18
teman sebaya. Kesulitan yang dialami oleh anak autistik menyebabkan anak autistik mengalami hambatan dalam menerima dan menyerap
informasi dari orang lain dan lingkungan sekitar, terutama menghambat anak autistik dalam pembelajaran di sekolah. Anak autistik juga ditandai
dengan kesulitan dalam memahami informasi secara verbal dan cenderung menyerap informasi melalui visual dalam bentuk gambar.
Materi belajar yang diberikan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan belajar anak. Karakteristik anak autistik yang menjadi subjek
penelitian adalah anak dengan kesulitan melakukan kontak mata, fokus dan perhatian sangat cepat beralih. Anak mampu mengeluarkan suara,
artinya memiliki modal dalam berkomunikasi secara verbal jika terus menerus dilatih dan dibiasakan dalam pembelajaran memahami objek
yang ada disekitarnya. Pemberian materi belajar yang diberikan dapat dibantu dengan menggunakan media sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan serta tujuan yang ingin dicapai.
3. Gaya Belajar Anak Autistik
Autis merupakan gangguan perkembangan yang dapat menyebabkan masalah pada perkembangan bahasa, kognitif, interaksi sosial dan perilaku.
Anak autistik tidak belajar seperti anak-anak normal lainnya. Anak autistik memiliki cara atau gaya belajar sendiri dalam mencerna informasi secara
efektif. Menurut Sussman Astri Mayanti, dkk, 2003: 200 beberapa gaya belajar yang paling dominan pada anak autistik dalam mencerna informasi,
diantaranya:
19
a. Rote Learner: Gaya belajar ini cenderung menghafal informasi apa adanya, tanpa memahami arti simbol. Artinya, anak autistik menerima
informasi tersebut tanpa memahami maknanya. Contohnya yaitu anak autistik dapat mengetahui simbol angka tapi tidak memahami bahwa
simbol angka tersebut mewakili jumlah benda.
b. Gestalt learner. Anak autistik dengan gaya belajar gestalt akan belajar bicara tanpa dengan mengulang seluruh kalimat. Anak dapat mengingat
seluruh kejadian, tapi sulit memilah kata-kata yang penting untuk disampaikan kepada orang lain. Anak autistik cenderung menghafal
seluruh bagian dari kalimat tanpa memahami makna dari masing-masing
kata.
c. Auditory learner: Anak autistik dengan gaya belajar ini senang bicara dan mendengarkan orang lain bicara. Anak autistik dapat menerima
informasi melalui pendengarannya. Akan tetapi sangat jarang anak autistik dengan gaya belajar ini. Biasanya, gaya belajar ini digabungkan
dengan gaya belajar lain.
d. Visual learner: anak dengan gaya belajar visual senang melihat-lihat buku, gambar atau menonton televisi dan umumnya lebih mudah
mencerna informasi yang dapat dilihat daripada informasi dari verbal. Penglihatan merupakan indera yang paling berpengaruh pada anak
autistik dalam menerima informasi sehingga banyak anak autistik yang
menyukai tv vcd gambar.
20
e. Hands-on learner : anak dengan gaya ini, senang mencoba-coba dan biasanya
mendapatkan pengetahuan
melalui pengalamannya.
Berdasarkan sifatnya yang langsung melakukan dan terlihat jelas langkah demi langkahnya, maka gaya belajar ini juga banyak dimiliki oleh anak
autistik.
Hasil belajar akan lebih efektif jika proses belajar disesuaikan dengan gaya belajar pada anak autistik. Gaya belajar yang banyak digunakan oleh
anak autistik adalah dengan menggunakan alat bantu visual. Gaya belajar tersebut dapat dipadukan atau digabungkan sesuai dengan kebutuhan serta
karakteristik dari anak autistik. Dalam penelitian ini, anak autistik yang menjadi subjek penelitian memiliki gaya belajar visual learner, yaitu anak
senang belajar melalui gambar atau yang dapat dilihat serta belajar dari instruksi guru atau menggunakan kemampuan auditori. Gaya belajar ini bisa
dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih media pembelajaran bagi anak autistik. Oleh karena itu, peneliti memilih multimedia interaktif
CerMAT sebagai media belajar untuk mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik karena di dalamnya terdapat unsur gambar dan suara
yang dapat yang digunakan untuk menyerap informasi serta sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar anak autistik.
B. Kajian Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran