3. Makna Tanda-tanda Tipe Simbol
Dari identifikasi dan klasifikasi pada tabel di atas, ditemukan beberapa tanda tipe indeks pada teks Jalan Sunyi Bhisma.Tanda-tanda bersama maknanya
dijelaskan melalui tabel 4. Tabel ini diadaptasi dari segitiga elemen makna Peirce.
Tabel 4: Makna Tanda–Tanda Tipe Simbol No
Tanda Objek
Interpretant
1. Ulangan harafiah
Teknik pengolahan
motif Pengolahan motif dengan
menggunakan pengulangan harafiah akan menimbulkan
kesan tertentu.
2. Kadens
Akhir dari sebuah kalimat
Kadens memberikan kesan disetiap akhir frase dan dan
menentukan frase tersebut kedalam frase Tanya ataupun
frase jawab.
3. Tanda-tanda ekspresi
piano, pianissimo, mesoforte, forte,
fortesimo, sforzando,crescendo,
decressendo Tanda musik
Gabungan dari dinamika dan tempo yang memiliki tujuan
membantu interpretan dalam menginterpretasikan sebuah
karya.
4. Tanda tempo
Tanda musik
yang mengacu pada kecepatan
Tanda tempo merupakan tanda yang menentukan
kecepatan pada sebuah karya. Satuan hitungan tempo adalah
bpmbeat per minutes.
Tanda simbol nomor satu merupakan penggunaan teknik pengulangan motif. Pengulangan motif merupakan teknik komposisi berupa pengulangan. Kesan yang
timbul dalam teknik pengulangan ini yaitu kesan penegasan pada sesuatu hal dan kesan monotone
yang sengaja ditonjolkan dalam sebuah
karya musik.
Keseluruhan dari karya Jalan Sunyi Bhisma pada dasarnya menggunakan teknik
pengolahan motif repetisipengulangan. Tema pokok diulang-ulang dengan perkembangan ritme, melodi dan progresi. Hal ini mengacu pada pola iringan
kuda lumping yang juga merupakan rangkaian repetisipengulangan. Tanda simbol nomor dua merupakan penggunaan kadens. Kadens merupakan
salah satu poin terpenting dalam sebuah karya, yang memiliki fungsi sebagai penanda frase tanya dan jawab dalam kalimatperiode musik. Secara umum
kadens memiliki aturan. Namun, dalam karya Jalan Sunyi Bhisma, kadens tidak dinyatakan dengan cara yang konvensional. Kadens pada karya tersebut lebih
menekankan kesan “selesailah sesuatu” dan kesan mengambang yang memiliki hakikat layaknya kalimat Tanya.
Tanda simbol nomor tiga merupakan tanda ekspresi. Tanda ekspresi merupakan gabungan dari tanda tempo dan dinamika. Tanda-tanda tersebut secara
tidak sadar merupakan suatu presepsi yang bersifat konvensional. Jalan Sunyi Bhisma memiliki tanda ekspresi, seperti: 1 Piano, dalam bahasa indonesia berarti
lembut, lemah, halus, tenang. Presepsi masyarakat tentang sesuatu yang lembut merupakan presepsi yang bersifat konvensional. Jika dikaitkan dengan cerita
Jalan Sunyi Bhisma, masyarakat akan sepakat ketika iringan dan fenomena pada cerita
tersebut terkesan
misterius sehingga
pembaca teks
akan menginterpretasikan suasana misterius dan mengaplikasikannya ke dalam sikap
saat membawakan karya tersebut; 2 Forte, merupakan tanda ekspresi yang mengacu pada keras lembutnya nada. Forte dalam bahasa indonesia berarti keras.
Tanda ini memotifasi tanda yang dirujuknya dengan tujuan membantu pemain dalam menginterpretasikan karya tersebut. 3 Cressendo, merupakan tanda yang
merujuk pada suasana. Cressendo dalam bahasa Indonesia mempunyai arti semakin keras. Pemain orkestra sepakat bahwa semakin keras dapat diwujudkan
melalui tone, duration, pitch dan volume. Kesepakatan-kesepakatan berupa kualitas tone, duration, pitch dan volume juga tampak pada kemunculan tanda-
tanda tipe simbol yang lain, seperti: secure,maestoso, dolce, dll. Tanda tipe simbol nomor empat merupakan tanda tempo. Tanda tempo
merupakan tanda yang berhubungan dengan waktu dan memiliki satuan bpm beatminutes.Tempo pada karya Jalan Sunyi Bhisma adalah tempo 67 pada
bagian pertama. Secara umum, tanda tersebut bisa diartikan dalam satu menit terdapat 67 denyutan. Tempo sangat berkaitan dengan suasana suatu karya musik.
Kesalahan tempo merupakan suatu kesalahan vatal yang mengakibatkan sebuah karya kehilangan jati dirinya. Pesan yang hendak disampaikan juga akan terasa
kabur sebagai akibat kesalahan interpretasi dalam konteks tempo.
B. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil Analisis pada Tanda dan Makna Tanda-Tanda Tipe
Ikon
Dari hasil analisis tanda pada karya musik Jalan Sunyi Bhisma karya Puput Pramuditya di atas ditemukan lima tanda yang bersifat ikon. Dari kelompok tanda
ini, cerita jalan sunyi bhisma direpresentasikan melalui tanda itu sendiri dan hubungan antar tanda yang secara holistik merupakan media komunikasi
komposer dan pembaca teks musik. Tanda-tanda yang tampak pada teks karya musik Jalan Sunyi Bhisma digolongkan menjadi dua, yaitu tanda yang bersifat
konvensional dan non-konvensional. Tanda kunci G, C, F merupakan salah satu tanda yang bersifat konvensional dan digunakan komposer sebagai tanda yang
mengacu pada range nada pada instrument yang ada didalam karya musik tersebut. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Puput Pramuditya seperti kutipan
berikut. “Di dalam karya Jalan Sunyi Bhisma ini saya menggunakan format orkestra,
maka dari itu beberapa tanda kunci berbeda-beda di setiap instrumentnya. Sebagai contoh pada isntrumen flute, oboe, clarinet in bes, horn, trompet,
violin 1, dan violin 2 terdapat kunci G. Instrumen midle seperti viola terdapat kunci C, dan low section seperti fagot, tuba, cello, dan contra bass terdapat
tanda F.”
Kemunculan tanda tersebut menyatakan bahwa karya musik Jalan Sunyi Bhisma merupakan karya musik untuk orkestra yang merepresentasikan unsur-
unsur cerita Bhisma. Salah satu unsur dari cerita Bhisma adalah iringan musik yang menggambarkan kepribadian dan situasi yang didalam cerita yang dihasilkan
dari instrumen-instrumen musik didalamnya. Ada pun beberapa teknik yang dipakai, salah satunya terdapat pada instrumen piano yang terdapat tanda Ped.
Teknik tersebut memiliki kesan tersendiri dan tujuan merepresentasikan instrument pada semua peristiwa Bhsima yang selalu diahadapkan pada masa
yang sulit. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Puput Pramuditya seperti kutipan berikut.
“Dengan penggunaan instrumen piano disertai teknik Ped untuk menambah durasi nada, saya bertujuan untuk memberi kesan bahwa sosok Bhisma selalu
dihadapkan pada masa yang sulit.”
Di dalam teks Jalan Sunyi Bhsima terdapat tanda solo pada instrument bassoon yang di lanjutkan instrumen cello. Menurut informasi yang didapatkan
peneliti dalam proses wawancara dengan komposer,interpretan menunjukan
bahwa makna yang terbentuk dari kemunculan tanda tersebut menggambarkan pada suasana kebimbangan hati Bhisma. Hal ini diperkuat oleh penjelasan Puput
Pramuditya seperti kutipan berikut. “Saya munculkan permainan solo pada beberapa instrument dengan tujuan
penggambaran suasana Bhisma dalam kebimbangan dapat tersampaikan.”
2. Pembahasan Hasil Analisis pada Tanda dan Makna Tanda-Tanda Tipe
Indeks
Dari hasil analisis di atas ditemukan enam tanda indeks. Representasi dari cerita pewayangan tokoh Bhisma dalam kelompok tanda ini beberapa mengacu
pada suatu tempat dan masa sebagai objeknya. Selain itu juga ada tanda panah yang menjadi penunjuk eksistensi hubungan tanda dan objeknya. Jika semua
tanda-tanda ini dihubungkan, maka tanda-tanda tersebut akan mengungkap makna-makna yang tersembunyi. Peneliti mengambil beberapa interpretant dalam
pembahasan berikut ini. 1. Jalan Sunyi Bhisma merupakan karya musik yang tercipta dari salah satu
komposer Indonesia. 2. Jalan
Sunyi Bhisma
merupakan karya
musik untuk
orkestra yang
merepresentasikan cerita pewayangan yang mengutamakan tokoh Bhisma dalam karya tersebut. Nada pentatonis, ritmis, dinamika, dan lain-lain dalam
karya Jalan SunyiBhisma merupakan wujud representasi dari aspek musikal pada cerita pewayangan dari perang Mahabarata. Dalam wawancara yang
telah dilakukan peneliti, hal tersebut diperkuat oleh penjelasan Puput Pramuditya seperti kutipan berikut.