86
4 Kualitas dan kuantitas nilai jual produk meningkat sehingga lebih menguntungkan
5 Informasi pasar mudah didapat 6 Mendapatkan
pembinaan SDM
melalui pelatihan
penyuluhan
3. Prosedur Pelaksanaan Teknis
4
Agar kemitraan dapat berlangsung secara berkesinambungan, maka diperlukan beberapa aturan main untuk pelaku UMKM anggota
kemitraan. Berikut beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota UMKM yang menitipkan produknya di outlet UKM LotteMart
ini, perjanjian ini dibuat sesederhana mungkin oleh koordinator selaku sosok yang berperan penuh dalam pelaksanaan kemitraan.
a. Pelaku UMKM anggota kemitraan tidak diberikan spesifikasi khusus mengenai produk yang hendak di pasarkan di lokasi outlet.
Dengan kata lain, pelaku UMKM bebas memasarkan produk apa saja asalkan produk tersebut merupakan hasil produksi UMKM,
bukan Usaha Besar. b. Pelaku UMKM anggota kemitraan diharuskan membayar
sejumlah biaya operasional sebesar 10 dari omzet penjualan produk dan dibayarkan setiap 2 Minggu. Pembayaran secara
4
Wawancara dengan Sri Lestari, Koordinator UMKM di LotteMart cabang Bintaro. 23 September 2013 pukul 09.00 - 11.45 WIB di LotteMart cabang Bintaro
87
konsinyasi artinya taruh barang terlebih dahulu lalu ketika produk laku terjual, baru dibayarkan 10 dari omzet penjualan.
c. Pelaku UMKM anggota kemitraan diwajibkan hadir dalam pertemuan yang diadakan oleh koordinator setiap 3 bulan. Dalam
pertemuan akan dilakukan pembinaan pelatihan serta diskusi ragam informasi penting terkait perkembangan pasar dan
pemberdayaan UMKM. Apabila pelaku UMKM dua kali tidak hadir dalam pertemuan, maka akan di diskualifikasi yaitu tidak
boleh menitip atau memasarkan produknya di outlet. Nantinya seluruh 100 dari biaya 10 yang diwajibkan kepada
UMKM yang menitipkan produknya di outlet akan dikelola untuk operasional maupun keperluan koordinasi yang dilakukan oleh
koordinator, pembagiannya adalah: a. 15 untuk kas cadangan
b. 15 untuk biaya keperluan rapat pertemuan dan koordinasi c. 70 untuk operasional outlet termasuk gaji SPG Pegawai dan
perlengkapan-perlengkapan di outlet. Sistem pembayaran biaya secara konsinyasi memungkinkan tidak
terjadinya ‘harga putus’, maksudnya adalah barang yang telah diambil dibeli bisa dikembalikan retur. Ini diberlakukan agar pelaku UMKM
88
tidak merasa rugi karena akibat dari biaya yang terlanjur dibayar di muka sehingga mengurangi keuntungan ketika barang dikembalikan.
Koordinator juga memiliki tugas untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di lokasi outlet,
tugas koordinator UMKM yaitu melakukan evaluasi ketersediaan dan peletakan barang-barang produk UMKM per akhir bulan dan melakukan
koordinasi apabila terjadi permasalahan. Melihat banyaknya produk yang dititipkan dan masing-masing dari letak antara 59 UMKM yang berbeda
produk tersebut sangatlah berdekatan posisinya, sehingga sering terjadi dislokasi atau salah peletakan dari pengunjung yang hendak melihat-lihat
serta mencoba produk barang tersebut.
4. Kendala Kemitraan