bahwa makna yang terbentuk dari kemunculan tanda tersebut menggambarkan pada suasana kebimbangan hati Bhisma. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Puput
Pramuditya seperti kutipan berikut. “Saya munculkan permainan solo pada beberapa instrument dengan tujuan
penggambaran suasana Bhisma dalam kebimbangan dapat tersampaikan.”
2. Pembahasan Hasil Analisis pada Tanda dan Makna Tanda-Tanda Tipe
Indeks
Dari hasil analisis di atas ditemukan enam tanda indeks. Representasi dari cerita pewayangan tokoh Bhisma dalam kelompok tanda ini beberapa mengacu
pada suatu tempat dan masa sebagai objeknya. Selain itu juga ada tanda panah yang menjadi penunjuk eksistensi hubungan tanda dan objeknya. Jika semua
tanda-tanda ini dihubungkan, maka tanda-tanda tersebut akan mengungkap makna-makna yang tersembunyi. Peneliti mengambil beberapa interpretant dalam
pembahasan berikut ini. 1. Jalan Sunyi Bhisma merupakan karya musik yang tercipta dari salah satu
komposer Indonesia. 2. Jalan
Sunyi Bhisma
merupakan karya
musik untuk
orkestra yang
merepresentasikan cerita pewayangan yang mengutamakan tokoh Bhisma dalam karya tersebut. Nada pentatonis, ritmis, dinamika, dan lain-lain dalam
karya Jalan SunyiBhisma merupakan wujud representasi dari aspek musikal pada cerita pewayangan dari perang Mahabarata. Dalam wawancara yang
telah dilakukan peneliti, hal tersebut diperkuat oleh penjelasan Puput Pramuditya seperti kutipan berikut.
“Karya ini mengusung tokoh Bhisma dalam perjalanan sunyinya dan di kemas menggunakan format orkestra.”
3. Era modern memicu penciptaan dan penggunaan tanda dalam teks musik. Interpretan yang terbentuk menyatakan bahwa, objek-objek yang ingin
direpresentasikan oleh komposer era modern mengalami perkembangan. Banyak perkembangan objek yang tidak bisa direpresentasikan dengan
penggunaan tanda yang bersifat konvensional, dalam konteks karya musik Jalan Sunyi Bhisma.
3. Pembahasan Hasil Analisis pada Tanda dan Makna Tanda-Tanda Tipe Simbol
Dari hasil analisis, ditemukan empat tanda tipe simbol. Pada tanda-tanda tipe ini, interpretant mengarah pada pengolahan motif beruparepetisi yang mengacu
pada karakter Bhisma. Secara holistik, Jalan Sunyi Bhisma merupakan karya yang yang dibentuk dari struktuk pengolahan motif berupa pengulangan. Puput
Pramuditya mengambil gagasan pokok berupa motif pada karakter bhisma dan dikembangkan dengan pengolahan nada,ritme, dinamika, dan lain-lain. Puput
Pramuditya menyatakan bahwa bentuk musik pada karya Jalan Sunyi Bhisma merupakan bentuk musik minimalis. Hal tersebut menunjukan interpretant bahwa
Jalan Sunyi Bhisma dibentuk melalui sesuatu yang bersifat minimal berupa motif pokok minimal yang menjadi dasar dari keseluruhan karya musik tersebut. Hal
ini diperkuat oleh penjelasan Puput Pramuditya seperti kutipan berikut. “Di dalam karya Jalan Sunyi Bhisma saya menggunakan bentuk musik ABC
atau Freeform.”
Musik memiliki frase layaknya bahasa. Frase dalam musik digolongkan menjadi dua, yaitu: frase tanya dan frase jawab. Salah satu penanda dari sebuah
frase adalah kadens. Kadens dalam karya Jalan Sunyi Bhisma pada dasarnya berbeda dengan kadens dalam karya-karya musik secara umum. Interpretant
menunjukan bahwa Puput Pramuditya tidak sepenuhnya mengikuti aturan-aturan kadens. Kadens diwujudkan melalui kesan mengambang frase tanya dan kesan
”selesailah sesuatu” frase jawab melalui nada dan ritmis. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Puput Pramuditya seperti kutipan berikut.
“Karya jalan sunyi bhisma menggunakan bentuk freform musik terbuka dengan alasan musik bersifat naratif.”
C. Analisis Struktur Dan Makna Teks Jalan Sunyi Bhisma
Jalan Sunyi Bhisma karya Puput Pramuditya merupakan karya untuk orkestra dengan format orkestra simponi, karya tersebut memiliki empat bagian yaitu.
Dalam proses penulisan karya musik ini komponis lebih menekankan dan mementingkan aspek-aspek kisah Bhisma dalam tiap-tiap bagianya dan di
transformasi unsure ekstra musikal menjadi unsure musikal dalam jalan cerita Jalan sunyi bhisma. Hasil analisis struktur teks Jalan Sunyi Bhisma menunjukan
bahwa karya tersebut terdiri dari. Gerakan I berjudul Bhisma Dewabrata memiliki bentuk tiga bagian yaitu
ABC. Bagian A dimulai dari birama 1-71, bagian B terdapat di birama 72-110, sedangkan bagian C ada di birama 111-144. Bagian A memiliki subbagian yaitu
introduksi – a – b – transisi. Introduksi ada di birama 1-12, sub bagian a ada di