34 3 Kemampuan mengambil pandangan orang lain Perspective taking
4 Penalaran moral Moral reasoning 5 Mengambil keputusan Decision-making
6 Pemahaman diri sendiri Self-knowledge
b. Perasaan Moral Moral Feeling yang mencakup:
1 Kata hati atau nurani Conscience 2 Harapan diri sendiri Self-esteem
3 Merasakan diri orang lain Empathy 4 Cinta kebaikan Loving the good
5 Kontrol diri Self-control 6 Merasakan diri sendiri Humility
c. Perilaku Moral Moral Action yang mencakup:
1 Kompetensi Competence 2 Kemauan Will
3 Kebiasaan Habit
Ketiga domain moralitas tersebut satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan substantif dan fungsional. Artinya, wawasan, perasaan
atau sikap, dan perilaku moral merupakan tiga hal yang secara psikologis bersinergi. Contohnya, seseorang yang mengambil keputusan untuk
mengeluarkan zakat atau memberi infaq seyogyanya dilandasi oleh perasaan keikhlasan yang diwujudkan dalam kebiasaan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kerangka Operasional Metodologik
Kerangka operasional metodologik pendidikan kewarganegaraan PKn untuk mengembangkan karakter berpijak pada kerangka teori
perkembangan nilai-moral dan merujuk pada upaya pencapaian semua aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional adalah sebagai
berikut. a. Misi utama pembelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah
meningkatkan kualitas penguasaan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan individu terhadap suatu nilai sebagai bagian yang
melekat dari karakteristik pribadinya.
35 b. Ukuran kualitas penguasaan nilai adalah tingkat perkembangan nilai
heteronomis menuju nilai autonomis melalui proses internalisasi dan personalisasi.
c. Proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya merupakan proses fasilitasi-dialogis antara pendidik dan peserta
didik dalam rangka mewujudkan isi dan metodologi kurikulum. Proses fasilitasi dialogis ini dimaksudkan untuk menghasilkan lingkungan
dan iklim belajar yang kondusif bagi pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai oleh individu dalam konteks sosial-kultural
lingkungannya.
d. Lingkungan sosial-kultural yang berkualitas, dalam pengertian merangsang individu untuk meningkatkan kualitas penguasaan nilainya
sangat diperlukan untuk memfasilitasi peningkatan perkembangan nilai dalam diri masing-masing individu.
e. Model generik pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam upaya mengembangkan karaakter bersifat holistik, terkait aspek sosio-
kultural, fasilitatif-dialogis, dan berorientasi pada peningkatan tahap perkembanmgan nilai-moral individu.
f. Guru dapat berperan secara dinamis sebagai mitra dialog, teladan, penggali nilai, penopang kajian, pengembang nilai, transformator nilai,
penguat, dan pengelola pembelajara nilai yang efektif. Merujuk pada Tujuan Pendidikan Nasional yang sangat sarat
dengan nilai, yakni ”... beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”UU Nomor 20 Tahun 2003 perlu dikembangkan berbagai model pembelajaran afektif-
nilai-moral yang berpijak dan merujuk pada semua nilai sentral tersebut. Pada rumusan tersebut terdapat delapan konsep nilai yang merupakan
bagian integral dari sejumlah central values, yakni: a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bentuk
nilai aqidah keberagamaan; b. berakhlak
mulia sebagai bentuk nilai sosio-kultural keberagamaan; c. sehat sebagai bentuk nilai fisikal dan rohaniah;
36 d. berilmu sebagai bentuk nilai kecerdasan substantif;
e. cakap sebagai bentuk nilai kecerdasan operasional; f.
kreatif sebagai bentuk nilai kecerdasan inovatif; g. mandiri sebagai bentuk nilai personal-sosial; dan
h. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai nilai personal sosial-politik.
Model operasional pembelajaran pendidikan kewarganegaraan PKn untuk mengembangkan karakter yang perlu dikuasai oleh guru
adalah yang terkait pada central values yang terkandung dalam atau menopang konsep nilai yang menjadi elemen dari tujuan pendidikan
nasional tersebut.
E. ProsedurMetode Pelaksanaan