Hakikat Nilai Budaya Hakikat Nilai Budaya

spiritual. Perbedaan nyata di antara ketiga kekuatan pembentuk adalaha Confusianisme menganut paham humanism kemanusiaan, Taoisme menganut paham naturalism kekuataan alam dab Buddhismen menganut paham spiritualismekerohanian. Ketiga ajaran ini tidak bersifat religious secara kaku dalam semua upaya membentuk hidup dengan menggunakan metafisik dan epistemologi yang berbeda. Karena budaya dapat berubah sesuai dengan lingkungan baru, selama abad ke 11 ajaran Taoisme dan Buddhisme berasimilasi ke Confusianisme menjadi satu kesatuan yang mencakup ketiganya. Neo Confucian dan Post Confucianisme. Ajaran ini merupakan sistem yang dominan yang tetap menjadi pengaruh besar dalam pemikiran bangsa Cina. Referensi Tiga kekuatan yang membentuk budaya Cina adalah Confucianisme, Taoisme dan Buddhisme. Tiga kekuatan ini menghasilkan budaya humanisme yang membuat gaya hidup Cina jadi sangat praktis dan juga tenang dalam menghadapi situasi sulit. Contohnya dalam 4000 tahun dalam sejarah Cina, ribua peperangan telah berkecamuk tetapi tak satupun yang disebabkan perselisihan agama. Tiga ajaran ini saling memuji alih-alih bertentangan satu sama lain. Karakteristik utama ajaran Confusianisme terdiri dari dua komponen yaitu prinsip humanism e, prinsip logis dan tak berlebihan. Humanisme mencakup sikap sopan , murah hati, tulus, rajin dan baik hati. Taoismen yang dilahirkan oleh Lao Tzu lebih bersifat metafisik dan abstrak dibanding dengan Confusianisme. Dalam hal pengajaran Taoisme melibatkan bagaimana seuatu hal terjadi dan bagaimana sesuatu hal itu bekerja. Buddhismen berasal dari India yang berkembang sejak 250 SM. Buddhisme bertujuan untuk membimbing ras manusia menuju kedamaian dengan mengurangi atau menghentikan penderitaan dan pengembangan moral yang baik. Buddha mengajarkan “Doktrin Karma “ dan “Jalan menuju Nirwana”. Doktrin Karma yang merujuk ke kelahiran kembali berasal dari pengetahuan tentang pengalaman hidup seseorang sebelumnya. Jalan menuju Nirwana merujuk kepada berakhirnya penderitaan universal dan pencapaian kebahagiaan abadi melalui pemahaman spiritual. Beberapa kisah mengenai orang Cina di tanah air dikisahkan pula oleh Pramudya Ananta Toer dalam Hoa Kiau di Indonesia 1960. Kehadiran orang Cina di Indonesia menuai beragam sikap, ada yang menerima dan ada juga yang menolak. Namun, kehadiran orang-orang Cina di tanah air sejak berabad-abad yang lampau dan kemudian memberikan dampak positif terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di tanah air. 22

C. Budaya Jawa

Jawa adalah sebuah pulau di Indonesia dengan penduduk 136 juta, pulau ini merupakan pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu wilayah berpenduduk terpadat di dunia. Pulau ini dihuni oleh 60 penduduk Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian barat. Banyak sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Jawa dahulu merupakan pusat dari beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak sangat besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Jawa adalah pulau yang sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik, merupakan pulau ketiga belas terbesar di dunia, dan terbesar kelima di Indonesia. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini. Terdapat tiga bahasa utama di pulau ini, namun mayoritas penduduk menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 60 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah bilingual, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Sebagian besar penduduk Jawa adalah Muslim, namun terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini. 22 Zulfa Hanum, Kritik Sastra: Sebuah Penilaian terhadap Karya Sastra Tangerang: PT Pustaka Mandiri, 2012 cet.1, h. 68.