Irama Melodi Pengertian Struktur Komposisi

tentang keterkaitan nada-nada dalam akor serta hubungan antara akor yang satu dengan akor yang lainya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harmoni merupakan rangkaian gerak nada secara simultan, selaras dan sepadan yang memiliki hubungan antara nada-nada dan akor serta akor dengan akor lainnya.

4. Tema

Menurut Syafiq 2003: 299, tema adalah rangkaian nada yang merupakan pokok bentukan sebuah komposisi karena sebuah komposisi dapat memakai lebih dari satu tema. Rahma 2013:1 mendifinisikan bahwa tema merupakan kumpulan dari beberapa kalimat musik. Tema merupakan gagasan utama dalam sebuah komposisi musik. Pada umumnya sebuah komposisi musik merupakan kumpulan dari beberapa tema. Di sisi lain, tema merupakan wajah dari sebuah komposisi musik yang memberikan penekanan-penekanan tertentu sehingga pendengar memiliki pemahaman tertentu pada saat mendengarkan sebuah komposisi musik

5. Kadens

Menurut Sumaryanto 2001, wujud penerapan harmoni lebih lanjut dalam musik yaitu berupa rangkaian akor progresi akor yang mengiringi suatu melodi atau ritme tertentu dan rangkaian akor yang berada pada bagian akhir suatu melodi, frase atau ritme disebut kadens cadence. Kadens ialah suatu titik peristirahatan yang menandai berakhirnya suatu frase atau seksi Leon, 1979 terjemahkan oleh andre, 2011: 11 Banoe 2003: 68-68 menyatakan bahwa kadens merupakan cara yang ditempuh untuk mengakhiri komposisi musik dengan berbagai kemungkinan kombinasi ragam akor, sehingga terasa efek berakhirnya sebuah lagu atau sebuah frasa lagu. Terdapat beberapa macam kadens, antara lain: a. Kadens Authentic : progresi akor V – I b. Kadens Plagal : progresi akor IV –I c. Deceptif Kadens : progresi akor V – VI d. Kadens Setengah : progresi akor I – V – I – IV Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kadens merupakan rangkaian nada dan harmoni yang menunjukkan akhir dari kalimat.

6. Bentuk Musik

Menurut Prier 1996:2 Bentuk musik adalah suatu gagasanide yang nampak dalam pengolahansusunan semua unsur musik dalam sebuah komposisi melodi, irama, harmoni dan dinamika. Prier mengatakan bahwa “ide ini mempersatukan nada-nada musik serta terutama bagin-bagian komposisi yang dibunyikan satu per satu sebagai kerangka. Bentuk musik dapat dilihat juga secara praktis : sebagai ‘wadah’ yang ‘diisi’ oleh seorang komponis dan diolah sedemikian hingga menjadi musik yang hidup”. Menurut Banoe 2013:151 bentuk musik merupakan susunan kerangka lagu yang ditentukan menurut bagian-bagian kalimatnya. Menyimpulkan dari keterangan di atas, bentuk musik adalah suatu susunan unsur-unsur musik yang kemudian membentuk sebuah gagasan, nada-nada dan melodi menjadi suatu kesatuan kerangka pembentuk musik sehingga sebuah lagu atau musik memiliki karakteristik yang menonjolkan style gaya ataupun karakter musik seorang komponis. Kumpulan kalimat yang dijadikan suatu gagasan dalam bentuk musik, bentuk yang paling sering digunakan adalah bentuk lagu atau bentuk bait lied form. Artinya bentuk ini memperlihatkan suatu kesatuan utuh dari satu atau beberapa kalimat dengan penutup yang meyakinkan Prier , 2011:5. Prier menambahkan bahwa bentuk dalam musik sederhana dibagi menjadi 3 macam: a. Bentuk lagu satu bagian adalah bentuk lagu yang terdiri atas satu bagian berupa kalimat yang utuhbait saja, tetapi memenuhi satu kesatuan yang lengkap. b. Bentuk lagu dua bagian: dengan dua kalimat yang berlainan. c. Bentuk lagu tiga bagian: dengan tiga kalimat yang belainan. a,b,c nya sejajar dengan angka 3 Selain bentuk musik sederhana diatas bentuk musik yang terdapat bentuk musik atau lagu yang umum lainnya. Stein 2011:69 mengatakan bahwa tipe bentuk-bentuk lagu pada umumnya adalah sebagai berikut yaitu: 1 Satu Bagian, 2 Dua bagian yang sederhana, 3 Dua bagian yang dikembangkan, 4 Tiga bagian embrionis, 5 Tiga bagian, 6 Tiga bagian yang diperluas, 7 Lima bagian, 8 Bentuk bebas atau bentuk kelompok.

7. Musik Program

Musik program merupakan jenis musik yang memiliki konteks ekstramusikal di dalamnya. Konteks ekstramusikal berarti sebuah cerita yang akan disampaikan kepada audiens melalui musik tersebut. Musik program juga mengandung rangkaian-rangkaian cerita yang membentuk imajinasi bagi pendengarnya. Banyak komponis yang menciptakan karya musik program, seperti karya Tchaikovsky ‘Romeo and Juliet’ untuk orkestra yang mengambil ide cerita dari karya sastra Shakespeare dengan judul yang sama yang mengisahkan drama percintaan antara Romeo dan Juliet. Contoh kedua yang juga sangat terkenal yakni karya Serge Prokofiev, ‘Peter and the Wolf’ untuk orkestra. Karya ini pada mulanya merupakan karya permintaan dari Natalya Sats, direktur Moscow Musical Theatre for Children, sebuah kelompok teater musikal khusus untuk anak-anak di kota Moskow, Russia. Natalya meminta Prokofiev untuk mebuat karya orkestra dan narasi yang mengandung cerita menarik bagi anak-anak. Akhirnya Prokofiev menciptakan karya ‘Peter and The Wolf’ yang mengisahkan dinamika hidup seorang anak laki-laki bernama Peter dan pertarungannya dengan seekor serigala, untuk menyelamatkan bebek peliharaan Peter. Prokofiev merangkai cerita dengan memilih instrumentasi yang mewakili setiap tokoh dalam ‘Peter and the Wolf’. Peter digambarkan dengan seksi instrument gesek, bebek digambarkan dengan oboe, burung dengan flute, kucing dengan clarinet, serigala dengan seksi horn, dan kakek Peter dengan bassoon. Musik program berbeda dengan musik absolut yang murni tanpa konteks ekstramusikal. Musik absolut berdiri sendiri, tidak mengandung cerita diluar musik tersebut yang disampaikan kepada audiens. Dalam musik absolut, cerita di luar musik dianggap akan mengurangi kemurnian dan estetika dari musik itu sendiri. Contoh dari musik absolut yakni Symphony No. 1 op. 68 in C minor karya Johannes Brahms.