78 materi diklat dengan mempelajari secara bersama-sama dari pada hanya
dijelaskan oleh guru. Penerapan model pembelajaran kooperatif Rotating trio exchange
dengan pada mata pelajaran membuat pola rok draperi memungkinkan siswa untuk terlibat aktif, terampil dalam bekerjasama dalam satu kelompok dalam
memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru motivasi dan minat pun ikut meningkat. Melalui pembelajaran dengan model rotating trio exchange
juga memungkinkan terciptannya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar, bekerja sama secara efektif dalam interaksi belajar
mengajar. Apabila penerapan model pembelajaran rotating trio exchange dapat terlaksana dengan baik maka siswa memahami materi dan langkah-langkah
pembuatan pola rok draperi yang diajarkan guru sehingga pencapaian kompetensi pembuatan pola rok draperi tercapai.
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori kerangka berfikir, maka dapat di rumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam membuat pola rok
draperi? 2. Bagaimana peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Rotating Trio Exchange dalam pencapaian kompetensi pembuatan pola rok draperi?
79 3. Bagaimana peningkatan kompetensi siswa dalam pembuatan pola rok
draperi melalui penerapan model kooperatif tipe rotating trio exchange siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Berbah.
4. Bagaimana pendapat siswa tentang penerapan model kooperatif tipe Rotating Trio Exchange pada mata pelajaran membuat polar ok draperi
siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Berbah.
80
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas Classroom Action Research. Departemen Pendidikan Nasional Suharsimi Arikunto, 2010:1
berpendapat bahwa jenis penelitian ini merupakan penelitian yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan yang selanjutnya dapat
meningkatkan kualitas pendidikan secara luas. Wina Sanjaya 2009:34 menjelaskan bahwa fokus utama penelitian tindakan kelas adalah proses
pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka pencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Suharsimi 2006:17 mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian kolaborasi, yaitu pihak yang melakukan tindakan adalah
guru mata pelajaran itu sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan seorang guru
yang sedang melakukan tindakan. Pola pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif
antara 2 orang atau 2 pihak, ialah praktisi dan peneliti. Dalam hal ini, peneliti merupakan observer utama dan guru dipandang sebagai praktisi yang tidak
mempunyai kesempatan melakukan observasi atau monitoring, melainkan semata-mata menjalankan skenario pembelajaran. Guru hanya berperan
mengembangkan pembelajaran tindakan menurut rencana tindakan yang telah dirancang. Sementara bagaimana dampak dan situasi kelas sebelum selama,
dan setelah tindakan adalah menjadi tanggung jawab peneliti atau observer Pardjono dkk, 2007:41.