32 Gambar 1. Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan kompetensi
pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah aspek kognitif antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan
Mata Pelajaran
Kompetensi Kejuruan
Kompetensi Dasar
Mengoperasikan
Kelas Eksperimen
Model Inquiry Based Learning
Kelas Kontrol
Model Konvensional
Kompetensi Kognitif, Afektif, Psikomotor
33 model Inquiry Based Learning dengan siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI di SMKN 1 Sedayu 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan kompetensi
pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah aspek afektif antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model
Inquiry Based Learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI di SMKN 1 Sedayu
3. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan kompetensi pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah aspek
psikomotorik antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model Inquiry Based Learning dengan siswa yang
mendapat pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI di SMKN 1 Sedayu
34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Eksperimen 1. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan model Inquiry Based Learning terhadap penguasaan
kompetensi pengoperasian pengendali daya tegangan rendah siswa SMK dalam peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan treatment tertentu terhadap subjek penelitian
yang bersangkutan. Penelitian menggunakan metode Quasi Experiment eksperimen
semu dengan desain non-equivalent control group desain, yaitu desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen dengan dua atau lebih kelompok kelas yang
sudah ada tanpa penempatan random dalam setiap kelompoknya. Hal ini karena dalam praktik dilapangan, eksperimen sejati yang melakukan
kontrol sedemikian ketat mungkin hanya dapat dilakukan di laboratorium atau kondisi tertentu. Situasi kelas sebagai tempat memberikan perlakuan
tidak memungkinkan pengontrolan yang demikian ketat seperti dikehendaki dalam eksperimen nyata. Pada penelitian quasi experiment
ini, terdapat dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan kelompok