Jenis Penelitian Disain Penelitian

80

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Departemen Pendidikan Nasional Suharsimi Arikunto, 2010:1 berpendapat bahwa jenis penelitian ini merupakan penelitian yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara luas. Wina Sanjaya 2009:34 menjelaskan bahwa fokus utama penelitian tindakan kelas adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka pencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Suharsimi 2006:17 mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah guru mata pelajaran itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan seorang guru yang sedang melakukan tindakan. Pola pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif antara 2 orang atau 2 pihak, ialah praktisi dan peneliti. Dalam hal ini, peneliti merupakan observer utama dan guru dipandang sebagai praktisi yang tidak mempunyai kesempatan melakukan observasi atau monitoring, melainkan semata-mata menjalankan skenario pembelajaran. Guru hanya berperan mengembangkan pembelajaran tindakan menurut rencana tindakan yang telah dirancang. Sementara bagaimana dampak dan situasi kelas sebelum selama, dan setelah tindakan adalah menjadi tanggung jawab peneliti atau observer Pardjono dkk, 2007:41. 81 Penelitian ini berkolaborasi dengan guru mata pelajaran membuat pola busana yang bertindak sebagai pengajar di SMK Muhammadiyah Berbah.

B. Disain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian Model Kemmis dan McTaggart. Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin McTaggart pada tahun 1988. Secara diagram, gambaran siklus Kemmis McTaggart dapat dilihat sebagai berikut : Gambar 4. Model Spiral Kemmis dan Taggart Penelitian tindakan kelas model Kemmis Mc Taggart terdapat empat tahapan penelitian dalam setiap langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, Pardjono dkk ,2007: 22. Dalam langkah pertama, kedua dan seterusnya sistem spiral yang saling terkait dan tidak terpisah. Pada model Kemmis Mc Taggart, tahapan tindakan dan observasi menjadi satu tahapan karena kedua kegiatan ini dilakukan secara simultan. Maksudnya kedua kegiatan ini harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya satu tindakan, begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. 82 1. Penyusunan Rencana Planning Rencana PTK disusun berdasarkan pada hasil pengamatan awal sehingga mampu mengungkap faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan tindakan. Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah : a megidentifikasi masalah; b mencari penyebab masalah ; c memilih masalah yang ada, dan d merancang tindakan yang akan dilakukan. Rencana PTK hendaknya cukup fleksibel untuk dapat diadaptasi dengan pengaruh dan kendala yang belum atau tidak dapat diduga. 2. Tindakan Acting dan observasi Pada tahap tindakan dilaksanakan tindakan sebagaimana yang telah direncanakan. Tindakan ini dilaksanakan berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Perencanaan yang dibuat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan dalam pelaksanaannya. Jadi, tindakan bersifat dinamis dan fleksibel yang memerlukan pertimbangan yang matang untuk menghasilkan perbaikan. Observasi atau pengamatan adalah proses untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh guru dan interaksi dengan siswa. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Observasi dilakukan sedini mungkin bersamaan dengan implementasi tindakan. Hal ini untuk mengetahui: 1 apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana yang telah disepakati dan 2 apakah telah terjadi perubahan, perkembangan atau peningkatan dalam pembelajaran sesuai dengan yang diinginkan. 83 Observasi dilakukan terhadap tindakan yang sedang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencatat pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Proses tindakan, pengaruh tindakan yang sengaja atau tidak sengaja, perubahan perilaku dan situasi tempat tindakan dilakukan serta kendala tindakan dalam konteks terkait seluruhnya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka. 3. Refleksi Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan eksplanasi penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Kegiatan dalam tahap refleksi yaitu: a. Merenungkan kembali mengenai kelebihan dan kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan b. Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan c. Memperkirakan solusi atas keluhan yang muncul d. Mengidentifikasi kendala atau ancaman yang mungkin dihadapi e. Memperkirakan akibat dan implikasi atas tindakan yang direncanakan Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, dalam tahap refleksi terdapat tahap evaluasi dan revisi. a. Tahap Evaluasi Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sangat penting dan bermanfaat untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang 84 dilaksanakan. Apabila tujuan belum sesuai dengan kriteria keberhasilan, maka perlu dilakukan perubahan untuk menyusun program baru sesuai dengan hambatan-hambatan yang ada dilapangan yang dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Kriteria evaluasi bersifat absolute sebagai acuan dalam mempertimbangkan dan memberikan makna terhadap pencapaian setelah proses tindakan, yaitu bahwa hasil tindakan diukur dari pengamatan dan dibandingkan dengan standar minimal yang ditentukan. Apabila setelah dilaksanakan tindakan terjadi perubahan perilaku belajar lebih baik dari sebelumnya, maka tindakan tersebut dinyatakan berhasil tetapi apabila perilaku belajar lebih buruk, maka tindakan dinyatakan belum berhasil. Sehubungan dengan itu, maka perlu langkah revisi untuk memperbaiki atau menyusun rencana program baru, yang akan dilaksanakan pada program siklus II. b. Tahap Revisi Pada tahap revisi, peneliti dan guru mendiskusikan hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan hasil evaluasi. Selanjutnya diperoleh temuan tingkat keefektifan disain pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning tipe Rotating Trio Exchange dan permasalahan yang muncul di lapangan. Temuan ini dapat dipakai sebagai dasar melakukan perancangan ulang untuk penyempurnaan serta merevisi rancangan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya. 85

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange Pemecahan Masalah Matematika Siswa Di Smp Tmi Lampung

2 10 204

Upaya peningkatan hasil belajar siswa pada konsep persamaan dasar akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran rotating trio exchange ( penelitian tindakan kelas di kelas X SMK Arrahman Bintaro)

2 21 243

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA MATA Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas Iii Sd Negeri Tegalwaton 01 Tah

0 4 15

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA MATA Peningkatan Minat Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas Iii Sd Negeri Tegalwaton 01 Tah

0 3 16

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE TEMA Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Tema Indahnya Negeriku Kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ketelan

0 3 17

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE TEMA Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Tema Indahnya Negeriku Kelas IV SD Muhammadiyah 1 Ketelan

0 3 10

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE PADA Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 04 M

0 3 15