Latar Belakang Permasalahan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Revolusi digital telah merubah konsep-konsep tentang waktu, ruang, dan isi. Pernyataan yang pernah dilontarkan Alvin Toffler akan terjadinya pergeseran dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi kini telah menjadi kenyataan. 1 Ada lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia yang memiliki akses internet, dan lebih dari 1,5 juta domain telah didaftarkan. Arus pengguna internet diperkirakan meningkat dua kali lipat setiap 100 hari. Fenomena ini begitu besar pengaruhnya hingga kemudian muncul sebuah paradigma baru bernama new economy . Dalam artian yang sederhana, ekonomi baru adalah sebuah istilah yang merefleksikan berbagai macam aktivitas dengan basis internet. Dengan terminologi eelectronic-things-nya, ekonomi baru memunculkan banyak istilah di masyarakat seperti e-commerce, e-business, e-banking, e-learning, dan Pergeseran ini mengakibatkan perubahan gaya hidup dalam segala aspek kehidupan. Sebuah perusahaan, institusi pendidikan maupun pasar tidak lagi memerlukan ruang yang besar, sebab ruang dan tempat akan ada secara virtual kapan saja dimana saja. Pesan-pesan bisa dikirim dan diterima terus-menerus secara bergantian, bahkan objek seperti buku, musik, dan video bisa dikirimkan hanya dalam waktu sekejap saja, yakni dengan memanfaatkan koneksi internet. 1 Taufik Hidayat. Langkah Mudah Meraup Dolar Lewat Internet. Jakarta: Mediakita,2007. p.2. Universitas Sumatera Utara sebagainya. Don Tapscot, penulis The Digital economy yang dijuluki mantan Wakil Presiden Amerika, Al Gore, sebagai salah satu maha guru cyber, mengatakan bahwa perubahan fenomena yang terjadi pada saat sekarang membawa konsekuensi logis yang mengharuskan berbagai macam aktivitas mau tidak mau bergabung dalam bisnis di internet. 2 Peter Drucker, mahaguru manajemen bahkan pernah menyatakan bahwa 30 tahun mendatang, kampus-kampus universitas besar akan menjadi relik, perguruan tinggi akan mengalami krisis dan tidak dapat bertahan sebagai suatu lembaga residensial karena bangunan-bangunannya tidak diperlukan lagi. Begitu juga bidang pendidikan tidak luput dari fenomena ini. 3 Menyadari semakin signifikannya peranan internet, Universitas Sumatera Utara USU telah melengkapi fasilitasnya dengan teknologi internet. Sejak tahun 2007, proses pengisian Kartu Rencana Studi KRS dan pengecekan nilai hasil studi mahasiswa dapat dilakukan via internet dengan mengunjungi situs www.usu.ac.id. Bahkan pada tahun 2006, Perpustakaan Pusat USU telah didukung oleh fasilitas Wi-Fi . Memang benar internet telah menjadi bagian dari kehidupan kampus di USU, tetapi peran internet sebenarnya masih belum optimal di dalam mendukung aktivitas perkuliahan. Penggunaan website www.usu.ac.id hanya sebatas untuk mengisi KRS maupun mendapatkan informasi nilai hasil studi. Padahal dengan adanya internet potensi untuk mengembangkan e-learning yang kemudian dipadukan dengan sistem perkuliahan face-to-face sangat terbuka. 2 Taufik Hidayat. Langkah Mudah Meraup Dolar Lewat Internet. Jakarta: Mediakita,2007. p.2. 3 Arief. Modelling E-Learning. Jakarta, 2006. Universitas Sumatera Utara E-learning sendiri merupakan suatu pendekatan untuk memfasilitasi dan mengembangkan proses belajar-mengajar dengan mempergunakan komputer maupun teknologi komunikasi lainnya, misalnya CDROM, televisi, PDA, MP3 Player , dan telepon genggam. E-learning memberikan jawaban terhadap tantangan utama dalam dunia pendidikan teknik sekarang ini, yakni untuk menciptakan sebuah lingkungan belajar yang menyediakan siswa dengan kemampuan kognitif untuk melakukan analisis, sintesis dan membuat kesimpulan dari topik yang diberikan. E-learning juga mampu mengubah suasana kuliah teknik dari pasif menjadi aktif, serta student-friendly. Dengan adanya e-learning kualitas perkuliahan akan meningkat, jalannya perkuliahan juga menjadi lebih efektif dan efisien karena mahasiswa dapat mempersiapkan dan mempelajari materi perkuliahan yang diperoleh dari internet sebelum perkuliahan dimulai. Dalam kasus di mana e-learning diterapkan bersamaan dengan proses belajar- mengajar face-to-face tatap muka maka sistem pengajaran seperti ini disebut dengan blended learning. Selain itu, e-learning juga menyediakan basis bagi kemungkinan dikembangkannya distance-learning, yakni suatu sistem pendidikan jarak jauh di mana materi pengajaran dapat disampaikan kepada murid yang tidak berada di tempatnya. Sistem perkuliahan di Departemen Teknik Industri USU masih menggunakan sistem konvensional, yaitu perkuliahan dilaksanakan di ruang kelas di mana mahasiswa dan dosen harus hadir secara fisik agar perkuliahan dapat berlangsung. Akan tetapi, peneliti menyadari bahwa di dalam sistem tradisional ini mahasiswa sering sekali kurang mempersiapkan diri mengikuti perkuliahan. Universitas Sumatera Utara Tentunya hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, tetapi salah satu faktor yang cukup signifikan ialah kurangnya informasi yang mahasiswa peroleh mengenai satuan acara perkuliahan dan garis besar topik perkuliahan yang akan diikuti. Akibatnya proses perkuliahan di departemen ini menjadi satu arah saja dari dosen ke mahasiswa dan mahasiswa jarang memberikan respon terhadap materi perkuliahan yang diberikan dosen. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mengemukakan suatu rancangan sistem portal e- learning.

1.2. Perumusan Masalah