Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

58 1. Variabel bebas, yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen terikat, adalah penggunaan multimedia interaktif Cerdas Mengenal Anggota Tubuh CerMAT. 2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas yaitu kemampuan mengenal anggota tubuh. Menurut Juang Sunanto 2006: 15 terdapat beberapa jenis ukuran untuk variabel terikat yang digunakan dalam penelitan subjek tunggal antara lain, frekuensi frequency, rate, persentase percentage, durasi duration, latensi latency, magnitude, dan trial. Dalam penelitian ini, jenis ukuran variabel terikat yang digunakan adalah frekuensi. Menurut Juang Sunanto 2006: 16 frekuensi merupakan salah satu jenis ukuran variabel terikat yang dapat menunjukkan berapa kali suatu peristiwa terjadi pada periode tertentu. satuan frekuensi cocok digunakan jika pengamatan terfokus pada perilaku tertentu yang dilaksanakan dalam periode waktu yang sama dari sesi ke sesi Frekuensi juga dapat digunakan untuk mengukur variabel terikat atau perilaku sasaran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode tes, observasi, dan dokumentasi. 1. Metode Observasi Metode observasi menurut Zainal Arifin 2012: 231 merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai 59 berbagai fenomena, baik dalam mencapai tujuan tertentu. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak teralalu besar Sugiyono, 2012: 145. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan mengamati proses belajar anak autistik di dalam kelas dengan materi mengenal anggota tubuh. Observasi yang digunakan yaitu observasi partisipan, peneliti terlibat langsung dalam pembelajaran mengenal anggota tubuh pada anak autistik. Melalui metode observasi ini peneliti mengumpulkan data dan informasi mengenai kemampuan anak dalam mengenal anggota tubuh, sebelum , selama dan setelah diberikan intervensi perlakuan. 2. Metode Tes Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Tes menurut S. Margono 2005: 170 adalah seperangkat rangsangan stimuli yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Menurut Ngalim Purwanto 2006: 33 tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah diberikan. Pada penelitian ini, tes diberikan sebelum dilakukan intervensi yaitu pada baseline-1, pada saat diberikan intervensi, dan setelah dilaksanakan intervensi yaitu pada baseline-2. Jenis tes yang digunakan yaitu melalui tes tindakan dengan cara anak autistik memegang anggota tubuh yang sesuai dengan instruksi peneliti. 60

H. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono 2010: 102 instrumen penelitian adalah “ suatu alat yang digunakan untuk mengukur baik fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian ini berfungsi sebagai sarana untuk mengumpulkan data yang banyak dan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dalam penelitian ini, jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut: 1. Instrumen Pengumpulan data a. Instrumen tes kemampuan mengenal anggota tubuh manusia Untuk mengetahui kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik, maka peneliti memberikan tes kepada anak autistik. Tes yang digunakan berupa tes tindakan yang digunakan pada fase baseline-1, intervensi dan baseline-2. Tes tindakan ini berisikan instruksi kepada anak autistik untuk memegang anggota tubuh secara langsung. Instrumen tes ini dibatasi pada indikator nomor 1 lihat halaman 42. Indikator 2 dan 3 tidak dibahas dalam penelitian ini. Berikut merupakan kisi- kisi instrumen tes yang digunakan adalah sebagai berikut: 61 Tabel 3. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia No Variabel Sub variabel Indikator No item soal Jumlah 1 Kemampuan mengenal anggota tubuh Memegang anggota tubuh bagian atas 1. Siswa mampu memegang anggota tubuh bagian atas seperti mata, hidung, telinga, dan mulut 1, 2 , 3, dan 4 4 Memegang anggota tubuh bagian tengah 2. Siswa mampu memegang anggota tubuh bagian tengah seperti tangan dan jari tangan 5 dan 6 2 Memegang anggota tubuh bagian bawah 3. Siswa mampu memegang anggota tubuh bagian bawah seperti kaki. 7 1 Jumlah 7 item soal Teknik atau cara penskoran pada tes kemampuan mengenal anggota tubuh manusia adalah: 1 Skor 1 saat anak mampu memegang anggota tubuh dengan benar. Skor 1 ini diperoleh jika anak memegang bagian tubuh pada saat peneliti memberikan instruksi selama 1-3 kali dengan waktu 1 menit. 62 2 Skor 0 saat anak tidak mampu memegang anggota tubuh dengan benar atau tidak merespon pertanyaan dari peneliti selama 3 kali pemberian instruksi. b. Panduan Observasi Penelitian dengan single subjek research dalam penelitian ini menggunakan panduan observasi pencatatan frekuensi kesalahan. Peneliti menghitung frekuensi kesalahan anak ketika memegang anggota tubuh yang disebutkan oleh peneliti. Adapun kriteria kesalahannya adalah 1. Ketika anak memegang anggota tubuh yang tidak sesuai dengan yang disebutkan peneliti, seperti anak memegang bagian mata, ketika peneliti menyebutkan telinga; 2. Anak tidak m memegang anggota tubuh atau tidak memberikan respon terhadap pertanyaan selama waktu yang ditentukan.Adapun kisi- kisi instrumen panduan observasi adalah sebagai berikut: Tabel 4. Panduan Observasi Pencatatan Kejadian Frekuensi Kesalahan dalam mengenal anggota tubuh manusia Nama Subyek : Tanggal: Pengamat : Sesi ke : Waktu : No item yang salah: Banyaknya kejadian: . . . kali Pengamat : Perilaku sasaran : Kesalahan dalam menunjukkan anggota Tubuh Tanggal Waktu menit Start- stop Terjadinya perilaku sasaran Total kejadian 63 2. Instrumen Perlakuan “multimedia interaktif CerMAT” Multimedia interaktif CerMAT merupakan penggabungan dari beberapa komponen yaitu gambar, animasi, audio dan teks. Dari sisi audio, media belajar ini dilengkapi dengan backsound dan narasi audio yang menjelaskan tentang materi anggota tubuh manusia. Penjelasan tersebut didukung oleh gambar anggota tubuh, warna backround yang menarik serta tampilan animasi yang disesuaikan dengan materi mengenal anggota tubuh manusia. Materi yang disajikan dalam multimedia interaktif CerMAT disesuaikan dengan materi mengenal anggota tubuh manusia yang terdapat pada buku tematik SDLB khusus autis dengan tema diriku. Multimedia interaktif CerMAT diwujudkan dalam bentuk CD interaktif yang digunakan pada fase intervensi juga telah diujikan oleh ahli media Dian Wahyuningsih, M.Pd. dosen dari jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Adapun penilaian multimedia interaktif CerMAT oleh ahli media adalah pada aspek media dan tampilan dari multimedia interaktif seperti backround, sound, gambar, backround, animasi serta pemilihan warna. Instrumen penilaian multimedia interaktif CerMAT oleh ahli media dapat dilihat pada bagian lampiran. Panduan penggunaan dari multimedia interaktif CerMAT yang dikhususkan bagi pendamping anak autistik adalah sebagai berikut: a. Sediakan perangkat pendukung berupa laptop komputer b. Masukan CD Interaktif CerMAT pada CD Room yang terdapat pada laptop komputer yang telah disediakan. 64 c. Buka CD interaktif CerMAT dengan mengklik kanan pada kursor kemudian pilih open, atau bisa dengan mengklik dua kali. d. Pilih aplikasi flash atau aplikasi lain yang bisa digunakan untuk membuka program e. Pada tampilan awal adalah tentang pengenalan CD Interaktif CerMAT. f. Pada tampilan berikut merupakan tampilan menu utama. Terdapat 5 menu utama yang dapat dipilih dengan cara mengklik sesuai kebutuhan. g. Pada setiap tampilan akan muncul icon home yang berfungsi untuk kembali ke menu utama dan icon keluar untuk keluar dari aplikasi. h. Materi pembelajaran mengenal anggota tubuh manusia terdapat pada menu materi. Pilihlah menu tersebut, kemudian lanjutkan dengan latihan untuk melatih kemampuan anak dalam memahami materi.

c. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Menurut Purwanto 2007: 197 “validitas adalah kemampuan alat ukur mengukur secara tepat keadaan yang diukurnya”. Pendapat tersebut juga dijelaskan oleh Zainal Arifin 2012: 245 yang menyatakan bahwa validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen alat ukur, maksudnya instrumen yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalalah validitas isi content validitas. Validitas isi bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Aspek-aspek yang diujikan adalah kesesuaian antara materi tes dengan kurikulum yang 65 digunakan serta menyesuaikan dengan tingkat kemampuan anak autistik. Validasi Intrumen dilakukan oleh para ahli yang memililiki keahlian di bidang yang akan diteliti, yaitu dosen PLB, dosen TP dan guru kelas siswa. Validasi materi dalam penelitian ini dilakukan oleh Wijayatiningsih, S. Pd. yang merupakan guru kelas dari anak autistik, sehingga guru mengetahui materi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan anak autistik. Surat keterangan hasil validasi oleh guru SLB dapat dilihat pada bagian lampiran halaman 127. Selain content validity, juga digunakan construct validity validitas konstruk yaitu validasi multimedia interaktif CerMAT. Validasi media dilakukan oleh ahli media, Dian Wahyuningsih, M.Pd yang merupakan dosen dari jurusan Teknologi Pendidikan, FIP UNY. Adapun hasil validasi media dapat dilihat pada bagian lampiran 128-132 . Proses pengujian multimedia interaktif CerMAT, peneliti melakukan 2 kali revisi sehingga multimedia interaktif CerMAT dinyatakan layak untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik. Adapun rincian revisi adalah sebagai berikut: 1. Revisi 1 Pada bagian pertama, revisi dilakukan dengan penambahan jumlah menu. Semula hanya terdapat 2 menu, yaitu menu materi dan menu latihan. Selain itu, pada bagian latihan juga perlu diganti dengan warna yang lebih cerah agaranak autistik dapat membedakan warna kulit pada anggota tubuh dengan warna backround. Pada bagian multimedia interaktif juga perlu ditambahkan menu tujuan pembelajaran, profil dan 66 petunjuk penggunaan. Selain itu, backround pada bagian judul masih belum menggambarkan secara umum mengenai isi materi. Pada bagian backround dapat diganti menggunakan gambar-gambar anak. Selain itu, juga perlu ditambahkan tombol navigasi menu dan keluar agar penyajian materi tidak linear, tapi pengguna juga dapat mengatur jalannya program dengan kembali ke menu utama atau keluar. Selain itu, pada penyajian materi, pengenalan anggota tubuh tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi sebanyak 3 kali. Hal ini dilakukan agar anak autistik tetap fokus, dan menyerap informasi yang disajikan secara berulang-ulang. 2. Revisi II Revisi multimedia interaktif CerMAT pada tahap-2 adalah pada bagian menu utama dan keluar, agar tidak hanya menggunakan teks, karena anak belum dapat membaca, bisa menggunakan simbol keluar yaitu berupa tanda silang berwarna merah dan menu utama berupa simbol rumah. Tambahan lain yaitu suara pada bagian latihan yang masih menumpuk, masih belum sempurna. Adapun gambar hasil revisi multmedia interaktif CerMAT yang digunakan selama proses intervensi dapat dilihat pada bagian lampiran halaman 120-123

d. Prosedur Perlakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas multimedia interaktif CerMAT terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik. Menurut Sutrisno Hadi 1994: 431 penelitian eksperimen dilaksanakan melalui tiga langkah, yaitu: Pre Experiment Measurent 67 pengukuran sebelum eksperimen, Treatmen tindakan atau perlakuan, dan Post Experiment Measurent pengukuran sesudah eksperimen. Dalam penelitian ini, pre Experiment Measurent yaitu sama dengan tahap baseline-1 dan post Experiment Measurent sama seperti tahap baseline-2 . Pre Experiment Measurent dan Post Experiment Measurent dilakukan dengan cara anak autistik diberikan tes perbuatan atau tindakan mengenai kemampuan mengenal anggota tubuh manusia. Berdasarkan pendapat tersebut, maka prosedur perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap baseline-1 a. Pada tahap ini, peneliti memberikan tes mengenal anggota tubuh awal kepada anak autistik. Tes yang digunakan adalah tes tindakan untuk mengetahui kemampuan awal anak autistik sebelum diberikan treatment atau perlakuan. b. Alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tes yaitu 7 menit. c. Tahap baseline-1 dilakukan selama 3 kali pertemuan. d. Terdapat 7 item tes yang diberikan kepada subjek. Pemberian tes yang dibacakan peneliti dan diulangi sebanyak 3 kali. 2. Tahap pemberian perlakuan a. Kegiatan persiapan, yaitu melakukan pengkondisian kelas, menyiapkan sarana prasarana atau perlengkapan yang akan digunakan 68 dalam pelaksanaan penelitian, antara lain CD interaktif CerMAT,dan laptop. b. Peneliti dan anak berdoa bersama sebelum memulai pembelajaran. c. Peneliti mulai menampilkan multimedia interaktif CerMAT. Pada menu utama, terbagi menjadi 5 bagian yaitu 1. Tujuan pembelajaran, 2. Materi, 3. Latihan, 4 Profil, 5. Petunjuk Penggunaan. Sebelum masuk pada bagian materi dan latihan, peneliti harus membaca petunjuk penggunaan dari multimedia interaktif CerMAT, serta mengetahui tujuan dari belajar menggunakan multimedia interaktif CerMAT. d. Selanjutnya, peneliti mengenalkan anggota tubuh manusia melalui menu materi. Pada menu materi berisi pemaparan materi mengenal anggota tubuh. Adapun anggota tubuh yang dikenalkan adalah 1. Mata, 2. Hidung, 3. Telinga, 4. Mulut, 5. Tangan 6. Jari tangan, dan 7. Kaki. Penjelasan materi yaitu melalui suara dan gambar yang terdapat di dalam multimedia interaktif CerMAT dengan pengulangan sebanyak 3 kali, dan peneliti hanya membimbing anak agar fokus memperhatikan sampai selesai, dan belajar menyentuh bagian tubuh mengikuti tampilan yang dilihat pada layar laptop. e. Selain menu materi, juga terdapat menu latihan untuk melihat sejauh mana pemahaman anak dalam menyerap informasi mengenai anggota tubuh. Pada menu latihan terdapat unsur interaktifitas, yakni anak autistik dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan latihan. 69 f. Berdasarkan metode Lovaas Dyah Puspita, 2003: 141 bahwa setiap sesi dalam pembelajaran, terapis, maupun guru harus melakukan 3 siklus. Ketika anak melakukan kesalahan sebanyak 3 kali, peneliti harus menunjukkan jawaban yang benar. Berdasarkan hal tersebut, menu latihan yang disajikan dalam multimedia interaktif CerMAT ini disesuaikan dengan teori tersebut g. Pada menu latihan, ditampilkan lima gambar anggota tubuh yang berbeda. Terdapat instruksi dalam bentuk suara, seperti contoh“ ayo, tunjuk gambar mata”. Ketika anak menunjuk gambar yang salah atau tidak sesuai dengan instruksi, maka akan akan muncul keterangan “ yah, salah. Ini bukan gambar mata. “Ayo, tunjuk gambar mata” begitu seterusnya hingga siklus kedua saat anak melakukan 2 kali kesalahan. Pada siklus ketiga, jika jawaban anak masih salah. Maka langsung ditunjukan jawaban yang benar, dengan menampilkan keterangan dalam bentuk suara “ ini gambar mata”. Sementara dari segi visual anak dapat melihat gambar mata. Hal ini berlaku seterusnya hingga latihan mengenal 7 anggota tubuh selesai ditampilkan. h. Setelah fase intervensi menggunakan multimedia interaktif CerMAT selesai dilakukan, peneliti memberikan tes kepada anak. 3. Tahap baseline- 2 a. Tahap ini merupakan tahap pengukuran terhadap treatmen atau perlakuan yang sudah diberikan. 70 b. Peneliti memberikan tes yang sama ketika pemberian tes pada fase baseline-1. Peneliti membacakan pertanyaan yang terdapat di dalam tes, dan anak memberikan respon terhadap pertanyaan dengan cara memegang bagian tubuhnya c. Waktu yang digunakan pada baseline-2 sama dengan waktu yang digunakan pada baseline-1, yaitu 7 menit hingga tes selesai dilaksanakan. d. Pemberian tes akhir pada anak autistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan mengenal anggota tubuh setelah menggunakan multimedia interaktif CerMAT.

e. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara sistematis yang didapat dari hasil tes, wawancara, catatan lapangan serta dari hasil dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menurut Sugiyono 2010: 244 adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam ketegori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih bagian yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang lain. Data penelitian eksperimen subjek tunggal ini dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Sugiyono 2010: 147 mengemukakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan 71 cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Data hasil penelitian ini disajikan dalam grafik. Dalam penelitian ini, grafik dipergunakan untuk menunjukkan bahwa perubahan data untuk setiap sesi pada fase baseline dan fase intervensi. Selain itu, analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Analisis dalam kondisi menurut Juang Sunanto 2011: 68-72 yaitu meliputi komponen 1 panjang kondisi, 2 kecenderungan arah, 3 tingkat stabilitas, 4 tingkat perubahan, 5 jejak data, dan 6 rentang. Sedangkan analisis antar kondisi yang perlu diperhatikan yaitu 1 jumlah variabel yang diubah, 2 perubahan kecenderungan dan efeknya, 3 perubahan stabilitas, 4 perubahan level, 5 data tumpang tindih overlap.

f. Kriteria Efektivitas Multimedia Interaktif CerMAT

Efektivitas multimedia interaktif CerMAT pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil yang diperoleh pada baseline-1 dan baseline-2. Jika frekuensi kesalahan pada baseline-1 lebih banyak dibandingkan frekuensi kesalahan pada baseline-2 maka multimedia interaktif CerMAT efektif terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik. Kriteria multimedia interaktif CerMAT dapat dikatakan efektif terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia dapat digambarkan sebagai berikut f kesalahan pada baseline A’ f kesalahan pada baseline A A’ A 72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN