G. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen berguna untuk mengetahui tingkat kesahihan dan kendala instrumen, uji coba dapat dilakukan dengan menggunakan uji validitas
dan reliabilitas, karena validitas dan reliabilitas merupakan ketentuan pokok untuk menilai suatu alat ukur. Uji coba ini dilakukan sebelum angket
digunakan pada penelitian sesungguhnya. Untuk memperoleh data pada penelitian ini digunakan instrument penelitian yang disusun atas dasar kisi-kisi
dari tiap variabel penelitian.
Uji coba instrumen dilakukan pada siswa yang tidak menjadi sampel penelitian untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah disusun benar-benar
merupakan instrumen yang baik dan memadai. Baik buruknya instrumen akan berpengauh terhadap benar tidaknya data yang diperoleh. Hal tersebut sangat
menentukan kualitas penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting yaitu valid dan reliabel. Adapun tahapan dalam
analisis instrumen, antara lain: 1.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas dibedakan menjadi
validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis merupakan validitas yang diperoleh melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan
dapat dicapai suatu validitas yang dikehendaki. Validitas empiris adalah
validitas yang diperoleh dengan mencoba instrumen pada sasaran yang dicapai. Oleh karena itu, pengujian validitas empiris instrumen dalam
penelitian ini dilakukan dengan mengujicobakan instrumen pada sampel Arikunto, 2010. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan
teknik analisis butir yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Uji validitas item dilakukan dengan rumus product moment :
�
��
= ∑ �� −
∑ �∑ � �
�[∑ �
2
− ∑ �
2
�][∑ �
2
− ∑ �
2
�]
Keterangan : X dan Y = Skor masing-masing skala
n = Banyaknya subyek
Pengujian validitas instrument ini dibantu dengan program SPSS 17. Print out hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil
analisis digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen merupakan kehandalan alat ukur. Reliabel
berarti dapat digunakan untuk mengukur pada apa saja dan kapan saja yang menghasilakn data yang sama. Reliabilitas instrumen dilkukan
reliabilitas internal dengan rumus alpha cronbach :
�
11
= �
� � − 1� − �
1 −
∑ ��
2
��
2
�
Keterangan : �
11
= Reliabilitas instrumen �
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ ��
2
= jumlah varian butir ��
2
= varian total Arikunto, 2010
Tingkat keterandalan dari instrumen tersebut dapat digunakan tabel berikut ini sebagai dasar konsultasi.
Tabel 9. Intepretasi Harga r dengan Rumus Alpha Cronbach
Koefisien Korelasi Kategori
0,800 – 1,000 Tinggi
0,600 – 0,800 Cukup
0,400 – 0,600 Agak rendah
0,200 – 0,400 Rendah
0,000 – 0,200 Sangat rendah tak berkorelasi
Arikunto, 2010
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for Windows version 16.0 Analisis data yang dilakukan meliputi analisis
deskriptif dan korelasi.
1. Analisis Deskriptif
i. Data pengetahuan gizi diukur dengan memberikan 20 pernyataan maka
skor total tertinggi sebesar 20 Lampiran. Selanjutnya tingkat pengetahuan gizi dibagi dalam tiga kategori yaitu pengetahuan baik,
cukup dan kurang.
Pengetahuan Gizi
Skor Max =
20 Skor Min
= 12
R 20 - 12 =
8 K
3 =
3 I
R K
= 3
Baik 18 - 20
Cukup 15 - 17
Kurang 12 - 14
ii. Data sikap terhadap gizi diukur dengan memberikan 15 pertanyaan maka
skor total tertinggi sebesar 30 Lampiran. Selanjutnya siakap terhadap gizi dibagi dalam tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang.
Sikap Terhadap Gizi
Skor Max =
30 Skor Min
= 25
R 30 - 25 =
5 K
3 =
3 I
R K
= 2
Baik 29 - 30
Cukup 27 - 28
Kurang 25 - 26
iii. Data pola konsumsi diukur dengan memberikan formulir food frequency
maka skor total tertinggi sebesar 452 Lampiran. Selanjutnya siakap terhadap gizi dibagi dalam tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang.