75
4. Peningkatan Kompetensi Belajar Siswa Aspek Kognitif
Data peningkatan kompetensi pada materi pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Peningkatan ini dihitung berdasarkan hasil N-gain dari kelas kontrol dan kelas eksperimen yang dipakai untuk penelitian. Data nilai N-gain dapat
dilihat pada Tabel 18 dan grafik rata-rata N-gain pada Gambar 9 di bawah ini.
Tabel 18. Data Hasil N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen
Data N-gain Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Nilai Terendah
-0,09 0,43
Nilai Tertinggi 0,64
0,95 Rata-rata
Mean 0,46 sedang
0,70196 tinggi
Gambar 9. Diagram Batang Perbandingan Rata-Rata N-gain skala nilai N gain 0
– 1 Perbedaan terlihat pada hasil rata-rata N-gain kedua kelas. Rata-rata
nilai N-gain kelas kontrol sebesar 0,46 dan rata-rata N-gain kelas
76 eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar
0,70196. Hasil nilai N-gain dikategorikan dalam 3 kategori yaitu kategori
rendah, sedang dan tinggi untuk mengetahui distribusinya. Distribusi nilai N-gain kategori rendah, sedang dan tinggi antara kelompok eksperimen
dan kontrol dalam bentuk tabel dan grafik adalah pada Tabel 19 dan Gambar 10 berikut.
Tabel 19. Perbandingan Nilai N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen
Kategori Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen Jumlah
Persentase Jumlah
Persentase Rendah
4 13.33
0.00 Sedang
26 86.67
18 60.00
Tinggi 0.00
12 40.00
Gambar 10. Diagram Batang Frekuensi N-Gain Kelompok Kontrol dan Eksperimen
77 Data di atas menjelaskan bahwa hasil nilai N-gain kelas kontrol yang
berada pada kategori rendah sebanyak 4 siswa 13,33 dan pada kategori sedang 26 siswa 86,67, sedangkan pada kelas eksperimen
hasil nilai N-gain yang berada pada kategori sedang sebanyak 18 siswa 60 dan sisanya pada kategori tinggi sebanyak 12 siswa 40.
Peningkatan kompetensi belajar siswa aspek kognitif dapat dilihat dari perolehan nilai N-gain siswa dan rata-rata N-gain kelas kontrol
maupun kelas eksperimen. Rata-rata N-gain kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol, dengan demikian efektivitas peningkatan signinfikan
terjadi di kelas ekperimen. Keefektifan pada kelas ekperimen disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran
Inquiry based learning. Penggunaan pembelajaran dengan model
Inquiry based learning lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional karena
model pembelajaran Inquiry based learning mengajarkan siswa untuk
melakukan penyelidikan secara langsung dan mengikuti proses kerja yang sistematis yang bertujuan untuk menemukan sendiri pengetahuannya dan
aktif dalam pembelajaran.
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian mengenai model inquiry based learning terbukti lebih efektif dalam meningkatkan
penguasaaan kompetensi aspek kognitif pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah kelas XI di SMK Negeri 1 Sedayu. Penguasaan
kompetensi tersebut dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu peningkatan aspek kognitif, peningkatan aspek afektif dan peningkatan aspek psikomotorik siswa
sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan kompetensi
pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah aspek Kognitif
antara siswa
yang mendapat
pembelajaran dengan
menggunakan model Inquiry Based Learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI di SMKN 1
Sedayu, t
hitung
=-5,216t
tabel
=-2,002 ; sig=0,000, rata-rata kognitif kelas kontrol = 70,22, sedangkan kelas eksperimen = 82,11;dengan perbedaan
rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen sebesar 11,89. 2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada penguasaan kompetensi
pengoperasian peralatan pengendali daya tegangan rendah aspek Afektif antara siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model
Inquiry Based Learning dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI di SMKN 1 Sedayu, t
hitung
=- 6,079t
tabel
=-2,002 ; sig=0,000, rata-rata kognitif kelas kontrol = 65,83,