EFEKTIVITAS MULTIMEDIA INTERAKTIF CERDAS MENGENAL ANGGOTA TUBUH (CERMAT) TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL ANGGOTA TUBUH MANUSIA PADA ANAK AUTISTIK KELAS 1 SD DI SEKOLAH LUAR BIASA MA’ARIF BANTUL YOGYAKARTA.

(1)

EFEKTIVITAS MULT ANGGOTA TUBU MENGENAL AN

AUTISTIK MA

Diajuka untuk guna Me

PROGRAM JURUS FAK UNIVER

i

MULTIMEDIA INTERAKTIF CERDAS MENGE OTA TUBUH (CERMAT) TERHADAP KEMAMPUAN GENAL ANGGOTA TUBUH MANUSIA PADA ANAK

KELAS 1 SD DI SEKOLAH LUAR BIASA MA’ARIF BANTUL YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Risma Ratsi Maolana NIM 11103244027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JUNI 2015

AS MENGENAL MAMPUAN


(2)

(3)

iii

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini, saya

Nama : Risma Ratsi Maolana

NIM : 11103244027

Program Studi : Pendidikan Luar Biasa

Fakultas : Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, 5 Mei 2015 Yang menyatakan,

Risma Ratsi Maolana NIM. 11103244027


(4)

(5)

v MOTTO

“Pengetahuan tak punya makna jika Anda tidak mempraktikannya” (Anton Chekhov)

“Pada tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” (Anononim)

“Remember you are not alone, never lost faith, and stay strong” (Ig_Autism)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

1. Kedua Orang tuaku: Bapak Abdul Maulah dan Ibu Ratna 2. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta.


(7)

vii

EFEKTIVITAS MULTIMEDIA INTERAKTIF CERDAS MENGENAL ANGGOTA TUBUH (CERMAT) TERHADAP KEMAMPUAN

MENGENAL ANGGOTA TUBUH MANUSIA PADA ANAK AUTISTIK KELAS 1 SD DI SEKOLAH LUAR BIASA

MA’ARIF BANTUL YOGYAKARTA Oleh:

Risma Ratsi Maolana NIM. 11103244027

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas multimedia interaktif CerMAT terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik kelas 1 SD di SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta. Efektivitas multimedia interaktif CerMAT dapat dilihat dari berkurangnya frekuensi kesalahan pada tes mengenal anggota tubuh manusia oleh subjek setelah diberikan intervensi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian kuasi eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan adalah single subject research (SSR) dengan desain A-B-A’. Subjek penelitian merupakan satu siswa autistik kelas 1 Sekolah Dasar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, dan tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah panduan observasi dan instrumen tes. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa multimedia interaktif CerMAT efektif terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik yang ditunjukkan dengan berkurangnya frekuensi kesalahan pada tes mengenal anggota tubuh manusia yang dilakukan oleh subjek setelah diberikan intervensi. Adapun jumlah frekuensi kesalahan pada tes mengenal anggoa tubuh manusia pada baseline-1 (A) yaitu: A1=5, A2=5, A3=5, frekuensi kesalahan dapat dikatakan stabil karena cenderung menetap. Frekuensi kesalahan yang dilakukan subjek selama sesi intervensi (B) yaitu: B1=3. B2=1, B3=1, B4=0, B5=0 sedangkan frekuensi kesalahan pada tes kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada baseline-2 (A’) yaitu: A’1=0, A’2=1 dan A’3=1. Efektivitas tersebut juga didukung oleh persentase overlap yang rendah yaitu 0%. Perubahan level yang terjadi pada perbandingan kondisi intervensi dengan baseline-2 (A’/B) untuk kemampuan mengenal anggota tubuh manusia yaitu (+2).

Kata kunci: Multimedia Interaktif CerMAT, Anggota Tubuh Manusia, Anak Autistik.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Efektivitas Multimedia Interaktif CerMAT Terhadap Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Pada Anak Autistik kelas 1 SD di SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta ” yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan ulur tangan dari berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas penulis sampaikan kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan studi dari awal studi sampai dengan terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberika ijin untuk melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Dra. Tin Suharmini, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama proses penyusunan Tugas Akhir Skripsi.


(9)

ix

5. Dr. Mumpuniarti, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dukungan, pembinaan, bimbingan serta motivasi agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu memberikan fasilitas guna memperlancar studi selama proses perkuliahan.

7. Karyawan-karyawati serta seluruh staf Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu memberikan fasilitas guna memperlancar studi selama proses perkuliahan.

8. Kepala Sekolah SLB Ma’arif Bantul yang telah memberikan ijin penelitian, pengarahan, dan kemudahan, agar penelitian serta penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.

9. Ibu Dian Wahyuningsih, M.Pd., selaku dosen validasi media yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi kepada penulis selama proses pelaksanaan penelitian.

10.Ibu Wijayantiningsi, S.Pd., selaku guru kelas anak autistik yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan serta memberikan motivasi kepada penulis selama proses pelaksanaan penelitian.

11.Seluruh Guru dan Karyawan SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta atas dukungan dan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

12.Siswa autistik kelas 1 SD di SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta yang telah menjadi subjek dalam penelitian ini.


(10)

x

Penulis


(11)

xi DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ………...……… i

PERSETUJUAN ……….. ii

SURAT PERNYATAAN …...………. iii

PENGESAHAN ………...……… iv

MOTTO ………...………. v

PERSEMBAHAN………. vi

ABSTRAK ……… vii

KATA PENGANTAR ……… viii

DAFTAR ISI ……… xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR GAMBAR……… xvi

DAFTAR BAGAN……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN……… Xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1

B. Identifikasi Masalah ……… 8

C. Batasan Masalah ……….. 8

D. Rumusan Masalah ……… 9

E. Tujuan Penelitian ………. 9

F. Manfaat Penelitian ………... 9

G. Definisi Operasional ……… 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Anak Autistik………... 12

1. Pengertian Anak Autistik ………... 12

2. Karakteristik Anak Autistik ………... 14

3. Gaya Belajar Anak Autistik……… 18


(12)

xii

1. Pengertian Media Pembelajaran………. 20

2. Jenis-jenis Media Pembelajran ………. 22

3. Fungsi Media Dalam Pembelajaran……… 23

4. Pertimbangan Pemilihan Media Dalam Pembelajaran…………... 24

C. Kajian Tentang Multimedia Interaktif CerMAT………. 26

1. Pengertian Multimedia Interaktif CerMAT……… 26

2. Karakteristik Multimedia Interaktif CerMAT ………... 29

3. Komponen Multimedia Interaktif CerMAT……….. 30

4. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Interaktif CerMAT…… 36

D. Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Pda Anak Autistik. 38 E. Langkah-langkah Penerapan Multimedia Interaktif CerMAT pada Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia……… 42

F. Kajian Tentang Evaluasi Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh.…. 45 1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ………... 45

2. Teknik Evaluasi……….. 46

3. Evaluasi Hasil Belajar Anak Autistik Tentang Materi Mengenal Anggota Tubuh Manusia……… 47

G. Penelitian Relevan ………... 48

H. Kerangka Pikir……….. 49

I. Hipotesis Penelitian……… 52

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……….. 53

B. Desain Penelitian ………. 54

C. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 56

D. Setting Penelitian ………. 56

E. Subjek Penelitian ……… 57

F. Variabel Penelitian ……….. 57

G. Teknik Pengumpulan Data ……….. 58

H. Instrumen Penelitian ………... 60


(13)

xiii

2. Instrumen Perlakuan Multimedia Interaktif CerMAT …………. 63

I. Uji Validitas Instrumen Penelitian………. 64

J. Prosedur Perlakuan……….. 66

K. Teknik Analisis Data………... 70

L. Kriteria Efektivitas Multimedia Interaktif CerMAT……….. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ……….. 72

B. Deskripsi Subjek Penelitian ……….. 73

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian………. 75

1. Deskripsi Baseline-1 tentang kemampuan mengenal anggota tubuh manusia……….. 76

2. Deskripsi pelaksanaan intervensi (saat pemberian treatment)……. 80

3. Deskripsi Baseline-2 (kemampuan akhir tanpa diberikan intervensi)………. 92

D. Deskripsi Analisis Data ……… 98

E. Pembahasan Penelitian ………. 107

F. Keterbatasan Penelitian ………. 113

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 114

B. Saran ………. 114

DAFTAR PUSTAKA ………..……… 116


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Kurikulum Mata Pelajaran IPA kelas 1 SD ………. 40 Tabel 2. Waktu dan Tempat Penelitian……… 56 Tabel 3. Kisi-kisi Tes Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh

Manusia Menggunakan Multimedia Interaktif Cermat …….. 61 Tabel 4. Panduan Observasi Pencatatan Kejadian (Frekuensi kesalahan

dalam Mengenal Anggota Tubuh Manusia)……….. 62 Tabel 5. Data Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Pada Fase Baseline-1…………. 78 Tabel 6. Data Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Pada Fase Intervensi ke-1…….. 82 Tabel 7. Data Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Pada Fase Intervensi ke-2…….. 84 Tabel 8. Data Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Pada Fase Intervensi ke-3…….. 86 Tabel 9. Data Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Pada Fase Intervensi ke-4…….. 87 Tabel 10. Data Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Pada Fase Intervensi ke-5…….. 89 Tabel 11. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Selama Fase Intervensi……….. 89 Tabel 12. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Selama Fase Baseline-1 dan

Intervensi………... 91

Tabel 13. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota Tubuh manusia Subjek MAS Selama Fase Baseline-2……….. 97 Tabel 14. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Pada Tes Mengenal Anggota

Tubuh manusia Subjek MAS Selama Fase Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2……….. 98


(15)

xv

Tabel 15. Data Hasil Kemampuan Subjek MAS Pada Tes Mengenal Anggota Tubuh manusia Subjek MAS Selama Fase Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2………. 100 Tabel 16. Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Dengan

Aspek Mengenal Anggota Tubuh Manusia………... 104 Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi Dengan


(16)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Hal Grafik 1. Frekuensi Kesalahan Mengenal Anggota Tubuh Manusia

Subjek MAS pada Fase Baseline-1………... 79 Grafik 2. Frekuensi Kesalahan Mengenal Anggota Tubuh Manusia

Subjek MAS pada Fase Intervensi……… 90 Grafik 3. Frekuensi Kesalahan Mengenal Anggota Tubuh Manusia

Subjek MAS pada Fase Baseline-1 dan Intervensi………... 91 Grafik 4. Frekuensi Kesalahan Mengenal Anggota Tubuh Manusia

Subjek MAS pada Fase Baseline-2………... 97 Grafik 5. Frekuensi Kesalahan Mengenal Anggota Tubuh Manusia

Subjek MAS pada Fase Baseline-1, Intervensi dan

Baseline-2……….. 98

Grafik 6. Perkembangan Frekuensi Kesalahan Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Subyek MAS Pada


(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Hal Bagan 1. Kerangka Pikir Mengenai Efektivitas Multimedia Interaktif

Cermat Terhadap Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1. Isi Multimedia Interaktif CerMAT “ Mengenal Anggota

Tubuh Manusia”………. 120

Lampiran 2. Instrumen Tes Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh

Manusia……….. 124

Lampiran 3. Instrumen Uji Validitas Multimedia Interaktif CerMAT... 125 Lampiran 4. Surat Keterangan konsultasi Ahli………... 127 Lampran 5. Surat Ijin Penelitian dari Subbag Pendidikan FIP UNY… 134 Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah daerah DIY………. 135 Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten

Bantul………. 136

Lampiran 8. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta……… 137 Lampiran 9. Lembar Hasil Tes Kemampuan Mengenal Anggota

Tubuh Manusia dan Pencatatan Frekuensi Kesalahan…... 138 Lampiran 10. Hasil Perhitungan Komponen-Komponen Pada Fase

Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2………... 160 Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Fase Intervensi 164 Lampiran 11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian………. 167


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku manusia ke arah yang lebih baik. Setiap manusia membutuhkan pendidikan yang layak guna mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya demi kelangsungan hidupnya dalam bermasyarakat. Pendidikan menjadi kunci masa depan bagi setiap individu, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Salah satu tipe anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan gangguan autis. Anak autistik merupakan anak yang mengalami permasalahan dalam interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Berdasarkan hal tersebut, layanan pendidikan juga harus diberikan kepada anak autistik agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Sutadi dan Dyah Puspita (Edi Purwanto, 2012: 115) autis merupakan gangguan perkembangan berat yang mempengaruhi cara seseorang untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Penyandang autis tidak dapat berinteraksi dengan orang lain secara berarti, kemampuannya untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain terganggu karena ketidakmampuan untuk berkomunikasi. Berbagai permasalahan yang dialami, menghambat anak autistik dalam menerima dan menyerap informasi dari luar, terutama dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, pemberian layanan pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak autistik. Tujuan pemberian layanan pendidikan


(20)

2

ini adalah mengarahkan anak autistik untuk mengenal dirinya sendiri dan lingkungan sekitar melalui komunikasi dan interaksi yang intensif.

Salah satu kompetensi dasar yang harus dipenuhi oleh anak autistik dalam pembelajaran di Sekolah Luar Biasa yaitu mengenal anggota tubuh manusia. Hal tersebut sesuai dengan kurikulum yang digunakan guru pada mata pelajaran IPA yaitu tentang pembelajaran mengenal anggota tubuh manusia. Pengenalan anggota tubuh bagi anak autistik bertujuan agar anak autistik dapat mengenal dirinya sendiri. Pada prinsipnya, tujuan mengenalkan anggota tubuh pada anak autistik sama halnya dengan mengenalkan anggota tubuh bagi anak-anak normal pada umumnya. Menurut Budiono (2005: 15) pengenalan anggota tubuh merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang karena merupakan keseluruhan bagian dari anggota badan mulai dari kepala yang terletak paling atas dan kaki yang terletak pada bagian bawah. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa mengenal anggota tubuh seperti mata, hidung, telinga, mulut, tangan, jari tangandan kaki sangat penting bagi anak, terutama bagi anak autistik yang belum dapat mengenal anggota tubuh.

Berdasarkan hasil observasi di SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta, terdapat satu anak autistik di kelas 1 SD dengan inisial MAS. Anak autistik ini memiliki permasalahan dalam mengenal anggota tubuh, yaitu anak tidak dapat menunjukkan anggota tubuh yang disebutkan oleh guru. Seperti, guru menyebutkan “mata” dan menginstruksikan anak untuk menunjuk anggota tubuh yang disebutkan oleh guru, tetapi anak belum mampu menunjukkan


(21)

3

anggota tubuh yang dimaksud dengan benar, anak menunjuk dan memegang bagian tubuh yang lain. Kemampuan dasar yang sudah dimiliki adalah anak memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Anak dapat menyebutkan namanya sendiri, dan memahami bahwa dirinya memiliki nama. Hal tersebut dapat dilihat dari “anak menoleh ketika namanya dipanggil oleh guru”. Anak sudah mampu memahami beberapa perintah sederhana seperti duduk, berdiri, ambilkan, samakan atau tirukan. Namun anak belum memahami makna dari benda yang disamakan, atau yang ditirukan oleh anak. Kontak mata anak cukup baik yaitu anak dapat menatap orang lain dalam waktu sekitar 1 menit. Fokus perhatian anak dalam mengerjakan tugas hanya lima menit. Setelah itu anak keluar dari tempat duduk dan melakukan aktivitas lain, lalu duduk lagi ketika guru meminta anak untuk duduk. Hal ini tentu menganggu proses belajar di dalam kelas dan menghambat anak dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru termasuk materi mengenal anggota tubuh manusia.

Informasi lain yang ditemukan peneliti pada proses observasi dan wawancara dengan guru kelas yaitu anak sangat senang menggunakan media yang berbasis visual. Hal tersebut dapat dilihat dari anak dapat memusatkan perhatian ketika diberikan pembelajaran dengan menggunakan gambar- gambar. Selain itu, anak dapat menyamakan berbagai jenis benda namun kesulitan untuk menunjukkan benda yang dimaksud oleh guru. Anak belum dapat mengidentifikasi benda-benda yang ada disekitarnya, termasuk mengidentifikasi anggota tubuhnya sendiri. Namun, anak mampu menirukan ucapan guru yang menyebutkan anggota tubuh seperti mata, telinga, dan


(22)

4

hidung. Tetapi, jika diinstruksikan untuk memegang hidung secara mandiri, anak tidak dapat memegang dengan benar. Proses pembelajaran mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik sudah menggunakan berbagai media seperti media kartu bergambar, namun anak masih belum memahami materi mengenal nggota tubuh manusia. Hal tersebut dikarenakan saat melihat kartu-kartu tersebut, anak lebih tertarik untuk memainkannya. Kartu-kartu tersebut diputar-putar seperti kipas, sehingga pesan gambar yang terdapat pada kartu tidak dipahami oleh anak.

Penggunaan media dalam proses belajar hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak autistik agar dapat berlangsung proses belajar-mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Salah satu jenis media yang digunakan dalam proses belajar selain menggunakan media kartu bergambar adalah media yang berbasis komputer, atau yang disebut multimedia karena menghimpun berbagai jenis media. Hasil observasi, peneliti sering mengamati anak autistik yang cenderung senang saat melihat guru membuka leptop di dalam kelas. Hal tersebut menjadi alasan bagi peneliti untuk menggunakan media pembelajaran berbasis komputer.

Penelitian sebelumnya menggunakan multimedia telah dilakukan oleh Ruly Gardi Purwanti (2012) yang menggunakan multimedia interaktif cermatika dalam meningkatkan kemampuan operasi hitung penjumlahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa multimedia interaktif cermatika dapat meningkatkan operasi hitung penjumlahan dalam pembelajaran remedial bagi


(23)

5

anak tunagrahita kategori ringan kelas D-II di SLB C Dharma Rena Ring Putra II Yogyakarta. Penelitian lainnya yaitu dilakukan oleh Rati Dwie Chahyani (2011) yang mengujicobakan multimedia interaktif terhadap motivasi belajar IPA pada anak kelas IV SD N Nganggrung Wonokerto, Turi Sleman. Pada Penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh mutimedia interaktif dalam peningkatan motivasi belajar IPA.

Menurut Sri Anita (2009: 59) multimedia interaktif merupakan suatu sistem penyajian pelajaran dengan visual, suara, dan materi video, disajikan dengan kontrol komputer sehingga pengguna tidak hanya dapat melihat gambar dan mendengar suara, tetapi juga memberikan respon aktif. Karakteristik multimedia interaktif ini sesuai dengan gaya belajar pada anak autistik. Menurut Sussman (Astri Mayanti, dkk, 2003: 200) terdapat 5 gaya belajar yang paling dominan pada anak autistik diantaranya yaitu gaya belajar Rote learner, Gestalt Learner, Auditory learner, visual learner, dan hands-on learner. Sesuai dengan karakteristik anak autistik dalam penelitian ini, yaitu dengan gaya belajar visual. Artinya, anak autistik lebih mudah menyerap informasi dari gambar ataupun benda-benda yang dapat dilihat. Selain itu,

anak juga dapat menyerap informasi dari indera pendengarannya (auditory

learner).

Berdasarkan permasalahan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya mengenai penggunaan multimedia interaktif, peneliti membuat media untuk proses belajar yaitu multimedia interaktif cerdas mengenal anggota tubuh (CerMAT). Multimedia interaktif cerdas


(24)

6

mengenal anggota tubuh (CerMAT) disesuaikan dengan dengan gaya belajar

anak autistik yaitu dengan menggabungkan unsur auditory dan visual dalam

proses belajar mengenal anggota tubuh manusia. Selain penggabungan dari beberapa unsur seperti auditori dan visual, peneliti juga menambahkan unsur gerak (animasi) serta unsur interaktifitas. Terdapat berbagai bagian yang terkumpul pada multimedia interaktif CerMAT dan membutuhkan komputer sebagai perangkat pendukung dalam penggunaannya.

Multimedia interaktif cerdas mengenal anggota tubuh (CerMAT) terdiri dari unsur suara, gambar, animasi, serta unsur interaktif agar anak autistik terlibat aktif, dan mengontrol jalannya program. Tampilan awal merupakan tampilan judul dari media. Selanjutnya adalah tampilan menu utama yang terdiri dari 5 bagian. 1). Menu tujuan pembelajaran, 2). Menu Materi, 3). Menu Latihan, 4) Menu Profil, 5). Menu Petunjuk Penggunaan. Terdapat 7 anggota tubuh manusia yang ditampilkan melalui gambar . Adapun 7 anggota tubuh yang akan dikenalkan pada anak autistik yaitu mulai dari bagian atas seperti mata, hidung, telinga, mulut, pada bagian tengah yaitu, tangan, dan jari tangan serta bagian bawah yaitu kaki. Pengenalan anggota tubuh manusia pada anak autistik ini disesuaikan kurikulum yang digunakan, sebagaimana yang telah dijabarkan mengenai materi mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik oleh Kemdikbud (2013: 58).

Penggunaan multimedia interaktif cerdas mengenal anggota tubuh (CerMAT) pada anak autistik difokuskan pada bagian materi dan latihan. Penyajian materi dilakukan sebanyak 3 kali. Hal ini bertujuan agar anak


(25)

7

autistik dapat menyerap informasi yang dilakukan secara berulang. Dengan memperhatikan penyajian materi pada multimedia interaktif CerMAT, anak autistik dapat belajar mengenal anggota tubuh secara berulang ulang, sehingga anak memahami materi tersebut. Pada pengulangan ini, ditampilkan gambar anggota tubuh. Misalnya: menampilkan gambar anggota tubuh bagian

mata dan keterangan dalam bentuk suaraini mata” yang diulangi sebanyak

3 kali. Penyajian materi yang melibatkan indra penglihatan dan pendengaran diharapkan agar dapat meningkatkan efektivitas multimedia interaktif CerMAT terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik.

Berdasarkan penjabaran diatas, multimedia interaktif diasumsikan efektif serta dapat meningkatkan kemampuan belajar maupun motivasi belajar pada anak. Maka efektivitas multimedia interaktif CerMAT terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik perlu dibuktikan melalui sebuah penelitian. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian, guna mengetahui efektivitas multimedia interaktif cerdas mengenal anggota tubuh (CerMAT) terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh pada anak autistik kelas I di SLB Ma’arif Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini penting dilakukan, untuk menguji tingkat efektivitas multimedia interaktif CerMAT yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan anak autistik dalam mengenal anggota tubuh manusia. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam penggunaan multimedia pembelajaran mengenai materi mengenal


(26)

8

anggota tubuh manusia bagi anak autistik yang memiliki karakteristik dan kebutuhan yang sama dengan subjek dalam penelitian ini.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Kontak mata anak masih kurang, sehingga kurang dapat memperhatikan

materi mengenai materi anggota tubuh yang disampaikan guru.

2. Anak tidak dapat menunjukkan anggota tubuh yang disebutkan guru

3. Anak autistik memiliki gaya belajar visual learner dan auditory learner,

sehingga membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dalam materi mengenal anggota tubuh manusia.

4. Anak autistik kelas 1 di SLB Ma’arif bantul yogyakarta belum dapat

mengenal anggota tubuh manusia.

5. Belum diketahuinya efektivitas multimedia interaktif CerMAT dalam

pembelajaran mengenal anggota tubuh pada anak autistik kelas I di SLB Ma’arif Bantul Yogyakarata.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada nomor 3, 4, 5 yaitu anak autistik belum dapat mengenal anggota tubuh manusia sehingga membutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar anak dalam materi mengenal anggota tubuh manusia.


(27)

9 D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: “apakah multimedia interaktif CerMAT efektifterhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik kelas I di SLB Ma’arif Bantul, Yogyakarta.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Mengetahui efektivitas multimedia interaktif CerMAT terhadap kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik kelas I di SLB Ma’arif Bantul Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa pengetahuan dalam pengembangan ilmu Pendidikan Luar Biasa terutama yang berhubungan dengan pembelajaran kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik melalui multimedia interaktif

2. Secara praktis

a. Bagi Anak

1) Untuk dapat meningkatkan kemampuan mengenal diri sendiri dan

bagian-bagian tubuhnya.

2) Penelitian ini dapat membantu anak memperoleh media


(28)

10

anak, sehingga memudahkan anak untuk belajar terutama dalam mengenal anggota tubuh.

b. Bagi guru

Penelitian ini memberikan informasi kepada guru, agar dapat menggunakan media pembelajaran yang tepat bagi anak autistik sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik belajar anak.

c. Bagi peneliti

Sebagai bahan pertimbangan dan pengetahuan mengenai kemampuan mengenal anggota tubuh ABK (anak berkebutuhan khusus) khususnya anak-anak dengan gangguan autis.

G. Definisi Operasional

1. Multimedia Interaktif Cerdas Mengenal Anggota Tubuh (CerMAT) dalam

penelitian ini adalah penggabungan dari beberapa media seperti media audio, media visual dan menambahkan unsur interaktif. Dalam tampilannya, multimedia interaktif CerMAT ini memiliki 5 menu utama yaitu1). Menu tujuan pembelajaran, 2). Menu Materi, 3). Menu Latihan, 4) Menu Profil, 5). Menu Petunjuk Penggunaan. Multimedia interaktif CerMAT dikhususkan bagi anak-anak autistik yang memiliki permasalahan yang sama yaitu kesulitan dalam mengidentifikasi anggota tubuhnya. penggunaan multimedia interaktif CerMAT pada anak autistik di dampingi oleh peneliti, guru, dan orangtua serta yang terlibat dalam pendampingan anak autistik baik di sekolah maupun di rumah. Adapun


(29)

11

unsur yang terdapat pada multimedia interaktif cermat yaitu teks, gambar ataupun lambang, suara, serta unsur interaktifitas.

2. Kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik dalam

penelitian ini merupakan kemampuan anak autistik dalam

mengidentifikasi anggota tubuh. Adapun anggota tubuh yang akan dikenalkan pada anak autistik dalam penelitian ini adalah, 1). Mata, 2). Hidung, 3). Telinga, 4). Mulut, 5). Tangan, 6). Jari tangan, dan 7). Kaki. Kemampuan mengenal anggota tubuh manusia ini dilakukan dengan cara menunjukkan bagian tubuh yang disebutkan oleh guru.

3. Anak autistik dalam penelitian ini adalah anak yang memiliki gangguan

dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Adanya gangguan tersebut pada anak menghambat anak dalam menyerap informasi dari lingkungan, termasuk dalam pembelajaran. Anak autistik ini belum mampu mengidentifikasi anggota tubuh. Anak belum dapat memegang bagian tubuh yang disebutkan oleh guru.


(30)

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kajian Tentang Anak Autistik

1. Pengertian Anak Autistik

Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang dapat menyebabkan seseorang asik dalam dunianya sendiri, dan berdampak buruk terhadap komunikasi dan interaksinya dengan orang lain. Autis pertama kali dijelaskan oleh dr. Leo Kanner pada tahun 1943. Kanner menjelaskan bahwa autis adalah suatu kondisi seseorang yang asik dengan dunianya sendiri, sehingga ada hambatan untuk melakukan kontak dengan dunia luar (Mark Reber, 1992:407).

Definisi autis menurut IDEA (Individuals With Disablities Education

Act) (Hallahan & Kauffman, 2006 :399) adalah:

A developmental disability affecting verbal and nonverbal communication and social interaction, generally evident berfore age 3, that affects a child’s performance. Other characteristics often associated with autism are engagement in repetitive activities and streotyped movements, resistance to environmental change or change in daily routines, and unusual responses to sensory experiences. The term does not apply if a child’s educational performance is adversely affected primarly because the child has serious emotional disturbance”.

Pendapat tersebut menjelaskan bahwa autis merupakan gangguan perkembangan yang dialami oleh anak sebelum berusia 3 tahun. Gangguan perkembangan tersebut berdampak pada komunikasi verbal dan nonverbal, interaksi sosial, dan perilaku. Karakteristik lain yang berkaitan dengan gangguan tersebut adalah resistensi terhadap perubahan lingkungan. Anak


(31)

13

tidak suka jika rutinitasnya diubah. Anak cenderung memberikan respon yang tidak sesuai terhadap suatu stimulus.

Caroline I. Maygar (2011: 3) juga menyebutkan bahwa “students with

autism spectrum disorders (ASD) present unique educational programming challenges to schools because of their complex neurodevelopmental. Social and behavioral difficulties”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahawa anak autistik adalah anak yang memiliki gangguan perkembangan yang sangat kompleks, terutama pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan gangguan perilaku, sehingga memerlukan program pendidikan yang berbeda di sekolah sesuai dengan kebutuhannya. Dalam penanganannya dibutuhkan kolaborasi dari berbagai ahli, terutama kolaborasi antara guru dan orangtua, serta dari tim medis dan psikolog. Menurut Setiati Widihastuti (2007: 1) autis merupakan gangguan psikologi dasar anak yang berkaitan dengan fungsi kognitif, emosi, dan psikomotorik anak. Gangguan yang dialami oleh anak autistik biasanya disebut dengan gangguan perkembangan pervasif yang terjadi pada saat anak masih balita, sehingga dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, serta perlu melibatkan kolaborasi dari beberapa ahli, terutama orang tua, medis, psikologi, dan guru.

Dari beberapa pendapat ahli, maka autis merupakan suatu gangguan yang menghambat perkembangan seorang anak. Hambatan-hambatan tersebut nampak pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. ketiga aspek ini saling mempengaruhi, dan berdampak buruk pada kehidupan anak. Anak autistik berarti anak mengalami hambatan-hambatan


(32)

14

dalam tiga aspek tersebut,akan muncul dalam waktu 3 tahun pertama kehidupan anak, dan akan menetap pada masa dewasa.

2. Karakteristik Anak Autistik

Anak autistik adalah anak dengan permasalahan utama terletak pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Strock (Hallahan dan

Kauffman: 2006:398) menyebutkan “Autism spectrum disorder are

characterized by varying degrees of impairment in three areas: communication skills, social interactions and repetitive and streotyped pattern of behavior”.

Berdasarkan pendapat diatas, berarti gangguan spektrum autis dapat diidentifikasi melalui beberapa karakteristik, dengan mengacu pada tiga aspek utama permasalahan pada anak autistik, yaitu dalam aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Komunikasi pada anak autistik sangat terbatas, pemahaman terhadap beberapa konsep masih sangat kurang, anak juga kesulitan dalam membangun hubungan sosial, baik itu dengan teman sebaya ataupun dengan orang dewasa. Kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi berdampak buruk pada aspek perilaku. Anak sering melakukan aktivitas yang bersifat rutinitas, dan beberapa perilaku yang

diulang-ulang (streotyp).

Menurut Hallahan & Kauffman (2006: 399-400) beberapa karakteristik anak autistik dapat diamati sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, diantaranya yaitu gangguan dalam interaksi sosial, gangguan


(33)

15

komunikasi, perilaku repetitive dan stereotip, serta kekurangan dalam

kemampuan kognitif dan beberapa masalah dalam persepsi.

a. Komunikasi

Menurut Jamila K. A Muhammad ( 2007: 105-107), anak autis memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Perkembangan bahasa yang lambat

2. Tidak memperhatikan apa yang dikatakan orang lain

3. Jarang berbicara

4. Sulit diajak berbicara

5. Mengeluarkan bahasa yang tidak dapat dipahami orang lain

6. Meniru perkataan atau pembicaraan orang lain (echolalia)

Siegel (Gusdi Sastra, 2011: 137-138) menjelaskan beberapa permasalahan atau gangguan yang dialami anak autistik dalam aspek komunikasi, dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Perkembangan bahasa anak lambat atau sama sekali tidak ada. Anak

tampak tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara lalu kemudian kehilangan kemampuan bicara.

2) Kadang-kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai arti.

3) Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang, dengan bahasa yang tidak

dapat dimengerti oleh orang lain.

4) Bicara tidak dipakai untuk berkomunikasi dan senang meniru atau

membeo (echolalia).

5) Bila senang meniru, dapat menghafal kata-kata atau nyanyian yang

didengar tanpa memahami maknanya.

6) Sebagian dari anak autistik tidak bicara atau sedikit bicara (kurang

verbal) sampai usia dewasa.

7) Senang menarik tangan orang lain untuk melakukan apa yang

diinginkan, misalnya ketika anak meminta sesuatu.

Anak autistik sedikit bicara, tidak menggunakan bahasa tubuh/isyarat, tidak mau atau tidak mampu menirukan suara, kejanggalan penekanan suara, tidak berekspresi, dan mengucapkan tapi tidak mengerti. Anak autistik juga kesulitan dalam memahami ucapan


(34)

16

orang lain. Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun anak dapat berbicara dengan baik. Azwandi (2005: 29) menyebutkan bahwa anak autis sering bicara monoton, kaku, dan menjemukan, serta sukar mengatur volume dan intonasi nada suaranya.

b. Interaksi Sosial

Menurut Jamila K. A Muhammad ( 2007: 105), karakteristik anak autistik terkati dengan interaksi sosial adalah sebagai berikut:

1) Suka menyendiri

2) Sering menghindarai kontak mata dan selalu menghindar dari

pandangan muka orang lain

3) Tidak suka bermain dengan temannya

4) Suka memisahkan diri dan duduk sendiri

c. Pola perilaku yang berulang dan stereotip

Muncul berbagai perilaku yang bersifat ritual seperti

memutar-mutarkan benda, hand flapping (mengepak-ngepakkan tangan),

mengayunkan-ayunkan tangannya, anak cenderung bermain secara monoton dan tidak ada variasi, sangat terpaku dengan beberapa benda tertentu bersifat rutinitas, kegiatannya berpola, dan marah ketika kegiatannya diubah. Menurut Joko Yuwono ( 2012: 28) beberapa ciri anak autistik dalam aspek perilaku yang dapat diamati yaitu anak autistik cenerung cuek terhadap lingkungan, perilaku tidak terarah (mondar-mandir, lari-lari, berputar-putar, lompat), adanya kelekatan terhadap benda tertentu, tantrum, terpukau terhadap benda yang bergerak atau berputar.


(35)

17

Setara dengan pendapat tersebut, Jamila K. A Muhammad ( 2007: 107) menyebutkan karakteristik anak autistik berkaitan dengan pola perilaku adalah 1). Bersifat hiperaktif atau hipoaktif, 2). Melakukan kegiatan yang sama secara berulang-ulang seperti bergoyang-goyang, mengepak-ngepakknya tangan berputar-putar. Beberapa anak autistik

bersifat hyperresponsive dan hyporesponsive terhadap stimulus. Sensitif

secara visual, sangat sensitif ketika terkena cahaya, dan ketika disentuh. Menurut Andri Priyatna (2010: 166), anak autistik memiliki karakteristik yaitu” Mengalami kesulitan dalam interaksi sosial, bermasalah dengan komunikasi verbal dan nonverbal, tampilnya perilaku repetitive atau tampilnya interest yang sempit atau obsesif pada suatu obyek tertentu”

Setiati widihastuti (2007: 4-5) mengungkapkan karakteristik anak autis antara lain:

1) Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindar untuk

bertatapan;

2) Senang menirut atau membeo (echolalia);

3) Menyukai benda yang berputar

4) Sering marah-marah, tertwa dan menangis tanpa alasan yang jelas

5) Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain

Berdasarkan karakteristik anak autistik yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anak autistik mengalami kesulitan dalam beberapa aspek, yaitu aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Anak autistik sangat sulit untuk melakukan kontak mata dengan orang lain, bercakap-cakap atau bermain dengan


(36)

18

teman sebaya. Kesulitan yang dialami oleh anak autistik menyebabkan anak autistik mengalami hambatan dalam menerima dan menyerap informasi dari orang lain dan lingkungan sekitar, terutama menghambat anak autistik dalam pembelajaran di sekolah. Anak autistik juga ditandai dengan kesulitan dalam memahami informasi secara verbal dan cenderung menyerap informasi melalui visual (dalam bentuk gambar).

Materi belajar yang diberikan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan belajar anak. Karakteristik anak autistik yang menjadi subjek penelitian adalah anak dengan kesulitan melakukan kontak mata, fokus dan perhatian sangat cepat beralih. Anak mampu mengeluarkan suara, artinya memiliki modal dalam berkomunikasi secara verbal jika terus menerus dilatih dan dibiasakan dalam pembelajaran memahami objek yang ada disekitarnya. Pemberian materi belajar yang diberikan dapat dibantu dengan menggunakan media sesuai dengan karakteristik, kebutuhan serta tujuan yang ingin dicapai.

3. Gaya Belajar Anak Autistik

Autis merupakan gangguan perkembangan yang dapat menyebabkan masalah pada perkembangan bahasa, kognitif, interaksi sosial dan perilaku. Anak autistik tidak belajar seperti anak-anak normal lainnya. Anak autistik memiliki cara atau gaya belajar sendiri dalam mencerna informasi secara efektif. Menurut Sussman (Astri Mayanti, dkk, 2003: 200) beberapa gaya belajar yang paling dominan pada anak autistik dalam mencerna informasi, diantaranya:


(37)

19

a. Rote Learner: Gaya belajar ini cenderung menghafal informasi apa adanya, tanpa memahami arti simbol. Artinya, anak autistik menerima informasi tersebut tanpa memahami maknanya. Contohnya yaitu anak autistik dapat mengetahui simbol angka tapi tidak memahami bahwa simbol angka tersebut mewakili jumlah benda.

b. Gestalt learner. Anak autistik dengan gaya belajar gestalt akan belajar bicara tanpa dengan mengulang seluruh kalimat. Anak dapat mengingat seluruh kejadian, tapi sulit memilah kata-kata yang penting untuk disampaikan kepada orang lain. Anak autistik cenderung menghafal seluruh bagian dari kalimat tanpa memahami makna dari masing-masing kata.

c. Auditory learner: Anak autistik dengan gaya belajar ini senang bicara dan mendengarkan orang lain bicara. Anak autistik dapat menerima informasi melalui pendengarannya. Akan tetapi sangat jarang anak autistik dengan gaya belajar ini. Biasanya, gaya belajar ini digabungkan dengan gaya belajar lain.

d. Visual learner: anak dengan gaya belajar visual senang melihat-lihat buku, gambar atau menonton televisi dan umumnya lebih mudah mencerna informasi yang dapat dilihat daripada informasi dari verbal. Penglihatan merupakan indera yang paling berpengaruh pada anak autistik dalam menerima informasi sehingga banyak anak autistik yang


(38)

20

e. Hands-on learner : anak dengan gaya ini, senang mencoba-coba dan

biasanya mendapatkan pengetahuan melalui pengalamannya.

Berdasarkan sifatnya yang langsung melakukan dan terlihat jelas langkah demi langkahnya, maka gaya belajar ini juga banyak dimiliki oleh anak autistik.

Hasil belajar akan lebih efektif jika proses belajar disesuaikan dengan gaya belajar pada anak autistik. Gaya belajar yang banyak digunakan oleh anak autistik adalah dengan menggunakan alat bantu visual. Gaya belajar tersebut dapat dipadukan atau digabungkan sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik dari anak autistik. Dalam penelitian ini, anak autistik yang

menjadi subjek penelitian memiliki gaya belajar visual learner, yaitu anak

senang belajar melalui gambar atau yang dapat dilihat serta belajar dari instruksi guru atau menggunakan kemampuan auditori. Gaya belajar ini bisa dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih media pembelajaran bagi anak autistik. Oleh karena itu, peneliti memilih multimedia interaktif CerMAT sebagai media belajar untuk mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik karena di dalamnya terdapat unsur gambar dan suara yang dapat yang digunakan untuk menyerap informasi serta sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar anak autistik.

B.Kajian Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak


(39)

21

pihak atau kutub) atau suatu alat. Media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.

Termasuk di dalamnya buku, videotape, slide suara, suara guru, atau salah

satu komponen dari suatu sistem penyampaian. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain (Sri Anita, 2009: 4-6).

Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 4) media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Pendapat lain mengenai media pembelajaran dijelaskan oleh Sri Anita (2009: 6) bahwa media pembelajaran mempunyai dua segi

yang satu sama lain saling menunjang, yaitu perangkat keras (hardware)

dan materi yang disebut perangkat lunak (software). Media pembelajaran

dapat mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Penggunaan media di dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran atau sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran agar lebih

efektif dan efisien dengan melibatkan perangkat keras (hardware) dan


(40)

22 2. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman dkk (Hujair AH. Sanaky, 2009: 14) media

atau bahan adalah perangkat lunak (software) yang berisi pesan atau

informasi pengajaran yang biasanya disajikan dengan menggunakan

peralatan yang disebut perangkat keras (hardware), yang merupakan sarana

untuk menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut.

Pembagian jenis dan karakteristik media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 14) adalah sebagai berikut:

a. Media pembelajaran dilihat dari sisi aspek bentuk fisik

1) Media elektronik seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD, DVD, LCD, Komputer, internet,

2) Media non-elektronik: buku, handout, modul, diktat, media grafis dan

alat peraga.

b. Media pembelajaran dari aspek panca indera

1) Media audio, 2) Media visual, 3) Media audio-visual

c. Media pembelajaran dari aspek dan bahan yang digunakan, yaitu:

1) Perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan.

2) Perangkat lunak (software) sebagai pesan atau informasi.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai jenis dan karakteristik media pembelajaran, maka media pembelajaran yang digunakan peneliti adalah

media yang terdiri dari perangkat keras (hardware) dan (software) yang

berupa materi. Perangkat kerasnya terdiri atas penggabungan dari bebeberapa unsur, seperti teks, gambar, animasi, dan suara. Penggabungan


(41)

23

dari beberapa jenis dan karakteristik media pembelajaran ini biasanya

disebut dengan multimedia pembelajaran. Perangkat lunak (software)

berupa materi yang disajikan dalam proses pembelajaran adalah mengenai mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik.

3. Fungsi Media dalam Pembelajaran

Media merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas. Media memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam pembelajaran. Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 9) Secara umum, media mempunyai kegunaan untuk memperjelas pesan atau materi agar tidak terlalu verbalistis, yaitu dengan menunjukkan benda ataupun gambar. Selain itu, adanya media dapat menimbulkan motivasi belajar peserta didik, memungkinkan anak belajar secara mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetik anak. Kegunaan media juga dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 9-10) juga menjelaskan bahwa fungsi media pembelajaran, dapat ditekankan beberapa hal sebagai berikut:

a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,

tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

b. Merupakan bagian integral dari keseluruhan poses pembelajaran. Media


(42)

24

tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

c. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan

kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.

d. Media pembelajaran tidak hanya sebagai alat hiburan, tetapi dapat

mempercepat proses belajar.

e. Media pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses belajar

mengajar.

f. Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berfikir.

Berdasarkan dari uraian tersebut, media pembelajaran memiliki banyak kegunaan dan fungsi dalam proses belajar mengajar. Pemilihan media disesuaikan dengan kebutuhan dan dan kondisi dari masing-masing sekolah. Melalui penggunaan media dapat menjembatani interaksi guru dan siswa. Penggunaan media pembelajaran disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak autistik dalam menyerap informasi. Anak autistik yang belum mengenal anggota tubuh serta memiliki gaya belajar yang dominan pada visual, tentu membutuhkan media yang berupa gambar, atau sesuatu yang dapat diamati secara langsung.

4. Pertimbangan Pemilihan Media dalam Pembelajaran

Jenis media yang digunakan di dalam pembelajaran tentu menjadi pertimbangan guru. Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2006: 84) beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media pembelajaran adalah sebagai berikut:


(43)

25

a. Tujuan instruksional yang ingin dicapai.

b. Karakterisiktik siswa atau sasaran

c. Jenis ransangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak dan

seterusnya)

d. Keadaan latar atau lingkungann

e. Kondisi setempat dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.

Menurut profesor Ely ( Arief S. Sadiman, dkk 2006: 85) mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, dan meskipun tujuannya sudah diketahui, faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar-mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, pemilihan media yang digunakan dalam pembelajaran mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik dalam penelitian ini adalah: a). Penyesuain media dengan karakteristik siswa, b). Rangsangan yang digunakan tidak hanya visual saja, tetapi menggabungkan beberapa ransangan lainnya, seperti suara dan gerak. Adanya rangsangan dengan melibatkan berbagai indera seperti penglihatan dan pendengaran, dapat meningkatkan efektivitas dari suatu. Memasuki era yang serba canggih, teknologi informasi yang sudah sangat berkembang dengan cepat juga menuntut guru serta siswa untuk lebih kreatif dan tidak tertinggal. Pengetahuan mengenai penggunaan multimedia tidak asing lagi. Sudah banyak guru yang menggunakan media ini dalam pembelajaran. Selain karena menarik, biaya pembuatan multimedia juga tidak mahal,


(44)

26

berbasis komputer yang memudahkan guru untuk mengakses multimedia sebagai media pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran.

Berkaitan dengan keadaan siswa dalam hal ini adalah anak autistik, pemilihan media harus sesuai dengan karakteristik dhan kebutuhan anak autistik. Menurut yosfan azwandi (2005: 166) anak autistik membutuhkan beberapa modalitas indera supaya dapat menerima informasi dengan baik. hal ini sesuai dengan sifat multimedia interaktif yang memiliki unsur pengulangan.. Hal ini sesuai dengan karakteristik anak autistik yang dapat belajar efektif jika diulangi lagi. menurut Rudi Sutanti (2000: 75) pengulangan merupakan suatu metode penting untuk anak autistik. Informasi atau konsep tertentu akan diterima dengan efektif apabila diberikan secara berulang, demi memaksimalkan hasil belajar anak autistik. Pengguanaan multimedia interaktif juga dapat meningkatkan perhatian anak (Daryanto (2010: 52). Hal ini juga sesuai dengan karakter anak autistik yang tidak dapat memusatkan perhatian dalam waktu yang lama/ perhatian mudah beralih sehingga diperlukan suatu media yang dapat menarik perhatian anak. C.Kajian Tentang Multimedia Interaktif CerMAT

1. Pengertian Multimedia Interaktif CerMAT

Multimedia secara sederhana dapat diartikan sebagai lebih dari satu media. Multimedia merupakan kombinasi dari teks, grafik, animasi, suara dan video. Perpaduan dan kombinasi dua atau lebih jenis media ditekankan kepada kendali komputer sebagai penggerak gabungan media. Dengan demikian, arti multimedia dikenal kombinasi grafik, teks, suara, video, dan


(45)

27

animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan secara bersama-sama menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran (Azhar Arsyad, 2006: 170-171).

Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utamanya, dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan.

Jenis peralatan itu adalah komputer, video, kamera, video cassette recorder

(VCR), overhead Projektor. Multivision (atau sejenisnya), cd player,

compact disc. Keseluruhan peralatan itu haruslah kompak dan bekerja sama dalam menyampaikan informasi kepada pemakainya. (Azhar Aryad, 2006: 169-170)

Menurut Azhar Arsyad (2002: 171) multimedia adalah alat bantu penyampai pesan yang menggabungkan dua elemen atau lebih media, meliputi teks, gambar, grafik, foto, suara, film, dan animasi secara terintegrasi. Penggabungan dari beberapa media ini tentu memberikan pengaruh yang positif dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan pembelajaran. Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan lebih mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk menyerap informasi

Uraian-uraian tersebut menjelaskan bahwa multimedia memiliki unsur yang sangat kompleks meliputi teks, suara, animasi, grafik, video melibatkan penggunaan berbagai tools yang saling berkombinasi. Salah satu


(46)

28

unsur penting dalam penggunaan multimedia adalah interaktivitas antara pengguna dan komputer. Misanchuk (1993:6) menjelaskan bahwa:

“Interactive multimedia is an instructional program which includes a variety of intergrated sources in the instruction with a computer at the heart of the system. The program is intentionally designed in segment, an viewer responses to structural apportunities (menu, problem, simulated, crises question, virtual environments) infulence the squence, size, content and shape of the program

Berdasarkan pendapat diatas, multimedia interaktif adalah suatu program pembelajaran yang di dalamnya terdapat berbagai sumber yang terintegrasi dalam instruksi dengan komputer sebagai pengendali sistem. Program dengan sengaja dirancang dalam segmen dan beberapa merespon peluang terstruktur (menu, masalah, simulasi, pertanyaan, dan lainnya) yang mempengaruhi urutan, ukuran, isi, dan bentuk program.

Adanya penggabungan dari berbagai media memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Konsep penggabungan ini memerlukan beberapa jenis perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi utama sebagaimana biasanya dan komputer merupakan pengendali seluruh peralatan tersebut. Interaktif berarti saling mempengaruhi, maksudnya adalah antara pengguna dan media pembelajaran yang digunakan memiliki hubungan timbal balik, yang saling mempengaruhi. Pengguna atau yang dalam hal ini adalah siswa memberikan respon terhadap permintaan dari program yang sudah dirancang. Multimedia interaktif dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif cerdas mengenal anggota tubuh (CerMAT) bagi anak autistik. Perangkat keras di dalamnya


(47)

29

menggabungkan beberapa jenis media berupa suara, gambar, animasi, dan teks untuk menyajikan informasi mengenai anggota tubuh.

2. Karakteristik Multimedia Interaktif CerMAT

Pada konteks pembelajaran, multimedia telah mampu memberikan berbagai ciri dan prinsip sehingga pembelajaran dapat dikatakan menggunakan multimedia. Multimedia pembelajaran memiliki konten/ isi materi yang akan disampaikan guru kepada siswa. Adanya unsur interaktifitas berarti di dalam multimedia tersebut, siswa mendapat respon dan penguatan. Respon yang diterima berupa jawaban dari soal-soal yang terdapat di dalam aplikasi. Menurut Daryanto (2010: 53) karakteristik multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya bersifat

menggabungkan unsur audio dan visual

b. Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk

mengakomodasi respon pengguna.

c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan

kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.

Pendapat diatas memiliki makna bahwa multimedia interaktif di dalam pembelajaran ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara pengguna (siswa) dengan program yang dapat diakses melalui komputer

ataupun laptop. Siswa memberikan respon dengan cara meng-klik mouse

terhadap beberapa instruksi ataupun pertanyaan yang terdapat di dalam program tersebut. Menurut Deni Darmawan (2012: 37) Pembelajaran yang berbasis interaktif berarti memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan oleh siswa pada saat mengoperasikan program. Komputer telah


(48)

30

Selain itu, setiap respon dimungkinkan untuk diberikan penguatan (reinforcement) secara otomatis yang telah terprogram, terhadap jawaban

benar dan salah dari siswa. Reinforcement diberikan untuk meningkatkan

motivasi dan ketertarikan siswa pada media tersebut.

Salah satu jenis belajar menurut Gagne ( Evelina Siregar dan Hartini Nara, 2011: 7) adalah belajar stimulus respons. Belajar tipe ini memberikan respons yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Adanya respon yang

tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku

tertentu. Berdasarkan teori tersebut, media pembelajaran dapat dijadikan sebagai stimulus agar munculnya perilaku yang diharapkan. Setelah perilaku yang sesuai dimunculkan, dapat diberikan penguatan agar perilaku tersebut menetap pada diri peserta didik.

3. Komponen Multimedia Interaktif CerMAT

Multimedia merupakan suatu kombinasi dari berbagai bahan belajar yang membentuk suatu unit terpadu. Yusufhadi Miarso (2009: 464) beberapa kombinasi tersebut terdiri dari objek berupa teks, grafik atau image, audio, animasi, dan video. Masing-masing objek memiliki peran dalam keseluruhan sistem multimedia. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:

a. Teks: merupakan bentuk data yang paling mudah disimpan dan

dikendalikan. Teks sangat efektif untuk menyampaikan ide serta memberikan panduan bagi pengguna. Teks yang terdapat dalam multimedia interaktif CerMAT dapat memperjelas informasi kepada


(49)

31

siswa, guru, dan orangtua atau pendamping siswa. Teks ditampilkan untuk memperjelas maksud dari objek gambar.

b. Grafik atau image: merupakan alat bantu visual yang dijadikan sarana

yang sangat baik untuk menyajikan informasi. Melalui gambar, juga dapat meringkas atau menjelaskan data dengan cara yang kompleks.

Secara umum grafik terdiri dari gambar vektor, gambar bitmap, clip art,

digitized picture, hyperpicture. Grafik atau image dapatyang digunakan dalam multimedia interaktif CerMAT adalah berupa gambar anggota tubuh manusia. Gambar merupakan unsur visual yang membantu anak autistik untuk menyerap informasi mengenai materi anggota tubuh manusia.

c. Bunyi atau audio: menyajikan informasi melalui audio adalah untuk

memperjelas informasi yang sudah disajikan melalui teks maupun gambar. Dengan pemberian audio dalam kemasan pembelajaran dapat mengubah suasana kondisi belajar yang lebih santai dan nyaman.

d. Animasi. Merupakan salah satu unsur multimedia yang dapat

memberikan kesan hidup terhadap suatu objek, terutama pada objek gambar. Animasi merupakan perubahan visual sepanjang waktu dan memberikan kekuatan besar pada proyek multimedia, yang merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Pada multimedia interaktif CerMAT, animasi terdapat pada bagian menu utama dan bagian materi.


(50)

32

e. Video: menyediakan berbagai sumber daya yang kaya dan hidup bagi

aplikasi multimedia. Video menjadi elemen multimedia yang paling penting, dapat memperkuat pesan atau cerita mengenai materi. Multimedia interaktif CerMAT tidak dilengkapi dengan unsur video. Berdasarkan unsur-unsur yang harus dimiliki oleh suatu multimedia, maka multimedia interaktif CerMAT dalam penelitian ini merupakan media yang dapat digunakan dalam proses belajar guna mempermudah serta melibatkan peserta didik untuk lebih aktif dalam memahami materi yang

disajikan lewat gambar, teks, grafik, audio dan tambahan unsur interaktif

sehingga pembelajaran akan lebih menarik. Penggunaan multimedia interaktif diberikan pada siswa autis kelas 1 sekolah dasar. Multimedia interaktif CerMAT diwujudkan dalam bentuk CD pembelajaran interaktif

yang terdapat unsur gambar, sound, animasi serta narasi audio untuk

menjelaskan setiap gambar yang disajikan.

Menurut Andi Prastowo (2011: 71) multimedia interaktif mengandung enam komponen penyusun, yaitu: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar, atau materi pokok, informasi pendukung, latihan dan penilaian. Mengacu pada pendapat tersebut, multimedia interaktif CerMAT memiliki 5 bagian yang terdiri dari: 1). Tujuan pembelajaran menampilkan tujuan akhir yang ingin dicapai pada anak autistik setelah mempelajari materi yang terdapat dalam multimedia interaktif CerMAT, 2). Materi merupakan menu pembelajaran untuk mengenalkan tentang anggota tubuh manusia dalam bentuk gambar, suara dan animasi. Terdapat 7 anggota tubuh manusia yang


(51)

33

ditampilkan melalui gambar . Adapun 7 anggota tubuh yang akan dikenalkan pada anak autistik yaitu mulai dari bagian atas seperti mata, hidung, telinga, mulut, pada bagian tengah yaitu, tangan, dan jari tangan serta bagian bawah yaitu kaki. 3). Latihan merupakan sebuah menu untuk melatih anak autistik setelah mempelajari materi. Menu ini menampilkan 5

gambar anggota tubuh manusia secara acak, dan narasi sound yang berupa

instruksi agar anak menunjuk anggota tubuh yang dimaksud dengan cara

mengklik pada gambar. Pada bagian ini, terdapat feedback secara langsung.

4). Profil yaitu tentang identitas pembuat multimedia interaktif CerMAT, 5). Petunjuk penggunaan yaitu berisikan langkah-langkah dalam penggunaan multimedia interaktif CerMAT yang diwujudkan dalam bentuk CD interaktif

Menurut Ch. Ismaniati (2001: 27-28), karakteristik media atau program yang baik secara rinci memuat beberapa komponen yang memudahkan siswa dalam menyerap informasi. Komponen-komponen tersebut adalah a). mampu menarik perhatian anak, 2). memiliki tujuan pembelajaran yang khusus, 3). tes prasyarat, 4). prates, 5). uraian materi, 6). Latihan, 7). Balikan, 8). Penjelasan, 9). Rangkuman, 10). paska tes.

Komponen multimedia interaktif yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a) Menarik, maksudnya adalah informasi yang disampaikan bersifat

menarik dan menyenangkan, sehingga anak tertarik untuk memperhatikan materi yang disampaikan.


(52)

34

b) Tujuan pembelajaran, yaitu di dalam multimedia interaktif CerMAT

memiliki tujuan sesuai dengan materi yang disampaikan, mengenal anggota tubuh.

c) Uraian materi dan penjelasan. Dalam multimedia interaktif CerMAT ini

terlebih dahulu akan diuraikan materi-materi anggota tubuh.

d) Latihan. Setelah penguraian materi anggota tubuh, selanjutnya yaitu

terdapat komponen latihan. Anak autistik akan berlatih mengingat nama-nama anggota tubuh yang disebutkan melalui program latihan dalam bentuk suara.

e) Balikan. Komponen balikan ini berguna agar anak autistik memahami

saat melakukan latihan, jawaban yang dipilih benar ataupun salah. Balikan dalam multimedia interaktif CerMAT ini dalam bentuk narasi

audio, dan gambar berupa emoticon.

Pada komponen balikan disertai dengan penguatan (reinforcement).

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh B.F Skinner ( Sugihartono,

dkk, 2007: 98) penguatan (reinforcement) merupakan unsur yang

terpenting dalam belajar. Maksudnya yaitu pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus- respon akan semakin kuat ketika diberikan penguatan. Penguatan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif pada multimedia interaktif CerMAT adalah jika jawaban anak benar, maka akan keluar suara “wah,

hebat. Kamu benar.” Sementara emoticon yang muncul adalah emoticon


(53)

35

Sebaliknya, penguatan negatif yaitu jika jawaban anak salah, maka akan

muncul narasi sound “ yah, salah.” dan emoticon yang muncul adalah

emoticon sedih.

Salah satu komponen tambahan yang terdapat dalam multimedia interaktif CerMAT adalah pengulangan sebanyak 3 kali. Pengulangan

yang dilakukan sebanyak 3 kali, disesuaikan dengan konsep Discrete

Trial Teaching (Lovaas, 1981) yang menjelaskan beberapa tahapan

dalam mengajarkan anak autistik. Adapun proses Discrete Trial Teaching

Lovaas (Dyah Puspita, 2003: 141) yaitu 1). Pemberian instruksi yang pertama. Multimedia interaktif CerMAT ini memberikan instruksi yang pertama pada menu latihan yaitu “ Ayo, tunjuk gambar hidung”; 2). Jika respon salah atau anak tidak memberikan respon terhadap instruksi, maka langsung mengatakan “tidak”. Berdasarkan konsep ini, peneliti

memberikan feedback dalam multimedia interaktif CerMAT. Ketika anak

autistik memberikan respon yang salah atau tidak berespon, maka akan

dimunculkan feedback dalam bentuk narasi sound “ Yah, salah. Ini bukan

hidung”; 3). Pada instruksi kedua, anak masih memberikan respon yang salah atau tidak berespon, maka guru atau terapis mengatakan “tidak”.

Multimedia interaktif CerMAT mencoba menerapkan point ini dalam

menampilkan materi dengan memberikan feedback melalui narasi sound

Yah, salah. Ini bukan gambar hidung. Ayo, tunjuk gambar hidung”; 4). Berikan instruksi untuk ketiga kalinya, kemudian langsung membantu anak menunjukkan perilaku yang diharapkan. Bagian ini, anak diberikan


(54)

36

instruksi yang terakhir kemudian langsung menunjukkan gambar hidung yang dimaksud dengan keterangan “ ini gambar hidung”. Begitu juga pada latihan bagian berikutnya hingga selesai. Semua instruksi dan feedback dalam multimedia interaktif CerMAT ditampilkan dalam bentuk suara dan gambar, unsur teks hanya tambahan, karena anak belum dapat membaca.

4. Kelebihan dan Kekurangan Multimedia Interaktif CerMAT

a. Kelebihan Multimedia Interaktif CerMAT

Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran memiliki manfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Berbagai manfaat tersebut adalah dalam proses pembelajaran lebih menarik perhatian anak. Hal ini tentu memberikan pengaruh terhadap kualitas serta prestasi belajar anak. Keuntungan multimedia pembelajaran adalah secara inheren mampu memaksa user untuk berinteraksi dengan bahan ajar, baik secara fisik maupun mental.

Menurut Fenrich (Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, 2011: 69-70) Kelebihan multimedia interaktif dalam pembelajaran adalah: 1). Siswa belajar sesuai dengan kemampuannya; 2). Belajar pada waktu munculnya kebutuhan; 3). Siswa menyesuaikan diri dengan kemampuannya; 4). Siswa terdorong untuk mengejar pengetahuan dan memperoleh umpan balik seketika; 5). Siswa menghadapi suatu evaluasi yang objektif melalui keikutsertaannya dalam latihan/ tes yang tersedia; 6). Siswa menikmati privasi dimana siswa tidak perlu malu saat


(55)

37

melakukan kesalahan; 7). Belajar dimana saja, kapan saja, tanpa terikat waktu yang ditentukan; 8). Belajar saat kebutuhan muncul.

Berdasarkan penjabaran tentang kelebihan multimedia interaktif tersebut, maka dapat disimpulkan mengenai kelebihan multimedia interaktif CerMAT dalam penelitian ini adalah 1). Proses pembelajaran menjadi menyenangkan terutama bagi anak autistik; 2). Materi disajikan dalam bentuk gambar, serta animasi sehingga memudahkan anak autistik dalam mengingat materi mengenal anggota tubuh manusia; 3). Anak autistik dapat mengulangi pembelajaran mengenal anggota tubuh manusia dimana saja, dan kapan saja, melalui pendampingan orangtua di rumah, tidak hanya di sekolah.

b. Kelemahan Multimedia Interaktif CerMAT

Berbagai keunggulan dan kelebihan yang terdapat dalam multimedia interaktif, terdapat juga beberapa kekurangan. Menurut Azhar Arsyad (2010: 50) kelemahan dari multimedia interaktif yaitu:

1) Pembuatan video memerlukan biaya dan waktu yang banyak

2) Dalam tampilan multimedia interaktif, terdapat berbagai gambar

yang bergerak, sehingga tidak semua anak mampu mengikuti informasi yang disajikan melalui video tersebut.

Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 22) biaya pembuatan multimedia interaktif terbilang cukup mahal. Beberapa sekolah juga masih belum memiliki fasilitas pendukung untuk menjalankan program yang berbasis multimedia interaktif. Masih banyak guru dan tenaga ahli yang tidak mengerti dan memahami tentang cara


(56)

38

pembuatan multimedia interaktif, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang. Penggunaan multimedia interaktif CerMAT tentu memiliki banyak kelemahan. Diantaranya yaitu memerlukan biaya dan waktu yang banyak. Hal ini tentu dapat diatasi oleh guru yang kreatif, yang mengedepankan kemajuan bagi anak-anak autistik. Biaya yang diperlukan dalam pembuatan multimedia interaktif CerMAT ini tidak sepenuhnya mahal, karena dapat dibuat menggunakan program yang sudah ada di dalam komputer. Selain itu, seorang guru yang sudah memahami anak autistik akan lebih mudah dalam merencanakan pembuatan media pembelajaran yang berbasis interaktif. Kelemahan lain yang dapat diatasi adalah gambar-gambar yang bergerak, sehingga anak kesulitan dalam memahami materi. Dalam multimedia interaktif CerMAT, gambar-gambar yang digunakan adalah gambar tentang materi anggota tubuh manusia. Gambar tersebut dapat dipahami oleh anak autistik melalui pengulangan yang terus-menerus sehingga anak autistik memahami materi mengenal anggota tubuh manusia.

D.Kemampuan Mengenal Anggota Tubuh Manusia Pada Anak Autistik Kemampuan berarti suatu kesanggupan, kecakapan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu. Charies E. Jhonsons (Cece Wijaya, 1991: 56) mengemukakan bahwa kemampuan merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan merupakan


(57)

39

kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan suatu hal yang sudah ditentukan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Kemampuan mengenal berarti kesanggupan dari seseorang untuk mengidentifikasi sesuatu yang terdapat di sekitarnya.

Menurut kamus biologi, tubuh berarti seluruh badan yang ada pada manusia (Mien A Rifai, 2004: 485). Dalam arti yang luas, A. Suyitno dan Rachmadi A. S (2010: 2) menjelaskan bahwa tubuh adalah anggota badan yang terdiri dari kaki hingga kepala. Masing-masing anggota tubuh memiliki nama dan kegunaan. Mengenal anggota tubuh berarti dapat mengenal nama dari masing-masing anggota tubuh. Anggota tubuh tersebut yaitu terdiri dari anggota tubuh bagian atas, bagian tengah dan bagian bawah.

Pendapat diatas juga dijelaskan oleh Supriyono Koes H. dan Prabowo (1999 :262) yang menjelaskan bahwa mempelajari tubuh manusia pada hakikatnya adalah mengenali diri sendiri. Pemahaman tentang tubuh sendiri merupakan hal yang perlu dilakukan karena memahami tubuh dengan baik dapat menjaga diri agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit. Dengan memahami tubuh dengan baik juga dapat menyediakan nutrisi yang tepat bagi tubuh.

Pengenalan anggota tubuh merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, termasuk pada anak autistik karena merupakan keseluruhan bagian dari anggota badan mulai dari kepala yang terletak paling atas dan kaki yang terletak pada bagian bawah yang masing-masing memiliki susunan yang bermacam-macam dan melaksanakan fungsinya masing-masing. Anggota


(58)

40

tubuh merupakan anggota badan seluruhnya atau segenap bagian manusia yang berupa benda yang kelihatan (Budiono, 2005: 15).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, anggota tubuh merupakan bagian-bagian tubuh yang nampak serta memiliki nama. Kemampuan mengenal anggota tubuh manusia berarti anak dapat mengetahui nama dari masing-masing anggota tubuh sesuai dengan bagian tubuh yang dimaksud. Anak autistik dapat mengidentifikasi anggota tubuh manusia seperti mengerti “hidung” ketika peneliti menunjukkan hidung. Kemampuan mengenal anggota tubuh manusia dapat diketahui melalui hasil belajar yang dilakukan oleh peneliti. Pada anak autistik, kemampuan mengenal anggota tubuh manusia terdapat pada kurikulum mata pelajaran IPA kelas 1 SD.

Tabel 1. Kurikulum mata pelajaran IPA kelas 1 SDLB

Kompetensi Dasar Indikator

Mengenal anggota tubuh dan

kegunaannya, serta cara

perawatannya.

1. Menunjukkan bagian-bagian

tubuh (mata, telinga, hidung, dll)

2. Menceritakan kegunaan

bagian-bagian tubuh yang diamati.

3. Menunjukkan cara merawat

tubuh agar tubuh sehat dan kuat. (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 501)

Dalam penelitian ini, indikator kemampuan yang diambil adalah pada indikator nomor 1, yaitu menunjukkan bagian-bagian tubuh. Materi mengenal anggota tubuh sangat perlu diberikan sebagai kemampuan awal anak autistik dalam mengembangkan dirinya sendiri, dengan cara merawat diri dan memahami kegunaan dari masing-masing anggota tubuhnya. Secara umum, bagian tubuh terbagi atas bagian kepala, tangan, badan dan kaki. Tim Bina IPA (2010: 5) menjabarkan materi IPA untuk anak kelas 1 sekolah dasar bahwa


(59)

41

anggota tubuh yang dikenalkan kepada anak adalah 1). Kepala yang terdiri dari rambut, alis, mata hidung, dahi, telinga, pipi mulu dagu. 2). Badan yang terdiri dari bahu, dada, pinggang, pinggul, dan perut. 3). Tangan yang terdiri dari lengan atas, siku, lengan bawah, telapak tangan, jari tangan, dan kuku tangan, serta 4). Kaki yang terdiri dari paha, lutut, betis, telapak kaki, jari kaki, kuku kaki dan mata kaki.

Dari penjelasan mengenai anggota tubuh manusia yang dikenalkan kepada anak kelas 1 sekolah dasar, maka materi anggota tubuh manusia yang dikenalkan untuk anak autistik dalam penelitian ini adalah 1). Mata, 2). Hidung, 3). Telinga, 4). Mulut, 5). Tangan 6). Jari tangan, dan 7). Kaki. Adanya permasalahan pada anak autistik, diantaranya kesulitan dalam menyerap informasi yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Hal ini juga terdapat dalam buku khusus untuk anak autistik kelas 1 sekolah dasar bahwa materi pengenalan anggota tubuh manusia diajarkan secara bertahap, dan dimulai dari anggota tubuh yang paling nampak dan mudah dipahami hingga bagian yang sulit diamati (Kemdikbud, 2013: 58)

Menurut Dyah Puspita (2003: 135-136), pada dasarnya materi pengajaran atau kurikulum anak autistik pada awalnya adalah 1). Kemampuan untuk memperhatikan, 2). Meniru atau imitasi, 3). Memasangkan, 4). Identifikasi, 5). Labeling atau ekspresi (bahasa pengungkapan). Berdasarkan pendapat tersebut, materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah identifikasi. Anak autistik diminta untuk menetapkan pilihan dengan cara memegang, mengambil atau menunjuk. Melalui cara ini, peneliti dapat mengetahui apakah anak autistik


(60)

42

paham dari berbagai konsep yang diajarkan. Oleh karena itu, materi mengenal anggota tubuh manusia dilakukan dengan cara anak autistik menunjukkan anggota tubuh yang disebutkan oleh peneliti.

Dari beberapa pendapat di atas, maka kemampuan mengenal anggota tubuh manusia pada anak autistik dalam penelitian ini adalah kesanggupan dari anak autistik dalam menyelesaikan tes-tes yang sudah ditentukan oleh peneliti. Tes-tes tersebut berisikan materi tentang anggota tubuh manusia yaitu anggota tubuh bagian mata, telinga, hidung, mulut, tangan, jari tangan dan kaki. Kesanggupan anak autistik dalam mengenal bagian tubuh tersebut diketahui melalui respon anak autistik mengidentifitikasi anggota tubuh dengan cara menunjukkan anggota tubuh yang diinstruksikan oleh peneliti.

E.Langkah-langkah Penerapan Multimedia Interaktif CerMAT dalam Pembelajaran Mengenal Anggota Tubuh Manusia.

Penggunaan multimedia interaktif pada anak autistik hampir sama penggunaannya ketika diterapkan pada anak normal lainnya. Menurut Sany Susangka (2012: 26) langkah-langkah penerapan CD interaktif adalah sebagai berikut:

1. Menyiapkan alat-alat untuk memutar dan menampilan isi VCD interaktif (

pemutar VCD dan televisi).

2. Mesin pemutar VCD dan televisi sudah tersambung dengan sumber listrik


(61)

43

3. Siswa menyiapkan peralatan menulis seperti pensil dan buku, serta

meminta agar siswa memperhatiakn penjelasan yang terdapat di dalam VCD interaktif.

4. Memasukkan VCD interaktif dalam media pemutar VCD sampai muncul

gambar dan suara.

5. VCD interaktif ini dilengkapi dengan beberapa pertanyaan yang akan men

gajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran. setiap pertanyaan muncul, guru menekan tombol pause dan meminta untuk siswa untuk menjawab lalu menekan tombol play ketika pertanyaan selesai dijawab. Hal tersebut dilakukan sampai selesai.

6. Setelah media VCD interaktif selesai diputar, peneliti melakukan

penegasan dengan cara memutar kembali VCD interaktif.

Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai langkah-langkah penerapan VCD interaktif, dalam penelitian ini penerapan penggunaan multimedia interaktif CerMAT disesuikan dengan kondisi dan kebutuhan anak autistik. Adapun langkah-langkah penerapan multimedia interaktif CerMAT pada anak autistik adalah sebagai berikut:

1. Persiapan alat-alat yang digunakan saat menggunakan multimedia

interaktif CerMAT seperti CD interaktif, dan perangkat komputeryang dapat memutarkan CD.

2. Menyalakan perangkat komputer dan memasukkan CD interaktif ke dalam


(1)

164

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Luar Biasa Kelas/ semester : 1/ 2

Tema/ topik : Anggota Tubuhku

Pertemuan : 1 -5

Alokasi Waktu : 1 x 30 menit

A.STANDAR KOMPETENSI

1. Mengenal aggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya.

B. KOMPETENSI DASAR

1. Menunjukkan bagian-bagian tubuh (mata, telinga, hidung, dll)

C. INDIKATOR

1. Menunjukkan anggota tubuh manusia D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Siswa mampu menunjukkan anggota tubuh manusia dengan benar

E. MATERI PEMBELAJARAN 1. Anggota tubuh manusia

2. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR Sumber belajar

• Buku paket Media belajar


(2)

165

F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu pendahuluan Prakondisi:

• Siswa diminta untuk duduk tenang di tempat duduk • Peneliti dan siswa berdoa secara bersama

Apersepsi:

• peneliti menjelaskan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan hari ini yaitu tentang anggota tubuh manusia

• peneliti menyiapkan perlengkapan belajar seperti laptop.

5 menit

Kegiatan Inti i. Peneliti mulai menampilkan multimedia interaktif CerMAT.

j. Peneliti mengenalkan anggota tubuh manusia

melalui menu materi. Pada menu materi berisi pemaparan materi mengenal anggota tubuh. Adapun anggota tubuh yang dikenalkan adalah 1). Mata, 2). Hidung, 3). Telinga, 4). Mulut, 5). Tangan 6). Jari tangan, dan 7). Kaki.

k. Penjelasan materi yaitu melalui suara dan gambar

yang terdapat di dalam multimedia interaktif CerMAT dengan pengulangan sebanyak 3 kali, dan peneliti hanya membimbing anak agar fokus memperhatikan sampai selesai, dan belajar menyentuh bagian tubuh mengikuti tampilan yang dilihat pada layar laptop.

l. Selain menu materi, juga terdapat menu latihan

Pada menu latihan, ditampilkan lima gambar anggota tubuh yang berbeda. Terdapat instruksi dalam bentuk suara, seperti contoh“ ayo, tunjuk gambar mata”. Ketika anak menunjuk gambar yang salah atau tidak sesuai dengan instruksi, maka akan akan muncul keterangan “ yah, salah. Ini bukan gambar mata. “Ayo, tunjuk gambar mata” begitu


(3)

166

seterusnya hingga siklus kedua saat anak melakukan 2 kali kesalahan. Pada siklus ketiga, jika jawaban anak masih salah. Maka langsung

ditunjukan jawaban yang benar, dengan

menampilkan keterangan dalam bentuk suara “ ini gambar mata”. Sementara dari segi visual anak dapat melihat gambar mata. Hal ini berlaku seterusnya hingga latihan mengenal 7 anggota tubuh selesai ditampilkan.

m. Setelah fase intervensi menggunakan multimedia

interaktif CerMAT selesai dilakukan, peneliti memberikan tes kepada anak.

penutup 1. Peneliti melakukan tos saat pembelajaran menggunakan multimedia interaktif selesai dilaksanakan.

2. Peneliti dan siswa berdoa bersama mengakhir pembelajaran.

5 menit

Mengetahui

Guru Kelas, Mahasiswa

Wijayatiningsih, S.Pd. Risma Ratsi Maolana


(4)

167

Lampiran 11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian

Gambar 15. Dokumentasi Pelaksanaan Tes

Gambar 16. Dokumentasi Pelaksanaan intervensi menggunakana Multimedia Interakti CerMAT


(5)

168

Gambar 17. Dokumentasi Pelaksanaan intervensi menggunakana Multimedia Interakti CerMAT

Gambar 18. Dokumentasi Pelaksanaan intervensi menggunakana Multimedia Interakti CerMAT


(6)

169

Gambar 19. Dokumentasi Pelaksanaan intervensi menggunakana Multimedia Interakti CerMAT