Perilaku Konsumen Perilaku Konsumen Dalam Ritel

menentukan tingkat kepuasan super swalayan. Pada keenam faktor yang diukur untuk mengetahui citra merek konsumen, diketahui bahwa konsumen memiliki citra merek atau penilaian yang positif dengan kinerja super swalayan dalam memberikan pelayanan pada faktor keragaman produk, layanan toko, lokasi, dan promosi sedangkan pelanggan menilai negatif pada harga dan kinerja super swalayan dalam atmosfer toko. Penelitian ini menggunakan alat ukur analisis regresi linier berganda dengan menggunakan skala likert. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan konsumen super swalayan semarang memiliki citra yang negatif akan kinerja super swalayan. Namun demikian ada faktor dimana konsumen memiliki citra yang positif. Oleh karena itu disarankan kepada pihak super swalayan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan konsumen agar konsumen memiliki citra yang positif. Sedangkan pada faktor dimana konsumen memiliki citra yang negatif hendaknya super swalayan dapat mempertahankan prestasinya dan lebih ditingkatkan lagi.

B. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan salah satu aspek penting dalam pemasaran, karena melalui pemahaman tentang perilaku konsumen, pemasar dapat memahami harapan pelanggan tentang produknya, sehingga perilaku pelanggan sebagai fokus bisnis saat ini dapat lebih dipahami oleh pemasar Tjiptono, 2003: 38. Istilah perilaku erat hubungannya pada permasalahan manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan Universitas Sumatera Utara menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini Setiadi, 2003: 3. Perilaku konsumen menurut Schiffman Kanuk Tjiptono, 2003: 40 adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan gagasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku konsumen menyangkut perilaku seseorang dalam mendapatkan dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses pengambilan keputusannya. Perilaku konsumen menurut Kotler 2003:203, dapat dipahami melalui rangsangan pemasaran dan lingkungan yang masuk ke kesadaran pembeli, serta karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya, yang kemudian menghasilkan keputusan pembelian tertentu.

C. Perilaku Konsumen Dalam Ritel

Menurut Peter dan Olson dalam Simamora, 2003:163, khusus dalam pembelian ritel terdapat pola perilaku tertentu pada konsumen. Pola perilaku ini terbagi menjadi tujuh kategori, dimana masing-masing kategori dapat berubah urutannya. Karena pada dasarnya setiap manusia berbeda maka perilakunya pun berbeda walaupun perilaku tersebut relatif sama. Pola perilaku tersebut digambarkan pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara Tahap Konsumsi Tahap Perilaku Contoh Perilaku PREPURCHASE MembacaKoran,majalah,brosur Mendengar iklan radio Menyaksikan iklan tv Mendengarsalesman,teman,keluarga Mengambil uang dari ATM Menggunakan kartu kredit Menggunakan pinjamandari bank Ataupun keanggotaan belanja Mencari lokasi belanja Pergi menuju lokasi Masuk ke lokasi belanja …………………………………………………………………………………… Mencari produk di dalam toko PURCHASE Menemukan produk yang dicari Membawa produk ke kasir Pembayaran dengan uang yang tersedia Membawa produk ke lokasi pemakaian …………………………………………………………………………………… Menggunakan produk Membuang sisa produk Pembelian ulang USAGE Memberi informasi kepada orang lainmengenai produk Mengisi kartu garansi Memberikan informasi lainnya kepada retailer Gambar 2.1 Perilaku Konsumen dalam Ritel Sumber : Peter dan Olson dalam Simamora2003, diolah penulis 2010 Information Contact Fund Acces Store Contact Product Contact Transaction Consumption Communication Universitas Sumatera Utara

D. Proses Pengambilan Keputusan