6. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego Azwar, 2005. Sikap bersifat relatif tetap, stabil, dan terus menerus. Suatu sikap yang
sudah tumbuh dalam psikis seseorang tidak mudah akan berubah. Secara umum diketahui bahwa sikap itu terbentuk melalui pengetahuan akal dan
pengalaman. Bahkan untuk membentuk sikap diperlukan penguatan-penguatan yang sebaiknya dilakukan. Sikap mengandung komponen efektif, sikap
terbentuk dari pengalaman seseorang, bertambah dan berkembang dalam psikis yang lain, merupakan proses internal, melibatkan keseluruhan pribadi dalam
menanggapi objek pada suatu situasi. Sikap terhadap gizi merupakan kecenderungan seseorang untuk
menyetujui atau tidak menyetujui terhadap suatu pernyataan statement yang diajukan. Sikap terhadap gizi sering kali terkait erat dengan pengetahuan gizi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pengukuran yang dilakukan secara langsung yaitu dengan mewawancarai atau
memberi pertanyaan kepada responden mengenai pendapatnya terhadap suatu objek Notoatmodjo 2003.
Mereka yang berpengetahuan gizi baik, cenderung akan memiliki sikap gizi yang baik pula. Sikap terhadap gizi dikategorikan ke dalam klasifikasi
kurang 60, sedang 60- 79, dan baik ≥80. Sikap terhadap gizi akan sangat
berperan untuk mengubah praktik atau perilaku gizi. Hanya saja perilaku
konsumsi pangan seseorang sering kali dipengaruhi oleh faktor yang lebih kompleks Khomsan et al. 2009.
D. Pola Konsumsi
1. Pengertian Pola Konsumsi Makan
Kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh konsumsi pangan dan gizi. Pola konsumsi pangan masyarakat dilandasi oleh kebiasaan makan
yang tumbuh dan berkembang melalui proses sosialisasi. Hal ini menandakan bahwa pola konsumsi makanan dapat berubah-ubah karena
faktor penentu Soekirman, 2000.
Pola konsumsi makan adalah kebiasaan makan yang meliputi jumlah, frekuensi dan jenis atau macam makanan. Penentuan pola konsumsi makan
harus memperhatikan nilai gizi makanan dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat di tempuh dengan penyajian hidangan yang
bervariasi dan dikombinasi, ketersediaan pangan, macam serta jenis bahan makanan mutlak diperlukan untuk mendukung usaha tersebut. Disamping
itu jumlah bahan makanan yang dikonsumsi juga menjamin tercukupinnya
kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh Supariasa, dkk, 2002.
Pola konsumsi merupakan serangkaian cara bagaimana makanan diperoleh, jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan yang mereka
makan dan pola hidup mereka, termasuk beberapa kali mereka makan atau frekuensi makan. Faktor yang mempengaruhi pola konsumsi diantaranya