45
2 Peran pemerintah sebagai fasilitator dan pembina kemitraan usaha.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan koordinator kemitraan di LotteMart
24
terkait penjelasan pola kemitraan yang terjalin, bahwa LotteMart sebagai usaha besar memberikan sarana
pemasaran produk-produk UMKM, namun tidak memberikan bantuan maupun akses permodalan kepada UMKM. lalu pemerintah daerah
yaitu dinas koperasi UKM Tangerang Selatan berperan sebagai fasilitator berlangsungnya kemitraan dengan cara membayar biaya
sewa lokasi outlet khusus untuk dipasarkannya produk-produk UMKM. Artinya pola kemitraan yang terjalin di LotteMart dalam
perkembangannya termasuk pola kemitraan tahap Madya, karena UMKM sudah bisa menyediakan permodalannya sendiri dalam
mengembangkan usahanya.
B. Teori Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM
1. Kriteria UMKM
24
Wawancara dengan Ibu Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro. 23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro.
46
Pada prinsipnya, definisi dan kriteria UKM di negara-negara asing didasarkan pada aspek-aspek jumlah tenaga kerja, pendapatan dan jumlah
aset. Berikut ini adalah kriteria-kriteria UKM menurut World Bank.
25
1. Medium Enterprise, dengan kriteria: a. Jumlah karyawan maksimal 300 orang
b. Pendapatan setahun hingga sejumlah 15 juta c. Jumlah aset hingga sejumlah 15 juta
2. Small Enterprise, dengan kriteria: a. Jumlah karyawan kurang dari 30 orang
b. Pendapatan setahun tidak melebihi 3 juta c. Jumlah aset tidak melebihi 3 juta
3. Micro Enterprise, dengan kriteria: a. Jumlah karyawan kurang dari 10 orang
b. Pendapatan setahun tidak melebihi 100 ribu c. Jumlah aset tidak melebihi 100 ribu
Dari sudut pandang perkembangannya Usaha Kecil dan Menengah dapat dikelompokkan dalam beberapa kriteria Usaha Kecil dan Menengah
yaitu:
26
25
Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan Negara Asing, artikel diakses pada 14 Oktober 2013 dari tautan http:infoukm.wordpress.com20080811definisi-dan-kriteria-ukm-
menurut-lembaga-dan-negara-asing
26
Klasifikasi UKM, artikel diakses pada 14 Oktober 2013 dari tautan http:infoukm.wordpress.com20080829klasifikasi-ukm
47
1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang
lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki
sifat pengrajin
tetapi belum
memiliki sifat
kewirausahaan. 3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar UB. Di Indonesia, istilah UKM telah berkembang menjadi UMKM
semenjak pemerintah membuat produk hukum UMKM dalam Undang- Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, berisi
definisi UMKM beserta penjelasan kriteria-kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan UMKM:
1 Usaha Mikro adalah Usaha Produktif milik orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha
mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
48
2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini. 3 Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atas hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Selanjutnya dalam pasal 6 disebutkan bahwa usaha yang digolongkan sebagai UMKM memiliki kriteria sebagaimana disajikan dalam tabel berikut
ini:
Tabel 2.B.1 Kriteria UMKM Menurut Pasal 6 UU nomor 20 Tahun 2008
No Uraian Kriteria
Kekayaan Bersih Hasil
Penualan Tahunan HPT
49
1 Usaha
Mikro Maksimal Rp 50 Juta. Tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
Maksimal Rp 300 Juta
2 Usaha
Kecil Minimal Rp 50 Juta, maksimal
Rp 500 Juta. Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha Lebih dari Rp 300 Juta,
Maksimal Rp 2,5 Miliar
3 Usaha
Menengah Minimal Rp 50 Juta, maksimal
Rp 10 Miliar. Tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha Lebih dari 2,5 Miliar,
Maksimal Rp 50 Miliar
Sumber: Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2008 Lembaga pemerintah seperti Departemen Perindustrian dan Badan
Pusat Statistik BPS selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk membedakan skala usaha antara UMKM dan Usaha Besar,
sebagaimana disajikan berdasarkan dalam tabel berikut. Tabel 2.B.2
Kriteria UMKM menurut Badan Pusat Statistik
No Unit Usaha Jumlah Pekerja Tetap
1 Usaha Mikro
Hingga 4 orang 2
Usaha Kecil 5 hingga 19 orang
3 Usaha Menengah
20 hingga 99 orang 4
Usaha Besar lebih dari 99 orang
Sumber: Badan Pusat Statistik BPS
2. Karakteristik UMKM