34
1. Ayatullah Khomeini
Selain dikenal sebagai Bapak Revolusi Islam, Ayatullah Khomeini juga dikenal sebagai seorang ahli fikih fakih, filosof, dan tasawuf. Dalam
pemerintahan, ia juga dikenal dengan politikus handal dengan meramu sistem pemerintahan yang disebut sebagai wilâyatul faqîh. Ia percaya bahwa Islam
bukan sekedar agama yang bersembunyi di masjid namun juga menembus ranah sosial, politik, dan masyarakat. Dalam surat wasiatnya, Ayatullah Khomeini
menyatakan, Islam adalah sebuah ajaran yang berbeda dengan faham-faham
politeisme. Islam berperan dalam seluruh urusan individual dan sosial, material dan spiritual, budaya, politik, militer dan ekonomi. Islam sama
sekali tidak melupakan poin-poin yang berpengaruh dalam mendidik manusia dan memajukan kehidupan material dan spiritual mereka. Islam
selain mengingatkan halangan dan kendala yang menghambat jalan kesempurnaan individu dan masyarakat, juga berupaya mengatasinya.
5
Dalam bidang ekonomi, Ayatullah Khomaini menempatkan kemandirian ekonomi sebagai salah satu tujuan penting sistem ekonomi Islam. Ia menyerukan
berbagai penolakan terhadap segala bentuk ketergantungan pada pihak asing. Menurutnya, setelah ketergantungan intelektual, ekonomi merupakan sumber
segala ketergantungan budaya, politik dan sosial. Bahkan ditegaskannya, tanpa upaya mencapai kemandirian ekonomi, tidak bisa mencapai kemandirian di area
lain.
5
Pandangan Visioner Imam Khomeini, berita diakses dari http:indonesian.irib.ir
index.phpagamaislamologi22324-pandangan-visioner-imam-khomeini-ra.html diakses pada tanggal
25 Agustus 2010.
35 Untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dan pembangunan yang
berkesinambungan, ia menyampaikan beberapa prinsip krusial antara lain:
6
a. Pada seluruh lini harus mandiri, tidak boleh bergantung pada pihak lain.
b. Memacu berbagai langkah dalam pembangunan dan pengembangan berbagai
pusat ilmu pengetahuan dan riset, untuk mendorong lahirnya para ahli di segala bidang dengan berbagai karyanya yang gemilang.
c. Melakukan efisiensi penggunaan sumber daya alam tepat guna, sebagai
bekal generasi mendatang. d.
Mendorong seluruh partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, di antaranya memompa investasi masyarakat untuk meminimalisasi investasi
asing. e.
Melindungi produksi dalam negeri. f.
Mendukung produksi dalam negeri sebagai upaya mencukupi kebutuhan masyarakat.
2. Ayatullah Mahmud Taleghani