Deskripsi Hasil Analisis Data

98 dapat membedakan anggota tubuh tangan dan jari tangan. Subjek belum memahami bahwa tangan dan jari tangan adalah anggota tubuh yang berbeda. Berdasarkan hasil pelaksanaan baseline-2 di atas, berikut disajikan data akumulasi yang diperoleh peneliti dari mulai baseline-1 sampai baseline-2: Tabel 14. Data Hasil Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Subjek MAS pada Baseline-1, Intervensi dan Baseline-2 Perilaku sasaran target behavior Frekuensi Kesalahan Frekuensi kesalahan pada saat menunjukkan anggota tubuh manusia Baseline-1 A Intervensi B Baseline -2 A’ 5 5 5 3 1 1 1 1 Grafik 5. Frekuensi Kesalahan Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Subjek MAS pada Baseline-1, Intervensi dan Baseline-2

D. Deskripsi Hasil Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik garis yang kemudian dianalisis berdasarkan kondisi yang sebenarnya. Pengujian dalam penelitian ini 1 2 3 4 5 6 7 Frekuensi Kesalahan Frekuensi … Baseline -1 A Intervensi Baseline -2 A 99 dilakukan dengan mengamati pengaruh penggunaan multimedia interaktif CerMAT terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada subjek yang berinisial MAS sebelum dan setelah pemberian intervensi. Hipotesis yang diajukan dalam peneltian ini adalah penggunaan multimedia interakif CerMAT efektif terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik kelas 1 SD di SLB maarif Bantul Yogyakarta. Hal tersebut ditunjukan dengan frekuensi kesalahan subjek dalam pelakasanaan tes pada baseline 1 lebih tinggi dibandingkan dengan frekuensi kesalahan pada baseline AA’. Selain itu, analisis yangg digunakan adalah analisis dalam kondisi dan antar kondisi. Analisis dalam kondisi diantaranya meliputi: panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan, jejak data dan rentang, sedangkan analisis antar kondisi dilakukan dengan membandingkan faktor banyaknya variabel, perubahan kecenderungan arah, perubahan stabilitas, perubahan level, dan analisis data overlap. Penerapan analisis dalam statistik deskriptif menggunakan analisis dalam kondisi terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan analisis antar kondisi. Guna memperjelas gambaran data hasil penelitian pada tahap baseline- 1, intervensi dan Baseline 2, maka peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut: 100 Tabel 15. Data Hasil Kemampuan Subjek MAS dalam Mengenal Anggota Tubuh Manusia pada Baseline-1, Intervensi dan Baseline-2. Perilaku sasaran target behavior Frekuensi Kesalahan Letak Kesalahan Frekuensi kesalahan pada saat menunjukkan anggota tubuh manusia Baseline 1 A Intervensi B Baseline 2 A’ 5 1, 2, 3, 4, dan 6 5 1, 2, 3, 4, dan 6 5 1, 2, 3, 4, dan 6 3 1, 2 dan 6 1 6 16 1 6 1 6 Tabel di atas menunjukkan akumulasi frekuensi kesalahan dan letak kesalahan subjek MAS ketika menunjukkan anggota tubuh manusia pada baseline-1 A, intervensi B, dan baseline-2 A’. Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif CerMAT dapat meningkatkan kemampuan subjek dalam mengenal anggota tubuh manusia, dengan berkurangnya frekuensi kesalahan subjek MAS pada baseline-2. Adapun grafik dari data tersebut adalah sebagai berikut: Grafik 5. Perkembangan Frekuensi Kesalahan Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Subjek MAS Pada Setiap Fase 2 4 6 Frekuensi Kesalahan Frekuensi Kesalahan 101 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan frekuensi kesalahan ketika memegang anggota tubuh yang dilakukan oleh subjek MAS pada baseline- 1 masih tinggi. Dari jumlah item tes yang diberikan sebanyak 7 item, terdapat 5 item kesalahan yaitu pada item nomor 1, 2, 3, 4, dan 6. Kesalahan tersebut yaitu pada anggota tubuh bagian mata, telinga, hidung, mulut, dan jari tangan. Pada saat peneliti menginstruksikan subjek untuk memegang anggota tubuh yang dimaksud, subjek tidak memegang anggota tubuh yang tepat sesuai dengan instruksi dan pada bagian jari tangan, subjek tidak memberikan respon. Pada anggota tubuh bagian mata, telinga, hidung dan mulut. Subjek sering melakukan kesalahan karena jarak antara anggota tubuh yang berdekatan, dan subjek kesulitan membedakan anggota tubuh tersebut. Subjek memegang mata ketika peneliti menginstruksi untuk memegang telinga. Sama halnya dengan bagian mulut dan hidung, subjek merasa kesulitan memegang anggota tubuh yang dimaksud dari instruksi. Sementara pada bagian jari tangan, subjek kesulitan membedakan jari tangan dengan tangan. Pada beberapa sesi, subjek bahkan tidak memberikan respon ketika diinstruksikan untuk memegang bagian jari tangan. Setelah mendapatkan data pada baseline- 1 dan kesalahan yang dilakukan subjek cenderung sama, peneliti melanjutkan dengan memberikan intervensi menggunakan multimedia interaktif CerMAT sebagai perlakuan untuk mempengaruhi kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada subjek MAS. 102 Pada intervensi ke-1, subjek mengalami kesalahan pada item tes nomor 1, 2 dan 6. Kesalahan tersebut yaitu pada anggota tubuh bagian mata, telinga dan jari tangan. Pada saat peneliti memberikan instruksi untuk memegang bagian mata, subjek memegang bagian telinga dan saat diinstruksikan memegang bagian telinga, subjek tidak memberikan respon hingga batas yang ditentukan. Adanya kesalahan pada item nomor 1, 2, disebabkan oleh jarak bagian tubuh yang berdekatan sehingga subjek merasa kesulitan untuk memfokuskan masing-masing bagian tubuh. Saat diminta memegang bagian telinga, subjek tidak memberikan respon karena sebelumnya saat diinstruksikan memegang bagian mata subjek sudah menunjuk bagian telinga. Pada item nomor 6, bagian jari tangan subjek masih melakukan seperti yang dilakukan pada baseline-1. Sementara itu, pada item nomor 6 subjek tidak memberikan respon karena intruksi yang diterima subjek hampir sama dengan item nomor 5, yaitu bagian tangan. Subjek menganggap bahwa bagian tangan dan jari tangan adalah sama sehingga kesalahan sering terjadi pada item nomor 6. Pada intervensi ke-2, frekuensi kesalahan yang dilakukan subjek mengalami penurunan. Sebelumnya pada intervensi ke-1, kesalahan yang dilakukan subjek sebanyak 3 item. Pada interrvensi ke-2 ini kesalahan hanya terdapat pada 1 item yaitu item tes nomor 6. Hal tersebut dikarenakan materi difokuskan pada bagian mata dan telinga serta jari tangan. Akan tetapi, pada bagian jari tangan subjek hanya mengangkat tangan, seperti yang dilakukan pada instruksi sebelumnya yaitu bagian 103 tangan. Hal serupa juga terjadi pada intervensi ke-3, kesalahan subjek hanya pada item tes nomor 6 yaitu pada anggota tubuh bagian jari tangan. Meskipun pemberian intervensi sudah difokuskan pada bagian jari tangan, akan tetapi ketika diberikan tes subjek masih memberikan respon yang salah. Adanya kesalahan yang sama pada intervensi ke2 dan ke-3 pada item nomor 6 disebabkan oleh pemahaman subjek yang mengganggap sama antara bagian tangan dan jari tangan. Ketika diinstruksikan untuk memegang tangan, subjek dapat melakukan. Akan tetapi, saat diisntruksikan memegang bagian jari tangan, subjek masih memegang bagian tangan. Pemberian intervensi pada sesi berikutnya difokuskan pada bagian jari tangan. Peneliti mengulangi bagian latihan tentang jari tangan hingga subjek mampu menunjukkan gambar yang sesuai dengan instruksi secara berulang-ulang. Dari pemberian intervensi tersebut, didapatkan hasil tes yang lebih baik dibandingkan dengan sesi sebelumnya yaitu tidak terdapat kesalahan dalam menunjukkan anggota tubuh manusia. Pada intervensi ke- 4 dan ke-5, subjek mampu menunjukkan anggota tubuh jari tangan dengan tepat. Setelah pelaksanaan intervensi sebayak 5 kali selesai dan tidak terdapat kesalahan pada intervensi ke-4 dan ke-5, peneliti melakukan tahapan terakhir yaitu pemberian tes tanpa perlakuan baseline-2. Data yang diperoleh peneliti pada baseline-2 yaitu terdapat kondisi stabil pada sesi ke-2 dan ke-3. Frekuensi kesalahan yang dilakukan subjek pada sesi-1 berbeda dengan frekuensi kesalahan pada sesi ke- dan ke-3. 104 Pada sesi ke-1 baseline-2, subjek tidak melakukan kesalahan dalam memberikan respon dari tes yang diberikan oleh peneliti. Pada sesi ke-1, subjek dapat memegang bagian tubuhnya dengan benar. Sementara pada sesi ke-2 dan ke-3, subjek melakukan kesalahan pada item tes nomor 6 yaitu pada bagian jari tangan. Jarak waktu setelah intervensi dan pemberian tes baseline-2 adalah selama 1 minggu. Kesalahan pada sesi ke- 2 dan ke-3 ini dikarenakan jarak waktu dari sesi ke-1 adalah selama 4 hari, serta kondisi subjek yang sedang sakit. Adapun dokumentasi pada kegiatan penelitian terutama pada fase intervensi dapat dililhat pada lampiran 11 halaman 164. Berdasarkan deskripsi data penelitian tersebut, maka berikut ini dapat dirangkum hasil analisis dalam kondisi maupun antar kondisi ke dalam tabel sebagai berikut 1. Analisis dalam kondisi Tabel 16. Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Dengan Aspek Mengenal Anggota Tubuh Manusia Kondisi Baseline-1 A Intervensi Baseline-2 A’ 1. Panjang kondisi 3 5 3 2. Estimasi kecenderungan arah = + - 3. Kecenderungan stabilitas data Stabil Variabel Variabel 4. Jejak data = + - 5. Level dan stabilitas rentang Stabil 5-5 Variabel 0-3 variabel 1-0 6. Perubahan level 5-5 =0 tidak ada perubahan 0-3= +3 menurun 1-0= -1 menaik 105 Dalam penelitian ini, diketahui bahwa panjang fase baseline-1 A= 3, intervensi B= 5 dan baseline-2A’=3. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa adanya perubahan yang terjadi pada kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada subjek. Adapun kecenderungan arah yang terjadi pada fase baseline-1A adalah stabil, pada fase intervensi menurun dan pada fase baseline-2 A’ adalah menaik. Selain itu, perubahan kemampuan mengenal anggota tubuh manusia juga tampak setelah diberikan intervensi dengan adanya perubahan level +3. Akan tetapi, pada fase baseline-2 terjadi kenaikan kesalahan dengan perubahan level -1. Adapun rincian perhitungan mengenai komponen-komponen pada analisis dalam kondisi ini dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 160. 2. Analisis antar kondisi Setelah mengetahui hasil pada analisis data dalam kondisia sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisis data antar kondisi. Adapun hasil mengenai analisis data antar kondisi ini tercantum pada tabel di bawah ini: 106 Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi Dengan Aspek Mengenal Anggota Tubuh Manusia Perbandingan Kondisi BA A’B 1. Jumlah variabel yang diubah 1 1 2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya = + + - 3. Perubahan kecenderungan dan stabilitas Stabil ke variabel variabel ke variabel 4. Perubahan level 5-3 = +2 1-3 = +2 5. Presentasi Overlap 0 ÷ 5 x 100 = 0 0 ÷ 3 x 100 = 0 Berdasarkan data tabel di atas, perubahan kecenderungan arah antara kondisi baseline-1 A dengan intervensi B yakni dari stabil ke menurun yang menandakan kondisi dari fase baseline-1 ke fase intervensi semakin lebih baik. Perubahan kecenderungan arah antara kondisi intervensi B dengan baseline-2 A’ yaitu dari menurun ke menaik namunmasih dalam kondisi yang membaik. Hal tersebut didukung juga oleh data yang tumpang tindih overlap pada baseline-1 A ke intervensi B maupun intervensi B ke baseline-2 A’ yaitu sebesar 0. Adapun rincian perhitungan mengenai komponen pada analisis antar kondisi ini terdapat pada lampiran 10 halaman 162. 107 Dari pemaparan analisis data di atas, maka hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan multiimedia interaktif CerMAT dalam fase intervensi efektif terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik. Hal tersebut ditandai dengan frekuensi kesalahan pada baseline-2 A’ lebih kecil dibandingkan dengan frekuensi kesalahan pada baseline-1 A, serta data yang overlap yaitu sebesar 0

E. Pembahasan Penelitian