Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi

11 diinternalisasi melalui proses belajar. Artinya, nilai-nilai tersebut tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, atau pun fakta seperti dalam mata pelajaran tertentu. 4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. Prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan karakter dilakukan oleh peserta didik bukan oleh gurudosen. Guru dosen menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.

C. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi

Pendidikan karakter di perguruan tinggi merupakan tahapan pembentukan karakter yang tidak kalah pentingnya dari pembentukan karakter di tingkat sekolah. Pendidikan karakter di perguruan tinggi merupakan kelanjutan dari pendidikan karakter di persekolahan. Oleh karena itu seharusnya setiap perguruan tinggi memiliki pola pembentukan karakter mahasiswa sesuai dengan visi, misi, karakteristik perguruan tinggi masing- masing. Pendidikan karakter di perguruan tinggi perlu di desain secara utuh. Artinya, pada saat mahasiswa memasuki wilayah baru sebagai mahasiswa baru, di fakultas, di program studi, di kegiatan organisasi kampus, sampai lulus sebagai alumni semuanya harus didesain secara utuh. Buku ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk mengembangkan desain pendidikan karakter di perguruan tinggi khususnya di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Namun, tentunya buku ini belum mampu menampilkan desain utuh itu. Sebagai langkah awal dikembangkan pendidikan karakter melalui tiga model atau pendekatan, yaitu 1 meningkatkan kualitas perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan PKn melalui inovasi pembelajaran berbasis project citizen, 3 berbasis pembinaan layanan bimbingan dan konseling baik melalui mata kuliah maupun di luar perkuliahan, dan 3 melalui kuliah kerja nyata KKN tematik sebagai program kurikuler wajib. 12 Pendidikan karakter melalui peningkatan kualitas perkuliahan PKn diarahkan bagaimana keaktifan mahasiwa dapat meningkat melalui tahapan pembelajaran dengan mendorong dan membangkitkan nilai-nilai dan karakter yang diharapkan muncul dari diri mahasiswa. Ini dapat dilakukan apabila tahapan perkuliahan PKn diarahkan kepada pengembangan potensi mahasiswa. Pendidikan karakter melalui layanan bimbingan dan konseling baik di dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan diarahkan untuk bagaimana mahasiswa itu mampu menyelesaikan masalah-masalah dirinya sendiri dan kemudian masalah orang lain dengan tumbuhnya kesadaran akan segala potensi yang dimilikinya. Melalui berbagai pendekatan, game, dan strategi, potensi-potensi mahasiswa dapat dikembangkan secara maksimal, sehingga mahasiswa memiliki kepercayaan diri untuk berkembang. Pendidikan karakter melalui Kuliah Kerja Nyata KKN tematik diarhkan bagaimana setiap tahapan KKN dapat membentuk karakter- karakter mahasiswa yang diperlukan untuk dapat melaksanakan program KKN dilokasi dengan berhasil. Tahapan KKN tematik dirancang dengan beberapa tahapan, yaitu tahapan persiapan di kampus dengan melakukan diklat, pelaksanaan program KKN di lokasi sesuai dengan tema KKN nya, pembimbingan, monitoring, seminar hasil KKN, dan menyusun laporan kegiatan. Dengan tahapan-tahapan ini, KKN tematik dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembentukan karakter mahasiswa. 13

BAB 2 MODEL PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan Civic Education merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”. Konfigurasi atau kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai berikut. Pertama, PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. Kedua, PKn secara teoretik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. Ketiga, PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai content embedding values dan pengalaman belajar learning experiences dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara Winataputra dan Budimansyah, 2007. Jika memperhatikan uraian tersebut, maka tampak bahwa PKn merupakan program pendidikan yang sangat penting untuk upaya pembangunan karakter bangsa.