B. Musik Sebagai Tanda dalam Komunikasi Estetis
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai tanda, di antaranya yaitu Danesi 2012: 6 yang berpendapat bahwa tanda adalah segala sesuatu warna,
isyarat, kedipan
mata, objek,
rumus matematika,
dan lain-lain
yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya. Kemudian menurut Martinet
2010: 45, tanda adalah sesuatu yang bisa ditangkap yang memperlihatkan hal selain dirinya sendiri.
Sejalan dengan pendapat tersebut Nurgiyantoro 2005: 40 mendefinisikan bahwa tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa
pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Jadi, sesuatu dikatakan sebagai tanda apabila diinterpretasikan oleh interpreter sebagai tanda. Tanda-tanda
dapat berupa gerakan anggota badan, gerakan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rumah, pakaian, karya seni: sastra, lukis, musik,
tari, dan lain-lain yang berada di sekitar kita. Berdasarkan pendapat tersebut, maka partitur atau teks dari Jalan Sunyi
Bhisma karya Puput Pramuditya dikatakan sebagai tanda karena di dalam sebuah partitur bisa memberikan isyarat, rumus, atau perintah yang digunakan para
pembaca teks untuk mempresentasikan apa yang diinginkan komposer dalam sebuah teks musik atau partitur. Puput Pramuditya tidak begitu saja menciptakan
sebuah karya musik, pasti ada makna yang tersimpan dalam tanda yang dia tulis ke dalam partitur. Untuk mengetahui makna dalam suatu karya musik, dapat
menggunakan pendekatan semiotika.
Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani ”Semeion“ yang berarti tanda. Wibowo 2013: 7 berpendapat bahwa tanda itu sendiri
didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dan dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda adalah segala
sesuatu warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus matematika, dan lain-lain yang merepresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya. Secara terminologis,
semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda Danesi,
2012: 6. Danesi 2012: 19 menjelaskan bahwa analisis semiotika memang sebuah ikhtiar untuk merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu
dipertanyakan lebih lanjut ketika kita membaca teks atau narasi tertentu. Istilah teks mengandung hal-hal seperti percakapan, huruf, ujaran, puisi, mite, novel
program televisi, lukisan teori ilmiah, komposisi musik, dan seterusnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka partitur atau teks dari Jalan Sunyi
Bhisma bisa dikatakan sebagai tanda karena secara fungsional partitur merupakan media komunukasi antara komposer dan pemain musik, di mana komposer ingin
menyatakan sesuatu di luar teks musik tersebut. Seorang komposer memiliki tujuan tertentu di dalam komposisi musiknya. Gagasan bisa diambil dari dirinya
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar yang memiliki makna dan ditulis ke dalam partitur. Pembaca teks menginterpretasikan apa yang diinginkan komposer
melalui sebuah teks musik atau partitur.