Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis Data

72 Uji Reliabilitas Variabel Kinerja UMKM Sumber: Data primer yang diolah Hasil print out menjelaskan bahwa Croanbach’s Alpha untuk uji reliabilitas variabel kinerja UMKM sebesar 0,886 yang berarti variabel kinerja UMKM reliabel. Hal ini dikarenakan 0,886 0,6. Maka, variabel kinerja UMKM pada penelitian ini reliabel untuk diuji.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak karena data yang bagus adalah data yang berdistribusi normal. Salah satu cara untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat tabel normal P-Plot pada hasil print-out analisis data program komputer SPSS. Data yang terdistribusi normal membentuk barisan yang sejajar dengan garis diagonal. 12 b. Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan di antara satu variabel bebas terhadap variabel bebas lainnya. Jika terdapat korelasi yang 12 Joseph F. Hair Jr, dkk., Multivariate Data Analisis: A Global Perspective Seventh Edition , USA: Pearson, 2010 h. 72 Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items ,887 ,886 6 73 sempurna di antara variabel-variabel bebas, sehingga nilai koefisien korelasi sama dengan satu akan menyebabkan koefisien regresi menjadi tak terhingga. Salah satu cara untuk mendeteksi terjadinya multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF hasil olahan data dengan menggunakan program SPSS. Pada umumnya batas terendah nilai tollerance yaitu 0.10 dengan nilai VIF kurang dari 10 13 . Apabila nilai tollerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari sepuluh VIF10 maka variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinieritas. c. Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan varians dalam suatu fungsi regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat Scatter Plot pada print laut program SPSS. Data yang baik adalah ketika titik sampel pada tabel Scatter Plot menyebar dan tidak membentuk pola yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Jika sebaran data tidak mengumpul di suatu sudut atau bagian maka disimpulkan 13 Ibid h, 204 74 tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga dikatakan data adalah homogen. 14 d. Autokorelasi Autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi antar observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. 15 Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sample tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih jauh lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan menaksir nilai variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Uji auto korelasi dapat dilakukan dengan cara uji Durbin Watson DW Test. Adapun cara mendeteksi terjadinya autokorelasi secara umum dapat diambil patokan sebagai berikut: 16 a. Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif b. Angka DW di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi c. Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif 3. Analisa Regresi Linier Berganda 14 Wahana Komputer, Pengembangan Analisis Multivariate dengan SPSS 12, Jakarta: Salemba Infotek, 2005, h. 38 15 Agus Widarjono, Ekonometrika Teori dan aplikasinya Yogyakarta: Ekonsia. 2005 h. 177 16 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Jakarta: elex media komputindo 2000, h. 218 75 Y = a+b 1 x 1 ..........b n x n Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Regresi linier berganda multiple linier regresion bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. 17 Berdasarkan definisi tersebut makan model rancangan uji regresinya adalah sebagai berikut: 18 Gambar 3.G.9 Model Uji Regresi Perumusan umum dari regresi linier berganda adalah: Y = Kinerja UMKM X1 = Pembinaan Manajemen SDM a = Konstanta X2 = Akses Pemasaran b = Koefisien regresi 4. Koefisien Determinasi R 2 R 2 disebut juga koefisien penentu atau koefisien determinan. Koefisien penentu menyatakan seberapa besar variabel tidak bebasnya 17 Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007, h. 138 18 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya , Jakarta: Kencana, 2006, h. 232. X1 X2 Y 76 Kinerja UMKM dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya Kemitraan Usaha. Namun untuk regresi linear berganda sebaiknya menggunakan R square yang telah disesuaikan atau tertulis Adjusted R square, karena telah disesuaikan dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian. 19 Untuk mengetahui nilai koefisien determinan dapat dilihat di tabel Model Summary pada hasil print-out SPSS. 5. Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial t Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahuinya, perlu melihat nilai Sig. pada tabel Coefficients dari tingkat st andar eror atau α = 5 = 0.05. Apabila nilai Sig. melebihi 0,05 maka variabel bebasnya X1 dan X2 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat Y. Hipotesis yang digunakan adalah: 1 H : H 1 = 0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen dengan variabel dependen. 2 H : H 1 ≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel independen dengan variabel dependen. 19 Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan SPSS , Yogyakarta: ANDI, 2005, Ed. 1, h. 51 77 Pada tingkat signifikan 5 persen dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 1 Jika sig 0.05, maka H 1 diterima 2 Jika sig 0.05, maka H 1 ditolak b. Uji Simultan F Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel dependen. 20 Untuk mengetahuinya, perlu melihat nilai Sig. pada tabel Anova dari tingkat standar eror atau α = 5 = 0.05. apabila nilai Sig. melebihi 0,05 maka variabel bebasnya X1 dan X2 tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat Y. Hipotesis yang digunakan adalah: 1 H : β 1 , β 2 , β 3 = 0, variabel independen tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 2 H 1 : β 1 , β 2 , β 3 ≠ 0, variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pada tingkat signifikan 5 dengan kriteria pengujian yang digunakan sebagai berikut : 20 Duwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta: Mediakom, 2011 h. 67. 78 1 H ditolak dan H 1 diterima, apabila F hitung F tabel tabel, artinya variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen secara nyata. 2 H diterima dan H 1 ditolak, apabila F hitung F tabel, artinya variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen secara nyata. 78

BAB IV HASIL PENELITIAN