Sistematika Penulisan Islamisasi Ilmu Pengetahuan

15

G. Sistematika Penulisan

BAB I Membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Membahas islamisasi ilmu pengetahuan, konsep dasar

perbankan syariah serta pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di dunia. BAB III Membahas sejarah transformasi perbankan syariah di Republik Islam Iran, pertumbuhan dan perkembangannya, serta sekilas pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Indonesia. BAB IV Analisis perbandingan kondisi perbankan syariah di Iran dan di Indonesia serta strategi pengembangannya.

BAB V Kesimpulan dan saran.

16 BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

A. Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan ilm menempati posisi penting dalam pandangan-dunia Islam. Menurut Franz Rosenthal, Dalam Islam, konsep ilmu pengetahuan merupakan hal penting yang tiada bandingnya dengan peradaban lain. Ia mendominasi segala aspek intelektual, spiritual, dan kehidupan sosial umat Islam. Menurut Islam, ilmu pengetahuan manusia memiliki dua sumber utama: sumber ilahi dan manusia. Jadi, pengetahuan diperoleh baik melalui wahyu ataupun intuisi, pertimbangan, pemikiran rasional, deduksi, atau pengalaman empiris. Dua sumber ini saling melengkapi. 1 Namun sejak munculnya kebangkitan peradaban di Eropa yang dikenal dengan istilah Renaissance, segala hal yang dikembangkan termasuk ilmu pengetahuan melepaskan aspek-aspek agama karena dianggap sebagai penghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Hasilnya, beberapa ilmu pengetahuan terpisahkan dengan konsep agama itu sendiri. Karena itu, islamisasi mempunyai tugas ganda: mengembangkan, meningkatkan mutu, dan memodernisasi disiplin keislaman, kedua: menghubungkan seluruh disiplin yang lain kepada keyakinan dan nilai-nilai Islam. 1 Mohammad Moinul Haque, Islamization of Knowledge, makalah yang dipresentasikan pada seminar Islamic Epistemology Curriculum Reform, 2-3 Mei 2008 di Islamic University Kustia. 17 Islamisasi ilmu pengetahuan Islamization of knowledge merupakan sebuah istilah yang menjelaskan berbagai macam usaha dan pendekatan untuk menyatukan etika Islam dengan berbagai bidang pemikiran modern. Produk akhirnya akan menjadi sebuah konsensus ijmâ baru di kalangan umat muslim dalam hal pendekatan fikih dan metode ilmiah yang tidak melanggar norma etika Islam. Betapapun, beberapa muslim baik dari kalangan liberal maupun tradisional meragukan pendekatan ini, dengan memandang pembangunan bidang seperti pengetahuan Islam dan ekonomi Islam sebagai propaganda yang diciptakan untuk memajukan pandangan kelompok Islamis bahwa Islam mencakup seluruh sistem sosial. 2 Istilah Islamization of Knowledge pertama kali digunakan dan dikemukakan oleh cendikiawan Malaysia, Syed Muhammad Naquib al-Attas, dalam bukunya yang berjudul Islam and Secularism yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1978. Pemikiran Syed Naquib al-Attas ini juga diadopsi oleh filosof kebangsaan Palestina, Ismail al-Faruqi, pada tahun 1982 untuk merespon apa yang disebutnya sebagai the malaise of the ummah faithful. 3 Salah satu penyebab utama kelemahan ini adalah karakter ekonomi—dua karakter lainnya adalah politik dan budaya. Umat tidak berkembang dan terbelakang. Produksi barang-barang dan jasa mereka jauh dari yang mereka butuhkan, yang kemudian dipenuhi dengan cara mengimport barang jadi dari 2 Wikipedia, Islamization of Knowledge, artikel diakses pada tanggal 5 Mei 2010 dari http:en.wikipedia.orgwikiIslamization_of_knowledge . 3 Ibid. 18 kekuatan kolonial dan postcolonial. Hampir setiap negara muslim dapat diarahkan kepada kelaparan jika kekuatan kolonial ingin—dengan alasan apapun untuk— menghentikan perdagangan mereka yang tidak adil. Sumber minyak yang Allah Swt. berkahi di beberapa negara muslim tidak membuktikan kenikmatan yang semestinya. 4 Terkait dengan sumber minyak di beberapa negara Timur Tengah, Abdullah Saeed menjelaskan bahwa pendapatan minyak yang mengalir ke negara-negara Teluk konservatif seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan Bahrain menjadi salah satu faktor penentu yang penting dalam perkembangan bank-bank syariah, meskipun dalam literatur kita bisa menemukan keberatan dari pihak beberapa pendukung perbankan Islam untuk mengakui fakta ini. 5 Saeed mengatakan bahwa meskipun kedua hal itu tidak dapat dikaitkan, tapi pertumbuhan bank Islam yang cepat di tingkat internasional terjadi setelah naiknya harga minyak pada tahun 1973-1974. Pada Sidang Menteri Luar Negeri OKI tahun 1970, Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank Islam internasional dalam bidang perdagangan dan pembangunan. Proposal itu mengusulkan bahwa sistem keuangan berdasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerja sama dengan skema bagi-hasil. Baru pada Sidang Menteri Keuangan OKI tahun 1975, disepakati rancangan pendirian Bank Pembangunan Islami atau Islamic Development Bank IDB dengan modal awal 2 4 Abdul Hamid Abu Sulaiman, ed., Islamization of Knowledge Series 1, Virginia:International Institute of Islamic Thought, 1997, h. 3. 5 Abdullah Saeed, Menyoal Bank Syariah, Penerjemah Arif Maftuhin, Jakarta: Paramadina, 2004, h. 9. 19 miliar dinar Islam. 6 Sampai dengan saat ini, jumlah keanggotaannya mencapai 56 negara, dengan tiga negara penyumbang modal terbesar: Arab Saudi, Libia, dan Iran. 7 IDB ini juga membantu mendirikan bank-bank syariah di berbagai negara dengan membangun sebuah lembaga riset dan pelatihan dengan nama Islamic Research and Training Institute IRTI. Meskipun terdapat perdebatan di kalangan pemikir Barat dan Islam sendiri mengenai ekonomi Islam sebagai sebuah sistem atau ilmu, namun yang jelas adalah bahwa Islam pada dasarnya merupakan sebuah agama yang membimbing dengan pernyataan-pernyataan normatif, seperti aturan syariah yang memerintahkan kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Selain itu, Islam juga menarik perhatian kita kepada beberapa variabel dengan beberapa pernyataan deskriptif yang berhubungan dengan beberapa disiplin ilmu akademis, seperti ekonomi, sosiologi, dan psikologi. Inilah hal penting untuk dilakukan islamisasi terhadap ilmu sosial dan kemanusiaan dan untuk melindunginya dari penyimpangan dan kesalahan. 8

B. Riba dan Bunga Bank