5 Negara-negara Timur Tengah tetap mendominasi aset keuangan syariah dunia
dan Indonesia berada di urutan ke-17. Namun negara peringkat pertama dengan aset berbasis syariah terbesar adalah Iran. Dari sepuluh negara dengan market-share
100—termasuk Aljazair, Yaman, Tunisia, Palestina dan Bosnia-Herzegovina— Republik Islam Iran menjadi yang terbesar dengan aset lebih dari 150 miliar dolar
AS. Hal ini menarik karena Iran relatif bukan pelopor bagi industri keuangan
syariah dan baru melakukan revolusi di negaranya pada tahun 1979. Revolusinya ini tidak hanya meliputi sistem pemerintahan tapi juga sistem keuangan dan perbankan,
yakni merubah bentuk transform sistem konvensional menjadi syariah. Faktor pendukung dan hambatan yang dihadapi Iran dapat dijadikan pelajaran bagi Indonesia
dalam meningkatkan perkembangan industri perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti mengenai proses
perubahan sistam, pertumbuhan, dan perkembangan perbankan syariah di Republik Islam Iran yang dikomparasikan dengan Indonesia. Maka dari itu penelitian ini diberi
judul: Perbandingan Kondisi Perbankan Syariah di Republik Islam Iran dan Indonesia.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
a. Bagaimana proses transformasi perbankan di Iran dari konvensional
menjadi syariah?
6 b.
Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di Republik Islam Iran?
c. Bagaimana perbandingan kondisi perbankan syariah di Republik Islam
Iran dengan di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui proses transformasi perbankan syariah di Republik Islam Iran beserta faktor-faktornya.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah
di Republik Islam Iran. 3.
Untuk menganalisis perbandingan antara perbankan syariah di Republik Islam Iran dengan perbankan syariah di Indonesia.
Manfaat yang hendak didapat dalam penelitian ini adalah: 1.
Menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang ekonomi Islam dan perbankan syariah dari negara yang sudah menerapkan sistem syariah
penuh. 2.
Bermanfaat bagi praktik perbankan syariah di Indonesia, khususnya untuk merubah sistem perbankan konvensional menjadi syariah serta
dalam hal meningkatkan market-share. 3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal bagi penelitian serupa di masa datang.
7
D. Kajian Pustaka
Penelitian ini bukanlah jenis penelitian terdahulu yang dilanjutkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tetapi merupakan penelitian awal yang diangkat oleh
penulis karena belum ada yang mengangkat tema penelitian ini. Namun demikian terdapat penelitian terdahulu dengan tema ekonomi dan perbankan di luar negeri,
seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
No. Judul
Metodologi Kesimpulan
Perbedaan
1. Skripsi Khairul Anuar
bin Mohd Amin Khir, S1 Perbankan Syariah
UIN Jakarta, 2008, dengan
judul Kebijakan Moneter
dalam Ekonomi
Islam: Analisis
Kebijakan Mahathir Mohamad
dalam Mengatasi
Krisis Ekonomi Islam Tahun
1997-1998 Metode
penelitian yang
digunakan adalah pendekatan
kualitatif Kebijakan moneter
yang dibuat oleh Mahathir
dalam mengatasi
krisis moneter Malaysia
masih menggunakan suku
bunga yang jelas tidak
sejalan dengan
prinsip Islam.
Namun dalam
hal lain
seperti memperkuat
fondasi ekonomi
atau meningkatkan kesejahteraan jelas
tidak bertentangan bahkan
sesuai dengan Islam.
Peneliti tidak
memfokuskan pada kebijakan moneter
Republik Islam Iran aau
langkah- langkah
yang diambil
oleh penguasa
dalam mengatasi
krisis ekonomi,
langkah yang diambil dalam
merubah sistem
ekonomi
2. Skripsi Meisya Dwi
Putri, S1 Perbankan Syariah UIN Jakarta,
2008, dengan judul Peranan Perbankan
Syariah
dalam Menciptakan
Stabilitas Moneter di Sudan
. Metode
penelitian yang
digunakan adalah dengan
pendekatan kualitatif.
Setelah diterapkannya
sistem ekonomi
Islam, kondisi
perekonomian Sudan
semakin pulih
meski diwarnai
konflik. Sistem
ekonomi Islam
juga membantu Sudan
meningkatkan Peneliti
tidak memfokuskan
hanya pada kondisi perekonomian
namun juga proses transforma
sistem perbankan
dan undang-undangnya.
Selain itu
juga, peneliti
akan membandingkan
dengan kondisi di
8
pertumbuhan dan menstabilkan
ekonomi melalui
instrumen yang
sesuai syariah. Indonesia.
3. Skripsi Washfie Saal,
S1 Perbankan Syariah UIN Jakarta, 2009,
dengan judul Islamic Banking
in South
Africa, Problems and Solutions.
Metode penelitian
yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif.
Kemunculan perbankan syariah
di Mesir menjadi pemicu
lahirnya perbankan syariah
di Afrika Selatan. Kemunculan
Durban Based
Albaraka Bank
pada tahun 1989 meningkatkan
permintaan akses
perbankan syariah dari umat muslim.
Kurangnya standardisasi
hukum syariah dan hukum
positif menjadi
penghambat kemajuan
perbankan syariah di Afrika Selatan.
Peneliti tidak
hendak memberikan solusi
perbankan syariah di
Iran namun
membandingkannya dengan
kondisi perbankan syariah
di Indonesia,
sebagai bahan
rujukan pembelajaran
perkembangan perbankan syariah
tanah air.
Sementara penelitian ini akan mengkaji bagaimana proses perubahan bentuk dan sistem perbankan di Iran yang sebelumnya menerapkan sistem konvensional
dapat berubah menjadi syariah dengan market-share 100, pertumbuhan, dan perkembangannya disertai dengan faktor positif dan negatif yang mempengaruhinya,
dengan pembanding perbankan syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini penulis mengambil bahan referensi dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan judul skripsi, seperti buku, jurnal dan media lain yang berkaitan dengan teori ekonomi Islam, perbankan syariah dan khususnya perbankan
syariah di Iran seperti Islamic Banking and Finance: The Experience of Iran karya
9 S.H. Amin, Political Economy of Islam karya Saeed Mortazavi, Ph.D, jurnal IMF
dengan judul Islamic Banking: Experiences in the Islamic Republic of Iran and Pakistan
karya Mohsin Khan dan Abbas Mirakhor, Irans Economy Under the Islamic Republic
karya Amuzegar Jahangir dan lain-lain.
E. Kerangka Teori dan Konsep