Definisi Nilai Hakikat Nilai Budaya

Melihat banyaknya pendefinisian kata budaya tersebut, para ahli pun masih belum menarik kesimpulan makna dari kata budaya.Oleh karena itu, kata budaya tetap dibiarkan mendefinisikan kata budaya sesuai dengan kondisi dan keadaan tertentu dalam ruang masyarakat yang majemuk dan memiliki tata nilai sosial yang dinamis. 2.2. Definisi Semantis Kata budaya atau kebudayaan secara semantic, identik dengan suatu unsure yang menjadi bekal bagi manusia untuk menggali nilai-nilai.Dalam sejarahnya, kata budaya memang banyak digunakan oleh manusia sebagai seperangkat nilai kebaikan yang dapat mengantarkan suatu tatanan nilai untuk mengatur kehidupan manusia sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sosial di mana manusia itu hidup.Budaya yang lekat dengan kehidupan manusia tersebut sering didefinisikan secara semantic oleh berbagai pihak yang serius mengkaji masalah-masalah dalam kebudayaan. 2.3. Macam-macam Definisi Menurut Beberapa Disiplin Ilmu A.L Kroeber dan C Kluckhohn memberikan makna pada 160 arti kebudayaan ke dalam 6 kategori pokok.Masing-masing menurut pendekatan ilmu tertentu.Ilmu sosiologi menekankan kebudayaan sebagai keseluruhan kecakapan adat, akhlak, kesenian, ilmu, dan lain-lain yang dimiliki manuisa sebagai subyek masyarakat.Ilmu sejarah menekankan perkembangan kebudayaan dan tradisi atau warisan dari generasi ke generasi.Sementara filsafat menekankan aspek normative, nilai-nilai, realisasi cita-cita, dan way of life. 18 Manusia sebagai makhluk yang memiliki cirri khas sebagai makhluk pencari makna dengan kelebihan akalnya merupakan definisi primer dalam kaitannya dengan kebudayaan.Setiap manusia dalam Islam khususnya diberikan tugas sebagai khalifah Fi Al-Ardi atau pemimpin di muka bumi.Firman Allah lain, kata khalifah juga diartikan sebagai pengganti, yaitu manusia yang menggantikan makhluk- makhluk sebelumnya. Dengan kelebihan manusia yaitu memiliki akal, Tuhan menegaskan kepada seluruh makhluk ciptaannya untuk patuh dan menyembah manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Pada kesempatan yang sama Iblis adalah makhluk yang membangkang peritah Allah tersebut. 18 Mudji Sutrisno, Filsafat kebudayaan: Ikhtiar Sebuah Teks Jakarta: Hujan Kabisat, 2008 cet.1, h.4. dalam Surat Al-Baqarah Ayat 30 ini menjelaskan bahwa Allah telah menugaskan pada manusia untuk mengelola dunianya di bumi dan menjadi pemimpin atasnya. Jika dicermati lebih mendalam, dalam upaya manusia dalam mengelola dan memimpin bumi itu diperlukan sebuah tatanan nilai sosial yang dapat dijadikan sebagai aturan dalam pengelolaan tersebut. Aturan itu dapat berupa tatanan nilai yang membudaya pada suatu kelompok manusia tertentu dan dijadikan sebagai rambu-rambu dalam menjalankan tugasnya sebagai Khalifah di muka bumi. Pada zaman saat ini mudah sekali menemukan manusia yang kehilangan makna sejati atau tujuan hidup. Dengan mudah orang melihat tidak adanya nilai-nilai penting yang diperlukan bagi suatu keseimbangan manusiawi yang sejati. 19 Padahal, pemenuhan nilai-nilai manusiawi itu adalah hal terpenting untuk mewujudkan keseimbangan manusia berlandaskan pada keutuhan manusia sebagai makhluk berakal atau Insan Kamil. 2.4. Unsur- Unsur Kebudayaan Beberapa orang sarjana telah mencoba merumuskan unsure-unsur kebudayaan, misalnya Melville J Herskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu: 20 1. Alat-alat Teknologi 2. Sistem Ekonomi 3. Keluarga 4. Kekuasaan Politik Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi menyebut unsur-unsur kebudayaan antara lain: 1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya, 2. Organisasi ekonomi, 3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama, 19 Louis Leahy, Esai Filsafat untuk Masa Kini: Telaah Masalah Roh-Materi Berdasarkan Data Empiris Baru Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991 cet.1, h.30. 20 Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 cet.1, h.153-154.