DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tes Pengetahuan Gizi Lampiran 2. Angket Sikap Gizi
Lampiran 3. Formulir Food Frequency Lampiran 4. Data Penelitian
Lampiran 5. Hasil Output SPSS Lampiran 6. Surat Izin
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Periode window of opportunity adalah kesempatan singkat untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan. Istilah ini digunakan dalam berbagai
bidang ilmu, seperti astronomi, ekonomi, kedokteran, dan kesehatan masyarakat termasuk gizi. Istilah Window of Opportunity dipakai pertama kali
di bidang kesehatan dan gizi pada tahun 2006 oleh Bank Dunia dalam bukunya Repositioning Nutrition as Central for Development: A Strategy for
Large-Scale Action. Dalam pembangunan gizi ada empat kelompok yang memiliki kesempatan window of opportunity untuk diperbaiki gizinya.
Kelompok penduduk yang keadaan gizinya memiliki kesempatan untuk diperbaiki adalah ibu hamil, ibu menyusui, bayi sampai berumur dua tahun,
dan remaja. Bila periode singkat ini terabaikan, maka hilanglah kesempatan
untuk memperbaiki kualitas hidup generasi yang akan datang.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki kualitas hidup yang baik. Untuk meningkatkan kualitas hidup remaja masa kini, banyak faktor
yang harus diperhatikan, antara lain gizi dan kesehatan, pendidikan, informasi, teknologi dan lain-lain. Faktor gizi merupakan salah satu faktor yang sangat
penting untuk diperhatikan guna mempertahankan kesehatan. Pada masa remaja, tubuh mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik
fisik maupun psikis. Remaja memiliki tugas perkembangan yang tidak mudah.
1
Mereka harus mendapatkan identitas diri yang positif agar dapat berkembang sebagai dewasa muda yang sehat dan produktif Depkes, 2003. Dalam masa
pencarian identitas ini, remaja cepat sekali terpengaruh oleh lingkungan. Pertumbuhan cepat, perubahan emosional, dan perubahan sosial merupakan ciri
yang spesifik pada usia remaja. Segala sesuatu berubah secara cepat dan untuk mengantisipasinya maka makanan sehari-hari menjadi sangat penting. Oleh
karena itu perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan zat-zat gizi yang tepat dan memadai, karena masa remaja merupakan masa rawan gizi, yaitu
kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Sementara mereka tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering tidak mau memenuhinya
sehingga menimbulkan masalah gizi Arisman, 2004. Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan
makan pada masa remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah. Notoatmodjo 2003 berpendapat bahwa pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia,
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan sebagainya. Selanjutnya, Notoatmodjo 2003
menjelaskan bahwa pengetahuan gizi dapat diartikan sebagai kepandaian memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam
memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Pengetahuan gizi remaja sangat
berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Seorang remaja akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang mereka makan mampu menyediakan zat
gizi yang cukup diperlukan tubuh.
Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan dengan baik, sehingga dapat
mencapai keadaan gizi seimbang Suhardjo, 2000. Selanjutnya, Sediaoetomo 2000 berpendapat bahwa semakin tinggi pengetahuan gizinya semakin
diperhitungkan jenis dan kualitas makanan yang dipilih dikonsumsinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan makanan meliputi faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup pengetahuan khususnya
pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan motivasi dari luar.
Selain pengetahuan, komponen penting yang mempengaruhi perilaku remaja dalam memilihan makanan adalah sikap seorang remaja. Sikap adalah
reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap akan sangat berguna bagi seseorang, sebab sikap akan
mengarahkan perilaku secara langsung. Sikap terdiri dari sikap postif dan sikap negatif. Sikap positif akan menumbuhkan perilaku yang positif dan
sebaliknya sikap negatif akan menumbuhkan perilaku yang negatif saja, seperti menolak, menjauhi, meninggalkan, bahkan sampai hal-hal merusak. Sikap
positif remaja terhadap kesehatan kemungkinan tidak berdampak langsung pada perilaku remaja menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap
kesehatan hampir pasti berdampak pada perilakunya Notoatmodjo, 2003 .
Selanjutnya, Notoatmodjo 2003 berpendapat bahwa perilaku manusia adalah seluruh kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat terlihat oleh orang
lain maupun yang tidak terlihat. Perilaku terjadi karena adanya proses stimulus terhadap organisme, dimana organisme tersebut akan merespon. Perilaku
makan merupakan respon seseorang terhadap makanan. Perkembangan perilaku makan seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan makan dalam keluarga.
Kebiasaan makan yang baik akan membuat pola konsumsi juga menjadi baik. Pola konsumsi mencakup ragam jenis dan jumlah yang dikonsumsi serta
frekuensi dan waktu makan yang secara kuantitas kesemuanya menentukan
ukuran tinggi rendahnya makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi makan dipengaruhi oleh kebiasaan makan yang didukung oleh pengetahuan gizi. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan
lebih mampu memilih makanan sesuai kebutuhannya. Tingkat pengetahuan gizi seorang remaja akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam
memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru.
SMK Negeri 6 Yogyakarta adalah salah satu sekolah negeri yang ada di kota Yogyakarta.
SMK ini terletak di pusat kota sehingga akses terhadap makanan jajanan sangat mudah. Dari survei awal yang dilakukan di lingkungan
sekolah beberapa pedagang menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan antara lain nasi bungkus, mie ayam, mie bakso, permen, makanan
kemasan snack, makanan gorengan, batagor, siomay, cilok, cimol, bakso minuman kemasan dan es sirop. Siswa mengkosumsi makanan jajanan rata-rata
adalah setiap hari seperti mie ayam, mie bakso, mie instan, dan batagor karena jajanan tersebut tersedia dikantin sekolah yang selalu dikonsumsi pada jam