan usaha juga merupakan strategi bisnis, maka dalam
penerapannya membutuhkan etika bisnis, seperti yang diungkapkan Jafar Hafsah bahwa keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya
kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Jhon L. Mariotti dalam Jafar Hafsah mengemukakan 6 dasar etika bisnis yang harus
dipenuhi dalam kemitraan usaha, yaitu adalah:
7
1. Karakter, Integritas dan Kejujuran 2. Kepercayaan
3. Komunikasi yang terbuka 4. Adil
5. Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra
7
Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000, h. 47-50
30
6. Keseimbangan antara insentif dan risiko Kemitraan usaha yang dilakukan selaras dengan etika bisnis
memungkinkan adanya suatu penerapan kemitraan usaha yang berjalan secara alamiah atau sesuai dengan keinginan masing-masing pihak yang bermitra,
hal ini diperkuat oleh Kwik Kwan Gie bahwa “...kalau kemitraan terwujud, itu akan terjadi dengan sendirinya, karena mereka yang bermitra saling
membutuhkan. Imbauan setengah paksa hanya akan menghasilkan kerja sama yang semu, karena pengusaha besar menganggapnya sebagai kewajiban sosial
atau sarana public relation.”
8
4. Kemitraan Usaha dalam Sudut Pandang Islam