Proses Analisis Analisis pembentukan portofolio optimal pada saham LQ 45 dan JII di Bursa Efek Indonesia dengan metode Cut Off Point
65 Gambar 4.2 berikut ini menunjukkan data SBI yang digunakan
dalam penelitian ini selama periode 2006-2010.
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7 0,8
TAHUN 2006 TAHUN 2007
TAHUN 2008 TAHUN 2009
TAHUN 2010
Gambar 4.2 Grafik Data SBI R
f
Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.3 di atas setelah melakukan pengolahan data melalui SPSS 17 antara tingkat Return Pasar R
m
dengan return sekuritas saham LQ 45 dan JII maka memiliki hasil Expected Return market sebesar 0.025117 2,5117. Hal ini bisa
dilihat dari lampiran 8 dan 9. Apabila Expected Return positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi para investor.
Selanjutnya dalam menghitung tingkat pengembalian bebas risiko Risk free rate digunakan tingkat suku bunga SBI yang berjangka waktu 1
bulan, dengan alasan bahwa suku bunga SBI merupakan sertifikat yang bebas risiko. Untuk penghitungan risk free rate dilakukan secara
66 perbulan, yaitu dengan cara mencari rata-rata tertimbang dari tingkat
suku bunga SBI selama periode 2006-2010 tersebut. Dari tabel data 4.3 di atas didapatkan rata-rata risk free rate
pertahun sebesar 1,194 artinya apabila investor menanamkan dananya pada SBI berjangka 1 bulan, maka secara rata-rata pertahun investor
akan memproleh bunga sebesar 1,194 dari dana yang ditanamkannnya. Dalam penelitian ini, karena harga saham yang dpergunakan adalah data
saham per bulan. Maka dari itu antara expected return ER
m
dan tingkat suku bunga dibandingkan untuk menentukkan portofolio optimal dalam
1 bulanan. Jika tingkat ER
m
SBI maka di pasar modal lebih memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan R
f
yaitu rata- rata risk free rate per tahun dibagi 12 bulan, dan didapatkan nilai sebesar
0,0995 per bulan. Adanya tingkat pengembalian bebas risiko sebesar 0,0995 per bulan, serta tingkat pengembalian pasar sebesar 2,5117 .
Menurut Suherman dan I Roni Setyawan 2006:61 menunjukkan bahwa jika pasar modal BEJ dapat memberikan tingkat pengembalian
yang lebih besar dari pada tingkat pengembalian investasi bebas risiko R
f
maka investasi di pasar modal layak dalam kondisi pasar saat itu. 2. Menghitung realized return, expected return, standar deviasi dan varian
dari masing-masing saham individual, IHSG dan SBI menggunakan program Excel atau SPSS 17.
67 Realized return diperoleh dari prosentase perubahan harga
penutupan saham i pada bulan ke t dikurangi harga penutupan saham i pada bulan ke t-1 kemudian hasilnya dibagi dengan harga penutupan
saham i pada bulan ke t-1 Expected return dihitung dengan rumus Average, standar deviasi dihitung dengan rumus STDev dan varian
dihitung dengan rumus Var. Hasil penghitungan realized return masing- masing saham diperlihatkan pada lampiran.
Dalam penelitian ini yang menjadi alat investasi adalah saham- saham LQ 45 dan JII pada periode 2006-2010 dengan menggunakan
single index model dalam menganalisis. Berikut ini hasil penghitungan tingkat pengembalian expected
return dan risiko standar deviasi dan varian dari masing-masing saham individual terlihat dalam tabel 4.4 dan tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.4
ER
i
, STDev DAN VARIAN SAHAM INDIVIDUAL LQ 45
No PERUSAHAAN
LQ 45 ER
i
STDev σ² Varian
1 AALI
0,033176 0,14122
0,01994 2
ASII 0.033291
0,12902 0,01664
3 BBCA
0.019173 0,17122
0,02931 4
BDMN 0,015601
0,12955 0,01678
5 BLTA
-0,00266 0,16340
0,02669 6
BMRI 0,030631
0,12627 0,01594
7 BNBR
0,022143 0,18878
0,03563 8
BNGA 0,035022
0,14010 0,01962
9 BNII
0,032384 0,16964
0,02877 10
INDF 0,035659
0,13698 0,01876
11 INKP
0,028425 0,22452
0,05040
68
No PERUSAHAAN
LQ 45 ER
i
STDev σ² Varian
12 ISAT
0,013399 0,13989
0,01956 13
KIJA 0,019275
0,16936 0,02868
14 PGAS
0,027256 0,11624
0,01351 15
MEDC 0,06759
0,12602 0,01588
Sumber : Hasil olah data
Saham yang memiliki tingkat pengembalian ER
i
yang positif terdapat 14 saham pada saham LQ 45 sedangkan saham yang negatif
hanya terdapat 1 saham perusahaan saja yaitu saham BLTA. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Expected return ER
i
positif menunjukkan bahwa saham itu layak untuk dijadikan alternatif dalam
berinvestasi. Sedangkan STdev digunakan untuk mengukur risiko dari realized return. STdev yang paling tinggi terdapat pada perusahaan
INKP sebesar 0,22452.
Tabel 4.5
ER
i
, STDev DAN VARIAN SAHAM INDIVIDUAL JII
No PERUSHAAN
JII ER
i
STDev σ²Varian
1 BUMI
0.115610 0,19319
0,03732 2
INCO 0.019234
0,19664 0,03866
3 INTP
0.031431 0,12331
0,01520 4
KLBF 0.029376
0,14363 0,02062
5 PTBA
0.054125 0,15678
0,02457 6
TLKM 0.002001
0,09141 0,00835
7 UNTR
0.046237 0,14470
0,02093 8
UNVR 0.022534
0,0770 0,00592
Sumber : Hasil olah data
Dengan melihat tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
69 Saham yang memiliki tingkat pengembalian ER
i
yang positif terdapat 8 saham pada saham JII. Karena semua saham pada saham JII
memiliki Expected return ER
i
positif sehingga menunjukkan bahwa saham itu layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Sedangkan
STdev pada saham JII yang memiliki nilai tertinggi adalah saham 0,19664 . Hal ini menunjukkan bahwa risiko pada saham INCO sangat
besar. 3. Menghitung alpha, beta, dan variance error masing-masing saham.
Untuk menghitung alpha dan beta saham menggunakan program SPSS
17. Sedangkan
variance error
masing-masing saham
menggunakan program Excel. Alpha dihitung dengan rumus intercept, merupakan perbandingan return realisasi suatu saham dengan return
pasar pada suatu periode tertentu. Beta dihitung dengan rumus slope, mencerminkan volatilitas return suatu saham terhadap return pasar.
Variance error merupakan risiko unik atau unsystematic risk suatu saham. Hasil perhitungan alpha, beta, dan variance error masing-masing
saham individual terlihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.6
ALPHA, BETA DAN VARIANCE ERROR SAHAM INDIVIDUAL LQ 45
No SAHAM LQ 45
Alpha α
i
Beta β
i
STd e
i
1 AALI
0,009 0,969
0,016 2
ASII 1,311
0,010 3
BBCA -0,007
1,046 0,020
4 BDMN
-0,012 1,114
0,013 5
BLTA -0,032
1,185 0,018
70
No SAHAM LQ 45
Alpha α
i
Beta β
i
STd e
i
6 BMRI
1,205 0,011
7 BNBR
-0,003 0,982
0,023 8
BNGA 0,006
1,142 0,014
9 BNII
0,03 0,098
0,014 10
INDF 0,007
1,158 0,023
11 INKP
0,002 1,059
0,028 12
ISAT 0,002
0,460 0,018
13 KIJA
-0,013 1,301
0,018 14
PGAS 0,008
0,776 0,013
15 MEDC
-0,17 0,932
0,014
Sumber : Hasil olah data
Tabel di atas menunjukkan bahwa regresi tersebut akan
menghasilkan nilai merupakan ukuran return sekuritas I yang tidak
terkait dengan return pasar atau nilai yang menunjukkan pengharapan dari bagian tingkat dari bagian tingkat saham i yang tidak dipengaruhi
oleh perubahan pasar dan β menunjukkan besarnya slope yang mengindikasikan peningkatan return harapan pada sekuritas I untuk
setiap kenaikan return pasar sebesar 1 atau alat pengukur sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar.
Variance error merupakan varian dari kesalahan residu sekuritas ke i. Perusahaan yang memiliki nilai alpha tertinggi dari saham LQ 45 adalah
saham BNII sebesar 0,03 sedangkan Perusahaan yang memiliki nilai beta tertinggi pada saham LQ 45 adalah saham ASII sebesar 1,311.
71
Tabel 4.7
ALPHA, BETA DAN VARIANCE ERROR SAHAM INDIVIDUAL JII
No SAHAM JII
Alpha α
i
Beta β
i
STd e
i
1 BUMI
0,107 0,341
0,026 2
INCO -0,014
1,250 0,023
3 INTP
0,005 1,034
0,012 4
KLBF 0,007
0,903 0,017
5 PTBA
0,026 1,139
0,017 6
TLKM -0,013
0,606 0,011
7 UNTR
0,014 1,294
0,014 8
UNVR 0,014
0,350 0,010
Sumber : Hasil olah data
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa Perusahaan yang memiliki nilai alpha tertinggi dari saham JII adalah saham BUMI sebesar 0,107.
sedangkan untuk saham JII adalah saham UNTR sebesar 1,294. Dilihat dari tabel di atas secara umum saham yang peka terhadap
kondisi pasar ditunjukkan oleh koefisien beta β. Koefisien beta dapat bernilai positif dan negatif. Jika beta positif, maka kenaikkan return
pasar akan menyebabkan kenaikan return saham. Sebaliknya jika beta negatif maka kenaikkan return pasar akan menyebabkan penurunan
return saham. Saham yang memiliki beta β secara keseluruhan bernilai positif baik saham yang terdapat dalam saham LQ 45 maupun JII.
Besarnya koefisien beta yang normal adalah β = 1. Bila β 1 disebut sebagai saham yang lemah defensive stock, yang berarti jika ada
kenaikan return pasar sebesar X , maka return saham akan naik kurang dari X dan begitu pula sebaliknya. β 1 disebut saham agresif
aggressive stocks, yang berarti jika return pasar naik sebesar X
72 maka return saham akan mengalami kenaikan lebih dari X dan begitu
pula sebaliknya saham dalam penelitian ini semuanya bernilai positif, maka kenaikan return pasar akan menyebabkan kenaikan return saham.
Yang termasuk dalam saham yang lemah β 1 dan kuat β 1 adalah:
Tabel 4.8
SAHAM-SAHAM LQ 45 YANG MEMILIKI β 1 Dan β 1
No KODE SAHAM
LQ 45 Beta β 1
KODE SAHAM LQ 45
Beta β 1
1 ASII
1,311 10
AALI 0,969
2 BBCA
1,046 11
BNBR 0,982
3 BDMN
1,114 12
BNII 0,098
4 BLTA
1,185 13
ISAT 0,46
5 BMRI
1,205 14
PGAS 0,776
6 BNGA
1,142 15
MEDC 0,932
7 INDF
1,158 8
INKP 1,059
9 KIJA
1,301
Sumber: Hasil olah data
Dilihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa saham LQ 45 yang memiliki saham agresif aggressive stocks atau β 1 hanya terdapat 8
saham saja sedangkan saham yang lemah defensive stock atau β 1 hanya terdapat 7 saham.
Tabel 4.9
SAHAM-SAHAM JII YANG MEMILIKI β 1 Dan β 1
No KODE SAHAM
JII Beta β 1
KODE SAHAM JII
Beta β 1
1 INCO
1,25 5
BUMI 0,341
2 INTP
1,034 6
KLBF 0,903
3 PTBA
1,139 7
TLKM 0,606
4 UNTR
1,294 8
UNVR 0,35
Sumber: Hasil olah data
73 Dilihat pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa saham JII yang
memiliki saham agresif aggressive stocks atau β 1 hanya terdapat 4 saham saja sedangkan saham yang lemah defensive stock atau β 1
hanya terdapat 4 saham. 4. Menghitung nilai exces return to beta ERB dan nilai C
i
masing-masing saham.
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan
Excess Return to Beta ERB Peringkat ERB Saham LQ 45 periode 2006-2010
No PERUSHAAN
LQ 45 ER
i
Risk free SBI ER
i
-R
f
β
i
ERB
1 AALI
0,033176 0,000995
0,03218 0,969
0,033211 2
ASII 0,033291
0,000995 0,0323
1,311 0,024635
3 BBCA
0,019173 0,000995
0,01818 1,046
0,017379 4
BDMN 0,015601
0,000995 0,01461
1,114 0,013111
5 BMRI
0,030631 0,000995
0,02964 1,205
0,024594 6
BNBR 0,022143
0,000995 0,02115
0,982 0,021536
7 BNGA
0,035022 0,000995
0,03403 1,142
0,029796 8
BNII 0,032384
0,000995 0,03139
0,098 0,320296
9 INDF
0,035659 0,000995
0,03466 1,158
0,029934 10
INKP 0,028425
0,000995 0,02743
1,059 0,025902
11 ISAT
0,013399 0,000995
0,0124 0,46
0,026965 12
KIJA 0,019275
0,000995 0,01828
1,301 0,014051
13 PGAS
0,027256 0,000995
0,02626 0,776
0,033841 14
MEDC 0,06759
0,000995 0,0666
0,932 0,071454
Sumber: Hasil olah data
Dilihat dari perhitungan pada tabel 4.10 Berdasarkan hasil perhitungan di atas kemudian dihitung nilai excess return to beta ERB
dan nilai C
i
masing-masing saham. Nilai ERB yang diperoleh diurutkan atau diranking dari nilai ERB terbesar ke nilai ERB yang terkecil. Nilai
C
i
merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap
74 variance residual error saham dengan varian pasar pada sensitivitas
saham individual terhadap variance residual error saham. Nilai ERB yang dipilih untuk masuk ke dalam portofolio optimal adalah saham-
saham yang memiliki ERB positif. Pada saham LQ 45 terdapat 14 saham yang memiliki ERB positif. Sedangkan untuk saham yang ERB-nya
bernilai negatif hanya 1 saham saja yaitu saham BLTA. Saham-saham yang memiliki ERB negatif tidak memenuhi syarat untuk membentuk
portofolio yang optimal.
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan
Excess Return to Beta ERB Peringkat ERB Saham JII dari yang Terbesar Sampai yang Terkecil pada
periode 2006-2010
No PERUSHAAN
JII ER
i
Risk free BI ER
i
-R
f
β
i
ERB
1 BUMI
0,11561 0,000995
0,114615 0,341
0,336114 2
INCO 0,019234
0,000995 0,018239
1,25 0,014591
3 INTP
0,031431 0,000995
0,030436 1,034
0,029435 4
KLBF 0,029376
0,000995 0,028381
0,903 0,03143
5 PTBA
0,054125 0,000995
0,05313 1,139
0,046646 6
TLKM 0,002001
0,000995 0,001006
0,606 0,00166
7 UNTR
0,046237 0,000995
0,045242 1,294
0,034963 8
UNVR 0,022534
0,000995 0,021539
0,35 0,06154
Sumber: Hasil olah data
Dilihat dari perhitungan pada tabel 4.11 tersebut, terdapat 8 saham pada saham JII yang nilai ERB-nya positif. Saham yang memiliki nilai
ERB positif tersebut memiliki peluang untuk menjadi bagian dari portofolio yang optimal. Untuk menentukan saham-saham mana dari
75 saham yang akan menjadi bagian portofolio optimal, harus terlebih
dahulu dibandingkan antara ERB dengan cut-off point C
i
dari ke-2 saham tersebut yaitu saham LQ 45 dan JII.
5. Menentukan cut off point C Nilai cut off point C adalah nilai C
i
maksimum dari sederetan nilai C
i
saham. Nilai cut off point digunakan sebagai titik pembatas untuk menentukan saham yang masuk kandidat dengan yang tidak
masuk kandidat portofolio.
Tabel 4.12 Perbandingan Nilai ERB dengan
Cut off point pada LQ 45 Masing-masing Saham pada Periode 2006-2010
No PERUSHAAN LQ 45
ERB C
1 AALI
0,033210526 0,000156783
2 ASII
0,02463463 0,011121331
3 BBCA
0,017378585 0,011902139
4 BDMN
0,013111311 0,012118354
5 BMRI
0,024594191 0,012737857
6 BNBR
0,021535642 0,013207268
7 BNGA
0,029795972 0,014965384
8 BNII
0,320295918 0,015203499
9 INDF
0,02993437 0,016119168
10 INKP
0,025901794 0,016519804
11 ISAT
0,026965217 0,016643866
12 PGAS
0,033841495 0,017132998
13 MEDC
0,071453863 0,019960072
Sumber : Hasil olah data = C = 0,019960072
Setelah didapat hasil perhitungan cut off point C
i
, maka nilai ERB yang positif diperbandingkan dengan nilai cut off point tersebut. Jika
ERB suatu saham lebih besar dari cut off point-nya C
i
, maka saham tersebut memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam portofolio optimal
76 dan jika ERB suatu saham lebih kecil dari cut off point-nya C
i
, maka saham tersebut tidak memenuhi kriteria untuk masuk dalam
pembentukan portofolio optimal. Dari tabel 4.12 diatas dapat diketahui bahwa ada 13 saham pada saham LQ 45 yang memenuhi kriteria untuk
masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, karena nilai ERB dari masing-masing saham tersebut lebih besar dari nilai masing-
masing cut off point-nya C
i
. 13 saham yaitu AALI, ASII, BBCA, BDMN, BMRI, BNBR, BNGA, BNII, INDF, INKP, ISAT, PGAS,
MEDC. Untuk penentuan unique cut-off point C yang merupakan nilai C
i
tertinggi optimum berada pada angka 0,019960072 atau pada saham MEDC pada saham LQ 45. Unique cut off point ini menunjukkan
batas pemisah antara penerimaan dan penolakan saham untuk portofolio efisien.
Tabel 4.13 Perbandingan Nilai ERB dengan
Cut off point pada JII Masing-masing Saham pada Periode 2006-2010
No PERUSHAAN JII
ERB
C
1 BUMI
0,33611437 0,00714204
2 INCO
0,0145912 0,007700623
3 INTP
0,029435 0,009646702
4 KLBF
0,03143 0,010648426
5 PTBA
0,046646 0,013102635
6 UNTR
0,034963 0,014857318
7 UNVR
0,06154 0,015302494
Sumber: Hasil olah data = C = 0,015302494
77 Dari tabel diatas yaitu tabel 4.13 dapat diketahui bahwa ada 7
saham pada JII yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, karena nilai ERB dari masing-
masing saham tersebut lebih besar dari nilai masing-masing cut off point-nya C
i
. sedangkan unique cut off point pada saham JII yaitu saham BUMI sebesar 0,015302494.
6. Menentukan saham kandidat portofolio Saham yang menjadi kandidat portofolio adalah saham yang
mempunyai nilai excess return to beta lebih besar atau sama dengan nilai cut off point. Tabel 4.12 dan 4.13 telah memperlihatkan saham-
saham yang menjadi kandidat portofolio optimal berdasarkan ERB C. 7. Menentukan portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing saham
pembentuk portofolio. Setelah mengetahui ke dua saham dari LQ 45 dan JII yang terpilih
untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, maka akan dihitung besarnya proporsi X
i
yang layak diinvestasikan pada saham- saham terpilih tersebut. Terlebih dahulu akan ditentukan skala
tertimbang dari masing-masing saham Z
i
yang akan ditunjukkan oleh tabel 4.14 dan 4.15.
78
Tabel 4.14 Perhitungan Skala Tertimbang Z
i
dan Proporsi Dana X
i
Pada Saham LQ 45
No PERUSHAAN
LQ 45 β
i
σ
2
ei β
i
σ
2
ei ERB
Z
i
X
i
1 AALI
0,969 0,016
60,5625 0,03321
0,802448765 0,016484878
2 ASII
1,311 0,01
131,1 0,02463
3,2296 0,066346367
3 BBCA
1,046 0,02
52,3 0,01738
0,908974 0,018673248
4 BDMN
1,114 0,013
85,69230 0,01311
1,123538462 0,023081092
5 BMRI
1,205 0,011
109,54545 0,0245942
2,694181818 0,055347156
6 BNBR
1,114 0,023
48,434782 0,02154
1,043285217 0,021432433
7 BNGA
0,982 0,014
70,1428571 0,0298
2,090257143 0,042940602
8 BNII
1,142 0,014
81,57142857 0,3203
26,12732857 0,53673933
9 INDF
1,158 0,023
50,34782609 0,02993
1,506910435 0,030956785
10 INKP
0,46 0,028
16,42857143 0,0259
0,4255 0,008741138
11 ISAT
1,301 0,018
72,27777778 0,02697
1,949331667 0,04004554
12 PGAS
0,776 0,013
59,69230769 0,03384
2,019987692 0,041497042
13 MEDC
0,932 0,014
66,57142857 0,07145
4,756528571 0,097714389
Jumlah
48,67787234 1
Sumber: Hasil olah data
Dilihat dari tabel 4.14 mengenai perhitungan skala tertimbang Z
i
dan proporsi dana X
i
. Proporsi dana pada 13 saham yang terdapat pada saham LQ 45 yaitu saham AALI sebesar 1,65, ASII sebesar 6,63,
BBCA sebesar 1,86, BDMN sebesar 2,31, BMRI sebesar 5,5, BNBR sebesar 2,14, BNGA sebesar 4,3, BNII sebesar 53,7, INDF
sebesar 3,09, INKP sebesar 0,9, ISAT sebesar 4, PGAS sebesar 4,15, MEDC sebesar 9,77 .
79
Tabel 4.15 Perhitungan Skala Tertimbang Z
i
dan Proporsi Dana X
i
Pada Saham JII
No PERUSHAAN
JII β
i
σ
2
ei β
i
σ
2
ei ERB
Z
i
X
i
100
1 BUMI
0,341 0,026
13,115385 0,336114
4,20756629 0,237485746
2 INCO
1,25 0,023
54,34782609 0,0145912
0,793 0,044758938
3 INTP
1,034 0,012
86,166667 0,029435
2,536315833 0,143156118
4 KLBF
0,903 0,017
53,117647 0,03143
1,669487647 0,09423013
5 PTBA
1,139 0,017
67 0,046646
3,125282 0,176398867
6 UNTR
1,294 0,014
92,428571 0,034963
3,231580143 0,182398605
7 UNVR
0,35 0,01
35 0,06154
2,1539 0,121571596
Jumlah
100 Sumber: Hasil olah data
Dilihat dari tabel 4.15 mengenai perhitungan skala tertimbang Z
i
dan proporsi dana X
i
. Proporsi dana pada 7 saham yang terdapat pada saham JII yaitu saham BUMI sebesar 23,8, INCO sebesar 4,48,
INTP sebesar 14,3, KLBF sebesar 9,42, PTBA sebesar 17,6, UNTR sebesar 18,24, UNVR sebesar 12,16.
8. Menentukan koefisien korelasi dan covariance antar saham pembentuk portofolio optimal.
Setelah menentukan saham-saham pembentuk portofolio kemudian dihitung koefisien korelasi diperlukan untuk mengetahui hubungan
return saham-saham pembentuk portofolio dan hubungan return saham dengan return pasar yang dihitung dengan SPSS 17. Covariance
merupakan perbandingan perhitungan realized return saham A dengan realized return saham B. Covariance dihitung dengan program SPSS 17.
Hasil penghitungan koefisien korelasi antar saham pembentuk portofolio ditunjukkan pada tabel 4.16 dan 4.17 di bawah ini:
80
Tabel 4.16
KOEFISIEN KORELASI DAN KOVARIANS SAHAM LQ 45 PEMBENTUK PORTOFOLIO
No PERUSHAAN LQ 45
KorelasiR
i
,Rihsg CovR
i
,Rihsg
1 AALI
0,555 0,00633
2 ASII
0,821 0,0086
3 BBCA
0,494 0,00684
4 BDMN
0,695 0,0727
5 BMRI
0,771 0,00786
6 BNBR
0,42 0,0064
7 BNGA
0,649 0,00746
8 BNII
0,683 0,00936
9 INDF
0,047 0,00052
10 INKP
0,381 0,00691
11 ISAT
0,266 0,003
12 PGAS
0,54 0,00507
13 MEDC
0,597 0,00608
Sumber : Hasil olah data
Dilihat dari tabel 4.16 menunjukkan bahwa korelasi memiliki nilai positif dari masing-masing saham LQ 45 dengan IHSG. Dimana dalam
konteks diversifikasi, ukuran ini akan menjelaskan sejauh mana return dari sekuritas terkait satu dengan yang lainnya hal ini sesuai dengan teori
jika penggabungan dua sekuritas berkorelasi positif sempurna +1,0 tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko. Risiko portofolio
yang dihasilkan dari penggabungan ini hanya merupakan rata-rata tertimbang dari risiko individual sekuritas yang ada di portofolio. Oleh
karena itu, investor tidak akan bisa menghilangkan sama sekali risiko portofolio. Hal ini yang bisa dilakukan adalah mengurangi risiko
portofolio Eduardus Tandelilin, 2010:118.
81 Saham LQ 45 yang memiliki korelasi positif yang bernilai tinggi
adalah saham ASII sebesar 0,0821 sementara korelasi positif rendah yaitu saham INDF yaitu sebesar 0,047. Sedangkan untuk kovarians yang
positif dimana kecenderungan dua sekuritas bergerak dalam arah yang sama. Jika return LQ 45 naik maka return sekuritas IHSG naik,
demikian sebaliknya. Saham yang memiliki kovarians positif yang memiliki bernilai tinggi BDMN sebesar 0,0727.
Tabel 4.17
KOEFISIEN KORELASI DAN KOVARIANS SAHAM JII PEMBENTUK PORTOFOLIO
No PERUSHAAN JII
KorelasiR
i
,Rihsg CovR
i
,Rihsg
1 BUMI
0,143 0,00223
2 INCO
0,511 0,00812
3 INTP
0,678 0,00996
4 KLBF
0,508 0,00589
5 PTBA
0,587 0,00743
6 UNTR
0,723 0,00845
7 UNVR
0,367 0,0228
Sumber : Hasil olah data
Dilihat dari tabel 4.17 menunjukkan bahwa korelasi memiliki nilai positif dari masing-masing saham JII dengan IHSG. Saham JII yang
memiliki korelasi positif yang bernilai tinggi adalah saham UNTR sebesar 0,723 sementara korelasi positif rendah yaitu saham BUMI yaitu
sebesar 0,143. Sedangkan untuk kovarians yang positif dimana kecenderungan dua sekuritas bergerak dalam arah yang sama. Jika
return JII naik maka return sekuritas IHSG naik, demikian sebaliknya. Saham yang memiliki kovarians yang bernilai tinggi pada saham JII
adalah saham UNVR sebesar 0,0228.
82 9. Menghitung Tingkat Pengembalian dan Risiko Portofolio
Return harapan dari suatu portofolio dapat diestimasi dengan menghitung rata-rata tertimbang dari return harapan dari masing-masing
aset individual yang ada dalam portofolio. Persentase nilai portofolio yang diinvestasikan dalam setiap aset-aset individual dalam portofolio
disebut sebagai “bobot portofolio”, yang dilambangkan dengan W. Jika seluruh bobot portofolio dijumlahkan, akan berjumlah total 100 atau
1,0; artinya seluruh dana telah diinvestasikan dalam portofolio. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perhitungan alpha
portofolio, beta portofolio serta return portofolio :
Tabel 4.18 Perhitungan Return Portofolio Saham LQ 45
No PERUSAHAAN
LQ 45 α
β
i
X
i
ER
m
α Portofolio β
i
Portofolio
1 AALI
0,009 0,969
0,016484878 0,025117
0,000148364 0,015973847
2 ASII
1,311 0,066346367
0,086980087 3
BBCA -0,007
1,046 0,018673248
-0,000130713 0,019532217
4 BDMN
-0,012 1,114
0,023081092 -0,000276973
0,025712336 5
BMRI 1,205
0,055347156 0,066693323
6 BNBR
-0,003 1,114
0,021432433 -6,42973E-05
0,02387573 7
BNGA 0,006
0,982 0,042940602
0,000257644 0,042167671
8 BNII
0,03 1,142
0,53673933 0,01610218
0,612956315 9
INDF 0,007
1,158 0,030956785
0,000216697 0,035847957
10 INKP
0,002 0,46
0,008741138 1,74823E-05
0,004020923 11
ISAT 0,002
1,301 0,04004554
8,00911E-05 0,052099248
12 PGAS
0,008 0,776
0,041497042 0,000331976
0,032201705 13
MEDC -0,017
0,932 0,097714389
-0,001661145 0,091069811
Total 1
0,015021307 1,10913117
Return Portofolio ER
p
= 0,042879354
Sumber : Hasil olah data
83 Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel 4.18 diatas menunjukkan
bahwa return portofolio saham LQ 45 sebesar 0,042879354 atau 4,2879354 per bulan.
Tabel 4.19 Perhitungan Return Portofolio Saham JII
No PERUSAHAAN
α β
i
X
i
ER
m
α Portofolio β
i
Portofolio
1 BUMI
0,107 0,341
0,237485746 0,025117
0,025410975 0,080982639
2 INCO
-0,014 1,25
0,044758938 -0,000626625
0,055948672 3
INTP 0,005
1,034 0,143156118
0,000715781 0,148023426
4 KLBF
0,007 0,903
0,09423013 0,000659611
0,085089808 5
PTBA 0,026
1,139 0,176398867
0,004586371 0,20091831
6 UNTR
0,014 1,294
0,182398605 0,00255358
0,236023795 7
UNVR 0,014
0,35 0,121571596
0,001702002 0,042550059
Total 0,035001695
0,849536708
Return Portofolio ER
p =
0,05634
Sumber : Hasil olah data
Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel 4.19 diatas menunjukkan saham JII memiliki return portofolio sebesar 0,05634 atau 5,634.
Return tersebut merupakan return yang cukup menjanjikan, karena return portofolio tersebut diatas tingkat pengembalian pasar ER
m
yang besarnya adalah 2,5117 , dan masih berada diatas tingkat
pengembalian bebas risiko yang besarnya adalah 0,0995 per bulan. Sedangkan untuk mencari risiko dari portofolio, kita harus menghitung
varian dari portofolio σp
2
, terlebih dahulu kita harus menghitung beta dari portofolio systematik risk yang dikuadratkan, varian pasar σm
2
, serta unsystematik risk dari portofolio σep
2
.
84
Tabel 4.20 Perhitungan Risiko Portofolio Saham LQ 45
Sumber : Hasil olah data
Dari hasil perhitungan tabel 4.20 diatas tersebut didapatkan risiko portofolio pada saham LQ 45 sebesar 0,1114 atau 11,14 . Risiko
portofolio tidak bisa dihitung hanya dengan menjumlahkan risiko masing-masing sekuritas yang ada dalam portofolio. Menghitung risiko
portofolio tidak sama dengan menghitung return portofolio, karena risiko portofolio bukan rata-rata tertimbang risiko masing-masing
sekuritas individual dalam portofolio. Dengan menggunakan ukuran kovarians seperti yang telah dibahas
di muka, kita bisa menghitung besarnya risiko portofolio, baik yang terdiri dari dua buah sekuritas maupun n sekuritas. Dalam menghitung
risiko portofolio, ada tiga hal yang perlu ditentukan, yaitu:
No PERUSHAAN LQ 45
β
i
2
Portofolio
1 AALI
1,230171953 0,00653
0,000271751 0,016
4,34802E-06 2
ASII 0,00440184
0,01 4,40184E-05
3 BBCA
0,00034869 0,02
6,9738E-06 4
BDMN 0,000532737
0,013 6,92558E-06
5 BMRI
0,003063308 0,011
3,36964E-05 6
BNBR 0,000459349
0,023 1,0565E-05
7 BNGA
0,001843895 0,014
2,58145E-05 8
BNII 0,288089108
0,014 0,004033248
9 INDF
0,000958323 0,023
2,20414E-05 10
INKP 7,64075E-05
0,028 2,13941E-06
11 ISAT
0,001603645 0,018
2,88656E-05 12
PGAS 0,001722004
0,013 2,23861E-05
13 MEDC
0,009548102 0,014
0,000133673 Total
0,004374695 Varians Portofolio σp
2
= β
2
σm
2
+ σep
2
= 0,012407718
Risiko Portofolio 0,1114
85 1. Varians setiap sekuritas
2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya. 3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas.
Tabel 4.21 Perhitungan Risiko Portofolio Saham JII
No PERUSAHAAN JII
β
i
2
Portofolio
1 BUMI
0,721712619 0,00653
0,05639948 0,026
0,001466386 2
INCO 0,002003362
0,023 4,60773E-05
3 INTP
0,020493674 0,012
0,000245924 4
KLBF 0,008879317
0,017 0,000150948
5 PTBA
0,03111656 0,017
0,000528982 6
UNTR 0,033269251
0,014 0,00046577
7 UNVR
0,014779653 0,01
0,000147797 Total
0,003051884 Varians Portofolio σp
2
= β
2
σm
2
+ σep
2
= 0,007764667
Risiko Portofolio 0,088117347
Sumber : Hasil olah data
Dari hasil perhitungan tabel 4.21 diatas tersebut didapatkan risiko portofolio saham JII yaitu sebesar 0,088117347 atau 8,82. Risiko
portofolio dilihat dari standar deviasi yaitu akar dari varian portofolio. Risiko portofolio LQ 45 dan JII lebih kecil dari tingkat risiko saham
individul. Hal ini berarti risiko investasi dapat diperkecil dengan mengadakan penganekaragaman saham portofolio saham sesuai
dengan penelitian Poerwanto dan sylvanata, 2005:96.
86