Latar Belakang Penelitian Analisis pembentukan portofolio optimal pada saham LQ 45 dan JII di Bursa Efek Indonesia dengan metode Cut Off Point
5 Masalah yang sering terjadi adalah investor berhadapan dengan
ketidakpastian ketika harus memilih saham-saham untuk dibentuk menjadi portofolio pilihannya. Hal ini tergantung dari preferensi risiko para investor
itu sendiri. Para investor berhadapan dengan banyak kombinasi saham dalam portofolio. Pada akhirnya harus mengambil keputusan portofolio
mana yang seharusnya dipilih oleh seorang investor Mokhamad Sukarno, 2007:2. Seorang investor yang rasional tentu akan memilih portofolio yang
optimal Jogianto, 2003:27. Portofolio optimal adalah portofolio yang dipilih investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada portofolio efisien sedangkan portofolio efisien adalah portofolio yang menyediakan return maksimal bagi investor
dengan tingkat risiko tertentu, atau portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu Eduardus Tandelilin, 2010:160.
Bila investor memiliki portofolio maka perlu menaksir jumlah tingkat keuntungan yang diharapkan sebanyak jumlah saham yang membentuk
portofolio tersebut Husnan, 2001:102. Untuk mendapatkan portofolio yang optimal investor memerlukan
suatu alat analisis yang dapat menghasilkan return yang optimal. Salah satu alternatif yang bisa digunakan investor adalah dengan menggunakan single
index model. Single index model merupakan penyederhanaan dari model Markowitz, penghitungan single index model lebih sederhana karena
jumlah parameter yang digunakan lebih sedikit sehingga investor dapat
6 mengambil keputusan investasi lebih cepat Hendrawati Vivin Dwi,
2007:1. Secara garis besar model ini menyimpulkan bahwa return sekuritas
merupakan hasil dari pengaruh perubahan indeks harga pasar berhubungan linier. Salah satu sekuritas yang dapat dianalisis dengan model ini adalah
saham. Saham sebagai salah satu instrumen pasar modal yang paling aktif diperjualbelikan dan bisa dijadikan pilihan bagi para investor untuk
mengalokasikan dana yang mereka miliki. Saham juga merupakan objek investasi yang sangat rentan terhadap perubahan yang terjadi.
Oleh karena itu analisis terhadap portofolio saham dengan menggunakan data-data tahun 2006 sangat tepat mengingat pada tahun
tersebut berbagai perubahan yang semula tidak diprediksikan terjadi akibat adanya ketidakpastian Uncertainty. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006
diperkirakan mencapai 5,8 persen yang sudah direvisi dari proyeksi semula 6,2 persen. Walaupun angka pertumbuhan masih di bawah 6 persen, tapi
bisa membuat kita lebih optimis di tahun mendatang. Selain pertumbuhan ekonomi yang relatif baik, tingkat inflasi terlihat membaik pula, tahun ini
diperkirakan 7 persen. Pada tahun ini, sampai dengan Juli tingkat inflasi sebesar 3,29 persen, dengan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Januari
sebesar 1,36 persen, yang merupakan dampak ikutan carry over dari tahun 2005. Lalu, stabilitas nilai rupiah terjadi di 9.200 per dolar AS,
surplus berjalan mencapai 4,5 milyar dolar AS, cadangan devisa 42,4 milyar serta suku bunga Bank Indonesia BI rate 10,75 persen.
7 Dengan demikian secara umum kinerja ekonomi Indonesia telah
menunjukkan keadaan
yang stabil,
seperti terlihat
melalui berbagai
indikator makro
di luar
laju pertumbuhan
ekonomi www. rullyindrawan.wordpress.com...evaluasi-ekonomi-tahun-2006 .
Analisis portofolio dengan model indeks tunggal yang dilakukan secara konsisten dapat digunakan untuk menentukkan return maksimal
pada risiko yang minimal, dengan cara menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko masing-masing saham yang diamati, dan
return saham yang bisa dilihat dari deviden yang dibagikan dan capital gain saham dalam beberapa periode pengamatan Ryan Oktanto, 2007:1.
Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas Volatility return suatu sekuritasreturn portofolio terhadap return pasar Jogiyanto, 2003:265.
Indeks beta merupakan salah satu alat ukur yang akurat untuk mengukur suatu portofolio yang mempunyai risiko rendah, maka saham yang dipilih
adalah saham-saham yang memiliki covariance dengan portofolio yang rendah, portofolio saham dapat mengurangi risiko yang timbul Yuli
Kurniyati, 2007:5. Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur
perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Salah satu teknik analisa portofolio optimal yang dilakukan oleh Elton
Gruber 1995, adalah menggunakan single index model. Analisis atas sekuritas dilakukan dengan membandingkan excess return to beta ERB
8 dengan Cut off Rate-nya C
i
dari masing-masing saham. Saham yang memiliki ERB lebih besar dari C
i
dijadikan kandidat portofolio, sedang sebaliknya yaitu C
i
lebih besar dari ERB tidak diikutkan dalam portofolio. Pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal yang dilakukannya
didasari oleh pendahulunya Markowitz 1952 yang dimulai dari data historis atas saham individual yang dijadikan input, dan dianalisis untuk
menjadikan keluaran yang menggambarkan kinerja setiap portofolio, apakah tergolong portofolio optimal atau sebaliknya.
Penelitian ini mencoba menerapkan model indeks tunggal yang merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Metode indeks tunggal
juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio, hal tersebut yang dijadikan peneliti sebagai alasan dalam
penggunaan indeks tunggal sebagai alat analisis untuk membentuk portofolio optimal pada saham-saham LQ 45 dan Jakarta Islamic Index.
Saham-saham yang harganya berfluktuasi berasal dari saham LQ 45 yang mempunyai kapitalisasi volume transaksi dan Likuiditas frekuensi
transaksi yang tinggi. Indeks LQ 45 hanya terdiri dari 45 saham terpilih setelah melalui beberapa kriteria pemilihan yang juga didasarkan pada
saham-saham dengan tingkat likuiditas yang tinggi dan mempertimbangkan kapitalisasi pasar terhadap saham-saham. Selain saham LQ 45 juga terdapat
saham aktif yang diperdagangkan dengan frekuensi tinggi yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas lebih tinggi. Dengan alasan
tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan penilaian kinerja pada
9 portofolio optimal saham LQ 45 dan saham JII Jakarta Islamic Index atau
indeks syariah yang akan sangat berguna sebagai dasar pertimbangan investor dalam menanamkan modalnya di bursa saham, sehingga mereka
mengetahui saham mana yang mampu memberikan kinerja terbaik dan dapat memberikan hasil yang
juga terbaik atas dana dan waktu yang mereka korbankan.
Saham LQ 45 yang menjadi objek penelitian ini adalah saham-saham yang favorit para investor di BEI Bursa Efek Indonesia dan terdaftar
kembali selama periode 2006-2010 sebanyak 15 saham yang dipilih. Selain saham LQ 45 umumnya memiliki kapitalisasi saham. Saham LQ 45 juga
memiliki prospek pertumbuhan usaha yang sangat tinggi begitu pula dengan bid-ask spread yang makin rendah secara otomatis akan membuat
daya saham tersebut di bursa menjadi semakin tinggi. Indeks Syariah atau JII Jakarta Islamic Index merupakan indeks
terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerja sama dengan Danareksa Investment
Management. Indeks
ini merupakan
indeks yang
mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau indeks yang berdasarkan syariah Islam. Saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah
emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah islam. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak
ukur bencmark untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan
10 kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara
syariah Burhanudin Susanto, 2008:128. Pemilihan obyek penelitian dengan menggunakan saham-saham yang
tercatat dalam Jakarta Islamic Index didasarkan pada pertimbangan bahwa masih minimnya literatur yang membahas investasi syariah di pasar modal
dan Jakarta Islamic Index merupakan satu-satunya indeks yang
menggunakan syariat Islam pertama kali di Indonesia. Keberhasilan Jakarta Islamic Index sebagai indeks yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar yang
terlihat dari nilai agregat saham-saham JII cukup signifikan dibandingkan kapitalisasi seluruh saham yang aktif diperdagangkan.
Indeks harga saham setiap hari dihitung menggunakan harga saham open dan close yang terjadi di bursa. Dua macam indeks yang digunakan di
Bursa Efek Indonesia adalah Indeks Harga Saham Individual yang mencerminkan perkembangan harga suatu saham dan Indeks Harga Saham
Gabungan IHSG yang mencerminkan perkembangan pasar secara keseluruhan. Harga saham yang digunakan dalam perhitungan indeks di
bursa adalah harga saham yang terjadi di pasar reguler. Dengan kesimpulan bahwa nilai kapitalisasi pasar adalah nilai seluruh saham yang dihitung
berdasarkan harga yang terakhir terjadi. Nilai dasar adalah nilai yang dihitung berdasarkan harga perdana dari masing-masing saham atau
berdasarkan harga yang telah dikoreksi jika perusahaan telah melakukan right issue, stock split atau pemberian saham bonusdeviden saham.
11 Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis membuat hasil
penelitiannya yang berjudul : “Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Pada Saham LQ 45 dan Portofolio Syariah Pada JII di Bursa Efek
Indonesia dengan Metode Cut off Point ”.
B.
Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis pembentukan portofolio saham LQ 45 dan portofolio optimal saham JII Jakarta Islamic
Index di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2006-2010, dan berdasarkan latar belakang diatas penulis memberikan perumusan masalah sebagai
berikut:
Bagaimana proses pembentukan portofolio optimal saham LQ 45 dan
JII di Bursa Efek Indonesia berdasarkan metode cut off point?