14
dalam tiga aspek tersebut,akan muncul dalam waktu 3 tahun pertama kehidupan anak, dan akan menetap pada masa dewasa.
2. Karakteristik Anak Autistik
Anak autistik adalah anak dengan permasalahan utama terletak pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Strock Hallahan dan
Kauffman: 2006:398 menyebutkan “Autism spectrum disorder are characterized by varying degrees of impairment in three areas:
communication skills, social interactions and repetitive and streotyped
pattern of behavior”.
Berdasarkan pendapat diatas, berarti gangguan spektrum autis dapat diidentifikasi melalui beberapa karakteristik, dengan mengacu pada tiga
aspek utama permasalahan pada anak autistik, yaitu dalam aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Komunikasi pada anak autistik
sangat terbatas, pemahaman terhadap beberapa konsep masih sangat kurang, anak juga kesulitan dalam membangun hubungan sosial, baik itu dengan
teman sebaya ataupun dengan orang dewasa. Kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi berdampak buruk pada aspek perilaku. Anak sering
melakukan aktivitas yang bersifat rutinitas, dan beberapa perilaku yang diulang-ulang streotyp.
Menurut Hallahan Kauffman 2006: 399-400 beberapa karakteristik anak autistik dapat diamati sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi, diantaranya yaitu gangguan dalam interaksi sosial, gangguan
15
komunikasi, perilaku repetitive dan stereotip, serta kekurangan dalam kemampuan kognitif dan beberapa masalah dalam persepsi.
a. Komunikasi Menurut Jamila K. A Muhammad 2007: 105-107, anak autis
memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Perkembangan bahasa yang lambat
2. Tidak memperhatikan apa yang dikatakan orang lain 3. Jarang berbicara
4. Sulit diajak berbicara 5. Mengeluarkan bahasa yang tidak dapat dipahami orang lain
6. Meniru perkataan atau pembicaraan orang lain echolalia
Siegel Gusdi Sastra, 2011: 137-138 menjelaskan beberapa permasalahan atau gangguan yang dialami anak autistik dalam aspek
komunikasi, dengan karakteristik sebagai berikut: 1 Perkembangan bahasa anak lambat atau sama sekali tidak ada. Anak
tampak tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara lalu kemudian kehilangan kemampuan bicara.
2 Kadang-kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai arti. 3 Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang, dengan bahasa yang tidak
dapat dimengerti oleh orang lain. 4 Bicara tidak dipakai untuk berkomunikasi dan senang meniru atau
membeo echolalia. 5 Bila senang meniru, dapat menghafal kata-kata atau nyanyian yang
didengar tanpa memahami maknanya. 6 Sebagian dari anak autistik tidak bicara atau sedikit bicara kurang
verbal sampai usia dewasa. 7 Senang menarik tangan orang lain untuk melakukan apa yang
diinginkan, misalnya ketika anak meminta sesuatu. Anak autistik sedikit bicara, tidak menggunakan bahasa
tubuhisyarat, tidak mau atau tidak mampu menirukan suara, kejanggalan penekanan suara, tidak berekspresi, dan mengucapkan tapi
tidak mengerti. Anak autistik juga kesulitan dalam memahami ucapan
16
orang lain. Anak-anak ini juga mengalami kesukaran dalam berkomunikasi walaupun anak dapat berbicara dengan baik. Azwandi
2005: 29 menyebutkan bahwa anak autis sering bicara monoton, kaku, dan menjemukan, serta sukar mengatur volume dan intonasi nada
suaranya. b. Interaksi Sosial
Menurut Jamila K. A Muhammad 2007: 105, karakteristik anak autistik terkati dengan interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1 Suka menyendiri 2 Sering menghindarai kontak mata dan selalu menghindar dari
pandangan muka orang lain 3 Tidak suka bermain dengan temannya
4 Suka memisahkan diri dan duduk sendiri
c. Pola perilaku yang berulang dan stereotip Muncul berbagai perilaku yang bersifat ritual seperti memutar-
mutarkan benda, hand flapping mengepak-ngepakkan tangan, mengayunkan-ayunkan tangannya, anak cenderung bermain secara
monoton dan tidak ada variasi, sangat terpaku dengan beberapa benda tertentu bersifat rutinitas, kegiatannya berpola, dan marah ketika
kegiatannya diubah. Menurut Joko Yuwono 2012: 28 beberapa ciri anak autistik dalam aspek perilaku yang dapat diamati yaitu anak autistik
cenerung cuek terhadap lingkungan, perilaku tidak terarah mondar- mandir, lari-lari, berputar-putar, lompat, adanya kelekatan terhadap
benda tertentu, tantrum, terpukau terhadap benda yang bergerak atau berputar.
17
Setara dengan pendapat tersebut, Jamila K. A Muhammad 2007: 107 menyebutkan karakteristik anak autistik berkaitan dengan pola
perilaku adalah 1. Bersifat hiperaktif atau hipoaktif, 2. Melakukan kegiatan yang sama secara berulang-ulang seperti bergoyang-goyang,
mengepak-ngepakknya tangan berputar-putar. Beberapa anak autistik bersifat hyperresponsive dan hyporesponsive terhadap stimulus. Sensitif
secara visual, sangat sensitif ketika terkena cahaya, dan ketika disentuh. Menurut Andri Priyatna 2010: 166, anak autistik memiliki
karakteristik yaitu” Mengalami kesulitan dalam interaksi sosial, bermasalah dengan komunikasi verbal dan nonverbal, tampilnya perilaku
repetitive atau tampilnya interest yang sempit atau obsesif pada suatu obyek tertentu”
Setiati widihastuti 2007: 4-5 mengungkapkan karakteristik anak autis antara lain:
1 Tidak ada atau sedikit kontak mata atau menghindar untuk bertatapan;
2 Senang menirut atau membeo echolalia; 3 Menyukai benda yang berputar
4 Sering marah-marah, tertwa dan menangis tanpa alasan yang jelas 5 Tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain
Berdasarkan karakteristik anak autistik yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anak autistik
mengalami kesulitan dalam beberapa aspek, yaitu aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Anak autistik sangat sulit untuk melakukan
kontak mata dengan orang lain, bercakap-cakap atau bermain dengan
18
teman sebaya. Kesulitan yang dialami oleh anak autistik menyebabkan anak autistik mengalami hambatan dalam menerima dan menyerap
informasi dari orang lain dan lingkungan sekitar, terutama menghambat anak autistik dalam pembelajaran di sekolah. Anak autistik juga ditandai
dengan kesulitan dalam memahami informasi secara verbal dan cenderung menyerap informasi melalui visual dalam bentuk gambar.
Materi belajar yang diberikan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan belajar anak. Karakteristik anak autistik yang menjadi subjek
penelitian adalah anak dengan kesulitan melakukan kontak mata, fokus dan perhatian sangat cepat beralih. Anak mampu mengeluarkan suara,
artinya memiliki modal dalam berkomunikasi secara verbal jika terus menerus dilatih dan dibiasakan dalam pembelajaran memahami objek
yang ada disekitarnya. Pemberian materi belajar yang diberikan dapat dibantu dengan menggunakan media sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan serta tujuan yang ingin dicapai.
3. Gaya Belajar Anak Autistik