73 diterapkan di sekolah, namun dalam kenyataannya belum banyak
guru yang memakai model ini. 5 Model Hopkins
Berpijak pada model-model PTK para pendahulunya maka Hopkins menyusun model tersendiri. Pelaksanaan penelitian
tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah, menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan
melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya.
6 Model McKernan Menurut McKernan ada tujuh langkah yang harus dicermati
dalam PTK, yaitu : analisis situasi reconnaissance, perumusan dan klarifikasi permasalahan, hipotesis tindakan, perencanaan
tindakan, penerapan tindakan dengan monitoringnya, evaluasi hasil tindakan,
refleksi dan
pengambilan keputusan
untuk pengembangan selanjutnya.
Dari beberapa model PTK di atas peneliti menggunakan model Kemmis McTaggart karena lebih mudah dipahami.
B. Penelitian Yang Relevan
Tinjauan pustaka ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis dan menunjukkan pentingnya untuk
melakukan penelitian ini. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya diantaranya sebagai berikut:
74 1. Hasil penelitian
“Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Divisions STAD Pada Pencapaian
Kompetensi Membuat Pola Blazer Di SMK N I Sewon Bantul” oleh Septi Dwi Dayanti 2011, menunjukkan bahwa : 1 pencapaian
kompetensi membuat pola blazer kelas non intervensi pada kategori tuntas sebanyak 27 peserta didik 75, sedangkan pada kelas intervensi
kategori tuntas sebanyak 36 peserta didik 100 terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada
pencapaian kompetensi membuat pola blazer di SMK N 1 Sewon, hasil rerata penilaian unjuk kerja yang diperoleh yaitu untuk kelas intervensi
sebesar 8,16 sedangkan rata-rata kelas non intervensi sebesar 7,66; 3 pendapat peserta didik tentang penerapan model pembelajaran
cooperative learning tipe STAD menunjukkan bahwa pada kategori senang sebanyak 24 peserta didik 66,7 dan pada kategori cukup
senang sebanyak 12 peserta didik 33,3. 2.
Hasil penelitian”Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchange RTE untuk meningkatkan hasil belajar matematika Pada
siswa kelas viii
b
SMP negeri 1 burau kabupaten luwu timur oleh Nur Ulan 2010 berlangsung efektif dan dapat meningkatkan keaktifan siswa
selama pembelajaran IPA berlangsung, selain itu penerapan model Pembelajaran Rotating Trio Exchange mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. 3.
Hasil penelitian “penerapan model rotating trio exchange untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri Gejugjati I
75 pasuruan” oleh syarafudin lewataka. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan tes selama proses pembelajaran. Hasil penelitian yang diperoleh mengalami peningkatan dari 50,27 pada
pra tindakan menjadi 56,8 kemudian menjadi 63.4 pada siklus II Penelitian yang berjudul Peningkatan kompetensi pembuatan pola
rok draperi melalui model cooperatif tipe rotating trio exchange pada siswa kelas XI SMK muhammadiyah Berbah dibandingkan dengan tiga
penelitian di atas menunjukkan persamaan dan perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yang dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2. Posisi Penelitian Relevan dan Perbedaan Penelitian Uraian
Penelitian Septi
2011 Nur
2010 Syarifudin
Lewataka 2012
Giyani 2012
Tujuan Model
pembelajaran Kompetensi
Ketercapaian Konsep
Prestasi Keaktifan
Variabel Satu
Dua Lebih dari dua
Jenis Penelitian
Eksperimen PTK
Tempat penelitian
SMP SMA
SMK
Instrumen Lembar angket
Lembar observasi
Lembar unjuk kerja
Dokumentasi
76 Ketiga hasil penelitian di atas menunjukkan hasil bahwa model Rotating
Trio Exchange terbukti dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Sehingga pada kesempatan ini untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa, peneliti
menerapkan model Rotating Trio Exchange pada mata diklat membuat pola rok draperi di SMK Muhammadiyah Berbah.
C. Kerangka Berpikir