Mendidik adalah
membantu anak
supaya ia
cukup cakap
menyelenggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri. d.
Rousseau Pendidikan adalam memberi kita pembekalan yang tidak ada pada masa
anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. Secara garis besar pendidikan Indonesia mengarah pada definisi yang
tertuang pada Undang-Undang No.20 tahun 2003, bahwa pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagmaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
F. Pengertian Karakter
Pengertian karakter secara etimologis berasal dari kata Latin, yaitu “kharakter,”“kharassein,”
dan “kharax,” yang bermakna “tools for marking,” “to angrave,”
dan “pointed stake.” Kata ini mulai banyak digunakan dalam bahasa Perancis sebagai “caractere” pada abad ke-14. Ketika masuk ke dalam
bahasa Inggris, kata “caractere” ini berubah menjadi “character.” Selanjutnya dalam bahasa Indonesia kata “character” ini menjadi “karakter.”
Pada pemahaman yang lebih luas, karakter itu didefinisikan sebagai kualitas-kualitas yang teguh dan khusus, yang dibangun dalam kehidupan
seseorang, yang menentukan responnya tanpa pengaruh kondisi-kondisi yang ada. Secara ringkas, karakter merupakan istilah yang menunjuk kepada aplikasi nilai-
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Jadi, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dari yang lain. Karakter juga bisa dipahami sebagai tabiat atau watak. Dengan demikian, orang berkarakter adalah orang yang memiliki
kepribadian atau berwatak.
Menurut para ahli, karakter yaitu sebagai berikut:
28
1. Karakter Menurut Lickona
Karakter merupakan sifat alami seseorang dalam merespon situasi secara bermoral. Sifat alami ini dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui
tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati dan menghargai orang lain, dan karakter-karakter mulia lainnya.
2. Karakter Menurut Suyanto
Suyanto mendefinisikan karakter
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. 3.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. 4.
Karakter menurut Ki Hadjar Dewantara Pada dasarnya belum ada kata karakter pada masa Ki Hadjar Dewantara.
Namun, bisa dikorelasikan sebagai pendidikan budi pekerti. Menurutnya budi pekerti adalah bersatunya antara gerak dan pikiran, perasaan dan
keghendak atau kemauan, yang kemudian menimbulkan tenaga. Secara ringkas, budi pekerti adalah sebagai sifatnya jiwa manusia, mulai dari
angan-angan hingga terjelma menjadi tenaga. Dengan adanya budi pekerti manusia akan menjadi pribadi yang merdeka sekaligus
berkepribadian, dan dapat mengendalikan diri sendiri.
Setiap orang menurut Ki Hadjar Dewantara memiliki ciri khas yang berbeda-beda, sebagaimana mereka memiliki roman muka yang berbeda-beda
pula. Manusia satu dengan yang lain tidak ada kesamaan sebagaimana perbedaan
28
Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, cet. 1, hal. 42.